Erick Thohir Ungkap Alasan Dukung Pembatasan Masa Jabatan Ketum PSSI

10 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ERick Thohir menegaskan komitmennya untuk membatasi masa jabatannya. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap wacana perubahan masa jabatan Ketum PSSI yang akan dibahas dalam Kongres PSSI pada 4 Juni mendatang.

Erick Thohir, yang ditemui wartawan di Jakarta Pusat, Selasa(29/4/2025), menekankan pentingnya batasan masa jabatan untuk menjaga prinsip demokrasi dalam organisasi sepak bola nasional.

Pernyataan tersebut disampaikan Erick Thohir menanggapi rencana perubahan masa jabatan Ketum PSSI yang diusulkan oleh Sekjen PSSI, Yunus Nusi. Meskipun beberapa negara memiliki aturan berbeda tentang masa jabatan pemimpin federasi sepak bola, Erick Thohir tetap berpegang pada prinsip demokrasi dan rotasi kepemimpinan.

Ia percaya bahwa organisasi yang sehat membutuhkan regenerasi kepemimpinan, bukan hanya didominasi oleh satu orang dalam jangka waktu yang lama.

"Di negara lain ada yang tanpa batasan. Kalau saya di alam demokrasi ini saya percaya harus ada pembatasan. Jangan sampai PSSI ini ketua umumnya itu-itu saja. Harus ada batasan. Sebuah organisasi yang baik itu ketua umumnya tidak seumur hidup," kata Erick Thohir.

Lebih lanjut, Erick Thohir menjelaskan bahwa meskipun statuta FIFA tidak secara eksplisit mewajibkan batasan masa jabatan, ia tetap meyakini pentingnya pembatasan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan PSSI dikelola secara transparan dan akuntabel, serta untuk mencegah potensi penyalahgunaan kekuasaan. Dengan membatasi masa jabatan, diharapkan akan muncul pemimpin-pemimpin baru dengan ide dan gagasan segar untuk memajukan sepak bola Indonesia.

Masa Jabatan Ketum PSSI: Batasan Demi Demokrasi

Statuta PSSI 2019, yang masih berlaku hingga saat ini, sebenarnya telah mengatur batasan masa jabatan Ketua Umum PSSI. Dalam Bab V Komite Eksekutif Pasal 38 Ayat 3 disebutkan bahwa maksimal jabatan Ketua Umum adalah tiga periode. Erick Thohir menegaskan kembali dukungannya terhadap aturan tersebut, menganggapnya sebagai langkah penting untuk menjaga integritas dan kredibilitas organisasi.

Meskipun mengakui adanya perbedaan aturan masa jabatan di berbagai negara, Erick Thohir menekankan bahwa statuta FIFA hanya menjadi landasan, bukan satu-satunya acuan. Ia mencontohkan sistem pemilihan di Korea Selatan, di mana ketua terpilih kemudian memilih anggota Exco. Menurutnya, hal tersebut tidak salah, tetapi ia tetap memilih untuk menerapkan prinsip demokrasi dan batasan masa jabatan di PSSI.

Sikap Erick Thohir ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa batasan masa jabatan penting untuk mencegah terjadinya oligarki dan memastikan regenerasi kepemimpinan yang sehat di PSSI. Dengan begitu, diharapkan sepak bola Indonesia dapat terus berkembang dan mencapai prestasi yang lebih gemilang di masa mendatang.

Menjaga Muruah Sepak Bola Indonesia

Erick Thohir juga menekankan pentingnya menjaga muruah sepak bola Indonesia. Menurutnya, dengan menerapkan prinsip demokrasi dan batasan masa jabatan, PSSI dapat menunjukkan komitmennya terhadap tata kelola yang baik dan transparan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan publik dan menarik investor yang dapat mendukung perkembangan sepak bola Indonesia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) tidak melarang adanya pembatasan masa jabatan. Namun, ia dan PSSI secara pribadi percaya bahwa prinsip demokrasi harus terus dijaga. Dengan demikian, pembatasan masa jabatan bukan hanya sekadar aturan, melainkan juga sebuah komitmen untuk membangun organisasi sepak bola yang lebih baik dan berkelanjutan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |