Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia berbalik arah dengan bergerak naik pada perdagangan hari Senin saat perburuan harga murah dimulai. Fokus pelaku pasar tertuju pada perkembangan perdagangan AS-China dan serangkaian data ekonomi yang bakal dirilis.
Mengutip CNBC, Selasa (29/4/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 3.338,28 per ons setelah turun 1,8% di awal perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,6% menjadi USD 3.349,6 per ons.
“Kami mulai melihat tanda-tanda pertama kelelahan aksi jual,” kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali. Ia menambahkan, risiko penurunan harga emas kembali terjadi sangat terbatas.
“Investor khususnya pedagang diskresioner atau dana makro telah sepenuhnya berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam tahap terakhir reli emas dan sebagai akibatnya, ada aktivitas penjualan dalam jumlah terbatas dan harga emas bergerak naik untuk mencerminkan hal itu," jelas dia.
Emas batangan yang menjadi instrumen investasi lindung nilai tradisional terhadap ketidakstabilan politik dan keuangan telah naik ke level tertinggi sepanjang masa di USD 3.500,05 per ons pada minggu lalu karena ketidakpastian yang meningkat.
Pernyataan Trump Vs China
Presiden AS Donald Trump mengatakan telah ada kemajuan perundingan dengan China mengenai tarif. Namun sebaliknya, Beijing justru membantah bahwa sudah ada pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung.
Menteri Keuangan Scott Bessent pada hari Minggu juga gagal untuk mendukung pernyataan Trump bahwa pembicaraan tarif dengan China sedang berlangsung.
"Sampai kita menyaksikan pola yang jelas dari titik tertinggi yang lebih rendah, titik terendah yang lebih rendah, dan perjanjian perdagangan yang kuat daripada kegaduhan politik dari pemerintahan Trump, prospek titik tertinggi baru untuk emas tidak dapat diabaikan," kata analis pasar City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.
Dalam jajak pendapat salah satu kantor berita ekonomi menyatakan bahwa sebagian besar ekonom memperkirakan akan adanya risiko tinggi bahwa ekonomi global akan tergelincir ke dalam resesi tahun ini.
Data yang akan dirilis minggu ini termasuk laporan lowongan kerja AS pada hari Selasa, Pengeluaran Konsumsi Pribadi pada hari Rabu, dan laporan penggajian nonpertanian pada hari Jumat. Pelaku pasar akan mengamati hal ini untuk mengukur dampak tarif terbaru terhadap ekonomi AS.
Prediksi Harga Emas di Akhir April 2025, Siap-Siap Ada Kejutan
Pekan keempat April 2025 menjadi salah satu minggu yang penuh gejolak bagi pasar logam mulia dan global, di tengah ketegangan perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden Trump. Harga emas, yang sempat mencatatkan rekor tertinggi baru, akhirnya mengalami tekanan jual besar-besaran.
Melansir Kitco News, Senin (28/4/2025), harga emas dunia di pasar spot mengawali minggu ini dengan harga USD 3.338,38 per ons. Dalam dua hari pertama perdagangan, logam mulia ini terus melonjak tanpa hambatan.
Harga emas sempat menyentuh USD 3.385 pada Minggu malam dan bahkan melonjak ke US 3.420 per ons saat pembukaan pasar Amerika Utara, meskipun volume perdagangan pada hari Senin Paskah cukup tipis.
Pasar Asia kemudian mengambil alih, mendorong harga emas spot dari UDS 3.417 menjadi rekor tertinggi sepanjang masa di USDS 3.500 per ons pada. Ini menjadi salah satu lonjakan satu hari paling impresif dalam sejarah pergerakan harga emas beberapa tahun terakhir.
Namun, reli tersebut tidak bertahan lama. Kombinasi aksi ambil untung (profit taking) dan pernyataan dari pemerintahan Trump yang melunak terkait perang dagang memicu tekanan jual besar-besaran.
Prediksi Pelaku Pasar
Survei Emas Mingguan Kitco News menunjukkan hanya sedikit analis industri dan pedagang ritel yang masih mempertahankan pandangan bullish terhadap emas setelah aksi jual tajam ini.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengakui tren jangka pendek saat ini cenderung menurun, meski faktor fundamental yang mendorong kenaikan emas ke USD 3.500 masih tetap ada.
"Kemungkinan lebih banyak konsesi dalam perang tarif AS-Tiongkok, serta meningkatnya kekhawatiran tentang resesi, akan menekan emas dalam waktu dekat, jadi TURUN untuk minggu depan," kata Day dikutip dari Kitco News.
Sebaliknya, Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, melihat potensi rebound.
"Naik, aksi ambil untung berjalan lancar minggu ini, dan emas mulai merangkak naik lagi ke level tertinggi baru-baru ini mendekati USD 3.500 minggu depan. Pelemahan dolar AS, ketidakpastian atas geopolitik, tarif, dan Fed semuanya berkontribusi untuk memberi angin pada emas minggu mendatang,” ujar Checkan.
Volatilitas Emas
Sementara itu, Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Options, memberikan analisa mendalam soal volatilitas emas baru-baru ini. Menurutnya, kenaikan USD 500 pada emas terjadi secepat kilat.
Grady mengingatkan pentingnya memperhatikan volume dan minat terbuka dalam perdagangan. Ia mengatakan, meskipun terjadi lonjakan harga, tidak ada peningkatan margin yang signifikan, yang mengindikasikan banyak spekulan lemah ikut terlibat.
“Saya pikir banyak spekulan masuk, mereka melihat pasar, ‘Hei, harganya naik setiap pagi! Saya bangun, harganya naik seratus dolar. Saya akan ambil posisi beli dan mulai memperdagangkannya. Saya pikir itulah sebabnya kita melihat penurunan dramatis ini,” jelasnya.
Grady memperkirakan level support kuat untuk emas berada di sekitar USD 3.000. Untuk pekan depan, Grady memperkirakan harga emas akan bergerak stabil di sekitar level saat ini, sambil menunggu perkembangan positif dari negosiasi perdagangan internasional.
Hasil Survey Kitco
Pada pekan keempat April 2025, 13 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan mayoritas Wall Street kini bersikap pesimis terhadap logam mulia tersebut.
Enam pakar, atau 46%, memperkirakan harga emas akan naik selama pekan terakhir April 2025, sementara tujuh analis, yang mewakili 54% sisanya, memperkirakan harga logam kuning akan turun. Tidak ada yang memperkirakan emas akan stabil minggu depan.
Sementara itu, 316 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan Main Street juga mengabaikan bias bullish yang telah berlangsung lama. 152 pedagang eceran, atau 48%, memperkirakan harga emas akan naik lebih tinggi minggu depan, sementara 92 lainnya, atau 29%, memperkirakan emas akan diperdagangkan lebih rendah. Sebanyak 72 investor yang tersisa, yang mewakili 23% dari total, memperkirakan harga akan berkonsolidasi selama minggu depan.
Sentimen Sepekan
Setelah minggu yang relatif lambat untuk indikator, data ketenagakerjaan AS akan menjadi pusat perhatian minggu depan, dengan rilis lowongan pekerjaan JOLTS pada hari Selasa, data ketenagakerjaan ADP pada Rabu, dan klaim pengangguran mingguan pada Kamis dan berpuncak dengan laporan penggajian nonpertanian April pada Jumat pagi.
Pasar juga akan memperhatikan Pemilihan Federal Kanada pada hari Senin, Kepercayaan Konsumen AS pada hari Selasa, PDB Q1 Lanjutan AS, Penjualan Rumah Tertunda, dan pertemuan kebijakan moneter Bank Jepang pada Rabu, dan PMI Manufaktur ISM pada hari Kamis.