Harga Emas Melambung, Bank Sentral Mulai Andalkan Produksi Domestik

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Bank-bank sentral di berbagai negara kini semakin gencar menambah cadangan emas. Salah satu caranya adalah dengan membeli langsung dari tambang-tambang emas di dalam negeri.

Menurut para ahli langkah ini dinilai lebih hemat biaya. Selain itu, memperoleh emas langsung dari tambang lokal tidak hanya membantu memperkuat cadangan nasional tanpa menguras devisa asing, tetapi juga mendukung industri tambang domestik. Demikian mengutip dari CNBC, Rabu (16/7/2025).

Dewan Emas Dunia mencatat negara-negara yakni Filipina dan Ekuador telah menjalankan strategi ini selama bertahun-tahun. Kini, semakin banyak bank sentral di negara yang memiliki akses ke tambang emas lokal mulai mengikuti jejak tersebut baik dengan memulai, meningkatkan, atau mempertimbangkan pembelian emas secara langsung di dalam negeri.

Dalam survei terbaru World Gold Council (WGC), 19 dari 36 responden yang merupakan bank sentral mengaku membeli emas langsung dari penambang emas domestik skala kecil dan artisanal, menggunakan mata uang lokal. Sementara itu, empat bank sentral lainnya menyatakan sedang mempertimbangkan untuk melakukan hal serupa.

Angka ini menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan tahun lalu, ketika hanya sekitar 14 dari 57 bank sentral melaporkan melakukan pembelian langsung dari sumber domestik.

"Salah satu tren yang kami amati adalah beberapa bank sentral, terutama di Afrika dan Amerika Latin, mulai membeli emas langsung dari tambang emas domestik berskala kecil, yang jumlahnya semakin banyak karena harganya yang lebih tinggi,” ujar Kepala Bank Sentral Global di WGC, Shaokai Fan.

Bank sentral di sejumlah negara seperti Kolombia, Tanzania, Ghana, Zambia, Mongolia, dan Filipina kini mengandalkan emas hasil tambang dalam negeri untuk memperkuat cadangan mereka, menurut keterangan dari badan industri terkait.

Pembelian Emas Sejumlah Negara

Di Ghana, Dewan Emas yang merupakan lembaga negara yang mewakili Bank Ghana dalam pembelian emas dilaporkan telah mencapai kesepakatan dengan beberapa perusahaan tambang pada April lalu untuk membeli 20 persen dari produksi emas mereka, menurut laporan Reuters.

Sementara itu, pada September tahun lalu, otoritas pertambangan Tanzania mewajibkan seluruh eksportir emas bagi penambang maupun pedagang untuk menyisihkan minimal 20 persen dari produksinya untuk dijual ke bank sentral.

“Bisa dibilang lebih murah daripada membeli emas di pasar internasional, karena banyak bank sentral membeli emas dengan harga sedikit lebih rendah dari harga internasional,” kata Fan dari WGC.

Secara tradisional, bank sentral memperoleh emas melalui pasar bebas global yang umumnya terpusat di London. Di pasar ini, emas diperdagangkan melalui bank-bank besar dengan harga yang ditetapkan dalam dolar Amerika Serikat (AS), euro, atau poundsterling.

Biasanya, pembelian dilakukan dalam bentuk batangan emas London Good Delivery (LGD) yang memiliki tingkat kemurnian tinggi dan memenuhi standar perdagangan internasional. Emas tersebut kemudian disimpan di brankas berkualitas tinggi, seperti milik Bank of England.

Lonjakan harga emas dan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik menjadi alasan wajar bagi bank sentral di negara-negara produsen untuk mengandalkan produksi domestik, ujar direktur riset di perusahaan investasi emas BullionVault, Adrian Ash.

Harga Emas

Saat ini, harga emas terus mencetak rekor baru di tengah ketidakpastian geopolitik global dan menurunnya kepercayaan terhadap aset safe haven tradisional lainnya. Harga emas spot tercatat diperdagangkan dengan harga USD 3.328,3 atau sekitar Rp 265.869,33 (estimasi kurs Rp 16.000 per USD) per ons yang berarti mengalami kenaikan hampir 27 persen sejak awal tahun, menurut data dari LSEG.

Dengan membeli emas dari tambang dalam negeri, bank sentral dapat menghemat biaya perbankan, perantara, hingga ongkos pengiriman.

Namun, untuk mencapai standar LGD yang merupakan standar internasional de facto bagi emas batangan besar negara-negara tetap harus membayar biaya pemrosesan dan pemurnian.

Adrian Ash menuturkan, jika tidak memiliki fasilitas pemurnian LGD di dalam negeri, proses ini harus dilakukan di luar negeri, yang tentu menambah beban biaya.

Sebaliknya, bank sentral yang membeli emas dari tambang lokal dan memiliki kapasitas pemurnian LGD di dalam negeri dapat menghindari biaya tambahan tersebut.

Contohnya, bank sentral Filipina telah memiliki fasilitas penyulingan LGD bersertifikasi. Kazakhstan juga memiliki dua penyuling emas yang diakui oleh London Bullion Market Association (LBMA). Sementara Rusia sebelumnya memiliki tujuh penyuling, meskipun saat ini aksesnya ditangguhkan sejak invasi ke Ukraina pada 2022.

Di sisi lain, negara-negara seperti Ghana dan Zambia yang belum memiliki penyuling LGD domestik masih harus mengandalkan fasilitas pemurnian eksternal yang pada akhirnya mengurangi sebagian penghematan dari pembelian lokal.

Strategi Cadangan

Salah satu pendorong kuat lain bagi bank sentral untuk membeli emas dari dalam negeri adalah fleksibilitas moneter.

Pembelian emas di pasar internasional umumnya memerlukan dolar AS yang juga merupakan bagian dari cadangan devisa. Artinya, bank sentral harus menukar satu bentuk cadangan dengan yang lain. Sebaliknya, jika pembelian dilakukan di dalam negeri menggunakan mata uang lokal, mereka dapat menambah cadangan emas tanpa mengurangi cadangan devisa asing.

“Anda dapat menumbuhkan cadangan Anda menggunakan mata uang lokal dan karena itu tidak mengorbankan aset cadangan lain untuk menumbuhkan cadangan emas Anda,” kata Fan dari WGC.

Di tengah meningkatnya utang global, ketegangan perdagangan, dan risiko geopolitik, bank-bank sentral berupaya memperkuat cadangan devisa mereka guna menghadapi potensi guncangan keuangan. Semakin beragam bentuk cadangan yang dimiliki, semakin besar ruang gerak untuk mengelola krisis jika sewaktu-waktu terjadi.

Menurut survei World Gold Council (WGC), sekitar 95 persen dari 73 bank sentral yang disurvei memperkirakan bahwa cadangan emas global akan terus meningkat dalam 12 bulan ke depan.

Di masa lalu, jika bank sentral ingin membeli emas, mereka cenderung melakukannya melalui pasar internasional, jelas Fan. “Namun, jika suatu negara memiliki produksi emas lokal, kini banyak bank sentral mulai berpikir: mungkin kita bisa memanfaatkan produksi dalam negeri ini untuk menambah cadangan,” tambahnya.

Mendukung Industri Lokal

Dukungan terhadap sektor pertambangan domestik dan masyarakat setempat juga menjadi salah satu alasan utama bank sentral membeli emas dari tambang lokal. Di beberapa negara, permintaan emas tergolong rendah, sehingga bank sentral diberi insentif untuk membantu menjaga keberlangsungan industri tambang.

"Langkah ini, pada akhirnya, turut mendorong penciptaan lapangan kerja," ujar Kepala Riset dan Strategi Logam di MKS PAMP,Nicky Shiels.

Meski begitu pembelian emas dari tambang lokal juga mengandung risiko, ujar Nicky Shiels.

Dia menuturkan, transaksi melalui pasar internasional yang umumnya dilakukan lewat bank-bank bullion ternama memberikan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dan membantu meminimalkan risiko reputasi bagi bank sentral.

Sebaliknya, sebagian besar emas yang dibeli secara domestik berasal dari pertambangan skala kecil dan artisanal (ASGM), yang kerap dikaitkan dengan praktik ketenagakerjaan yang buruk, kerusakan lingkungan, hingga penyelundupan ilegal.

Namun, menurut Fan dari World Gold Council, bisa juga dikatakan bahwa bank sentral dengan kredibilitas institusional dan kekuatan finansial yang dimilikinya berada dalam posisi yang strategis untuk membantu memformalkan dan membersihkan rantai pasokan emas tersebut.

“Bank sentral dapat memanfaatkan daya beli mereka yang besar untuk memberikan manfaat bagi para penambang skala kecil dan artisanal ini,” ujarnya.

“Memiliki pembeli yang kredibel dan berskala besar seperti bank sentral memberi penambang skala kecil saluran yang legal dan adil untuk menjual emas mereka,” kata Fan. “Hal itu tidak hanya mengalihkan aliran dana dari jaringan kriminal tetapi juga meningkatkan ketertelusuran dan akuntabilitas.”

“Itulah tepatnya cara kami menggambarkannya menang-menang.”

Read Entire Article
Bisnis | Football |