Liputan6.com, Jakarta Pembagian pot undian Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sempat menimbulkan polemik di kalangan pengamat dan penggemar sepak bola, khususnya sepak bola Irak.
Pasalnya, pada Juli 2025, ranking FIFA terbaru menempatkan Irak di peringkat 58, mengungguli Arab Saudi yang ada di posisi 59 dunia. Secara logika, seharusnya Irak yang masuk Pot 1 bersama Qatar, bukan Arab Saudi.
Namun, AFC secara resmi tetap menempatkan Arab Saudi di Pot 1, bersama Qatar, sementara Irak harus puas di Pot 2. Keputusan ini memicu kritik, terutama dari pihak Irak yang merasa dirugikan.
AFC Pakai Ranking FIFA Versi Khusus, Bukan Terbaru
Berikut adalah ranking FIFA terbaru per Juli 2025 untuk tim-tim peserta Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia:
- Qatar - 53
- Irak - 58
- Arab Saudi - 59
- Uni Emirat Arab - 65
- Oman - 79
- Indonesia - 118
Dan berikut adalah pembagian pot untuk drawing besok, 17 Juli 2025:
- Pot 1: Qatar, Arab Saudi
- Pot 2: Irak, Uni Emirat Arab
- Pot 3: Oman, Indonesia
Anehnya, AFC secara tegas menyatakan bahwa pembagian pot undian ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 didasarkan pada ranking FIFA khusus untuk negara Asia per 13 Juni 2025, bukan ranking terbaru Juli 2025.
Pada periode tersebut, Arab Saudi masih lebih tinggi dari Irak, sehingga layak menempati Pot 1. Keputusan ini dianggap kontroversial karena ranking FIFA Juli 2025 sudah terbit sebelum undian digelar, dan secara resmi Irak sudah menyalip Arab Saudi.
AFC sendiri beralasan bahwa mereka sudah menetapkan cut-off date sejak awal, dan perubahan ranking setelah tanggal tersebut tidak memengaruhi pembagian pot. Namun, kritik tetap mengalir, karena banyak pihak menilai AFC seharusnya mengikuti perkembangan terbaru.
Polemik dan Kritik: AFC Dituding Memuluskan Jalan Tuan Rumah
Keputusan AFC memicu kecurigaan dari berbagai pihak, terutama dari Irak. Apalagi, kedua tim yang masuk Pot 1, yaitu Qatar dan Arab Saudi, juga mendapatkan keunggulan bermain kandang.
Kedua negara ini memang sudah ditunjuk sebagai tuan rumah sentral untuk pertandingan ronde keempat, dan pembagian pot ini dinilai menguntungkan posisi mereka, merugikan tim-tim lain.
Ada dugaan kuat bahwa keputusan AFC berdasarkan pertimbangan politis dan kepentingan tuan rumah. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa AFC tidak mendengarkan protes Irak dan Indonesia terkait pemilihan venue.