LPEI dan KBRI Den Haag Luncurkan Panduan Ekspor Indonesia ke Belanda

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag - Kerajaan Belanda meluncurkan buku berjudul Road to Rotterdam. Buku ini disusun oleh Economist LPEI dan Fungsi Ekonomi KBRI Den Haag, yang berisikan peluang dan tantangan ekspor ke pasar Belanda.

Ketua Dewan Direktur merangkap Plt Direktur Eksekutif LPEI Sukatmo Padmosukarso menjelaskan, buku ini disusun di tengah urgensi untuk menyesuaikan strategi ekspor. Sebagaimana diketahui, perekonomian global diwarnai ketidakpastian yang semakin tinggi akibat perang tarif.

"Sehingga perlu upaya-upaya untuk memperluas pasar ekspor diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar Amerika Serikat (AS). Dalam kaitan ini, Belanda menjadi salah satu pasar yang kita sasar bersama” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (16/5/2025).

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda H.E. Mayerfas menegaskan pentingnya peran Belanda sebagai mitra dagang strategis Indonesia. Ia menyebutkan ekspor Indonesia ke Belanda mengalami peningkatan hingga double digit pada 2024.

Secara konektivitas, 80% ekspor Indonesia ke Eropa masuk melalui Pelabuhan Rotterdam, pelabuhan terbesar di Eropa dan salah satu yang tersibuk di dunia.

“Kolaborasi antara LPEI dan KBRI Den Haag dapat menjadi referensi praktis dan memperkuat dukungan bagi eksportir untuk lebih berani melangkah ke pasar global, khususnya melalui Belanda sebagai gerbang Eropa,” kata Mayerfas.

Risiko Rendah

Senior Economist LPEI Donda Sarah Hutabarat menjelaskan, Belanda memiliki posisi yang strategis karena merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia. Dari sisi produk, beberapa produk yang saat ini terfokus ke pasar AS seperti Pakaian Jadi, Alas Kaki, Ban Pneumatik, dan Produk Kimia sebetulnya memiliki peluang untuk masuk ke pasar Eropa melalui Rotterdam (Belanda), mengingat potensi tingginya permintaan (demand) untuk produk - produk tersebut di kawasan.

Selain itu, Belanda menjadi target pasar yang menarik, karena memiliki profil risiko yang relatif rendah, ditopang oleh faktor-faktor berikut:

  • Permintaan di dalam negeri yang baik
  • Inflasi yang perlahan melandai
  • Kekuatan mata uang Euro
  • Sovereign credit yang terjaga di level AAA oleh seluruh lembaga pemeringkat internasional
  • Risiko kegagalan bayar perusahaan Belanda yang relatif rendah.

Ekspor Indonesia ke Belanda

Pada tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke Belanda mencapai USD 4,71 miliar, meningkat signifikan sebesar 21,72% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Kenaikan ini didorong oleh kenaikan ekspor sejumlah komoditas, antara lain Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (naik 22,39% yoy), Alas Kaki (naik 45,76% yoy), Mesin dan Perlengkapan Elektrik (naik 13,55% yoy), Besi dan Baja (naik 298,04% yoy), serta Kayu dan Barang dari Kayu (naik 8,55% yoy).

Sementara itu, komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Belanda sepanjang tahun 2024 meliputi Lemak dan Minyak Hewani/Nabati — khususnya Minyak Kelapa dan Minyak Sawit — yang menyumbang 14,26% dari total ekspor. Selain itu, Produk Kimia (13,23%), Alas Kaki (12,47%), Bahan Kimia Organik (7,10%), serta Ampas dan Sisa Industri Makanan (6,74%) juga menjadi kontributor penting dalam struktur ekspor Indonesia ke Belanda.

Read Entire Article
Bisnis | Football |