Liputan6.com, Jakarta Suara sorak-sorai menggema di ruang ganti Nottingham Forest saat Chelsea memastikan tiket ke Liga Champions. Enzo Maresca masuk dengan wajah tegas, mengingatkan para pemain bahwa musim ini adalah bukti mereka bisa menepis segala keraguan.
Dengan rata-rata usia termuda di Premier League, Chelsea finis di posisi keempat—prestasi terbaik sejak era Todd Boehly dimulai. Kemenangan 1-0 atas Forest di pekan terakhir Premier League 2024/2025 menjadi klimaks dari perjalanan berliku yang penuh pelajaran.
Bagaimana Maresca mengubah tim muda ini menjadi kompetitor serius? Mari kita telusuri momen-momen kunci di balik kesuksesan mereka.
Awal yang Tak Mulus
Musim ini dimulai dengan tanda tanya besar. Hasil buruk di laga uji coba dan kekalahan 0-2 dari Manchester City di pekan pertama membuat skeptisisme makin menjadi.
Maresca butuh waktu untuk menemukan formasi ideal. Baru pada kemenangan 6-2 atas Wolverhampton, Chelsea mulai menunjukkan identitas permainan: Cepat, mengalir, dan mematikan di serangan balik.
Cole Palmer menjadi otak serangan, sementara Noni Madueke mencetak hattrick dalam 14 menit—pertanda bahwa proyek Maresca mulai berbuah.
Momentum Emas dan Masalah yang Muncul
Pada Desember 2024, Chelsea sempat menjadi penantang terdekat Liverpool. Mereka mencetak 12 gol dalam tiga laga beruntun, termasuk kemenangan dramatis atas Tottenham.
Namun, cedera kunci seperti Wesley Fofana dan Nicolas Jackson mengganggu ritme tim. Tanpa target man di depan, permainan Chelsea kehilangan ketajaman.
Kritik pun mengalir deras, terutama saat tim hanya menang tiga kali dalam 12 pertandingan antara Desember-Februari.
Krisis Chelsea dan Bangkit Kembali
Kekalahan memalukan dari Brighton dua kali dalam seminggu menjadi titik nadir. Fans mulai kehilangan kesabaran, bahkan beberapa memprotes kepemilikan klub.
Maresca merespons dengan perubahan taktis. Marc Cucurella lebih sering maju, Pedro Neto diposisikan sebagai striker dadakan, dan Reece James diandalkan sebagai pemimpin.
Hasilnya? Lima kemenangan dalam enam laga terakhir, termasuk drama akhir musik di Nottingham Forest yang mengantarkan mereka ke Liga Champions.
Kunci Kesuksesan Maresca
Fleksibilitas taktik menjadi senjata utama. Ketika skema awal tak berhasil, Maresca tak ragu berimprovisasi—seperti memanfaatkan Cucurella sebagai penyelamat di lini serang.
Mental pemain juga diuji. Pertemuan khusus digelar untuk menyatukan visi, sementara senior seperti James mengambil peran lebih besar di belakang layar.
Yang terpenting, Maresca tak pernah goyah dengan filosofinya. "Ini bukan soal usia, tapi mentalitas," tegasnya.
Menuju Trofi Conference League
Kualifikasi Liga Champions adalah pencapaian besar, tapi Chelsea masih punya pekerjaan rumah. Mereka butuh striker kelas dunia dan pemain sayap yang lebih konsisten.
Final Conference League melawan Real Betis menjadi ujian terakhir musim ini. Kemenangan akan menjadi modal berharga untuk musim depan.
Satu hal yang pasti: Maresca telah membuktikan bahwa proyek muda Chelsea berada di jalur yang tepat.