Panen Perdana Lumbung Pangan Wanam, Habis Gelap Terbitlah Terang

8 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Momen bersejarah terjadi di Kampung Wanam, Papua Selatan, saat panen perdana padi di lahan cetak sawah demplot dilangsungkan. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai unsur masyarakat, TNI, hingga perwakilan swasta yang menunjukkan semangat tinggi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Dipimpin langsung oleh Kepala Kampung Wanam sebagai inspektur upacara, panen ini sekaligus menepis anggapan bahwa lahan Wanam tidak cocok untuk pertanian. Justru sebaliknya, hasil mencapai 2,5–2,8 ton per hektare, meskipun baru menggunakan metode tanam sederhana (hambur) tanpa teknologi modern.

Kepala Kampung Wanam Petrus Kahol bersyukur dengan panen perdana lumbung pangan Wanam. Ia menuturkan bahwa panen perdana lumbung pangan Wanam seperti pribahasa yakni habis gelap terbitlah terang.

"Panen perdana lumbung pangan Wanam seperti pribahasa habis gelap terbitlah terang. Kita buktikan bahwa Wanam sangat cocok untuk pertanian, terutama padi," jelas dia.

Senada, Kepala Satgas Ketahanan Pangan Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani menuturkan berdasarkan hasil survei tanah dan air, wilayah Wanam sangat cocok untuk pertanian.

Varietas Inpara

Padi yang ditanam sebulan lalu menggunakan varietas Inpara, varietas khusus padi rawa, telah menunjukkan pertumbuhan optimal, meski dirawat tanpa pupuk, pestisida, atau teknologi berat.

“Masyarakat Wanam dulunya berburu, sekarang kita edukasi pelan-pelan agar beralih ke bertani. Kita mulai dari yang paling sederhana agar mereka tidak kesulitan menerima ilmu baru,” jelasnya.

Acara panen perdana berlangsung aman, tertib, dan lancar. Keberhasilan panen ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Wanam mendukung Program Strategis Nasional (PSN) di bidang ketahanan pangan.

"Hal, ini menegaskan potensi besar lahan Wanam sebagai lumbung padi baru di tanah Papua," tegas dia.

Wamentan Buka-Bukaan Alasan TNI-Polri Ikut Garap Lahan Sawah

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan alasan membawa aparat TNI dan Polri dalam ekosistem pertanian. Salah satunya untuk mengawal peningkatan produksi di sawah padi dan jagung.

Dia mengatakan, masuknya aparat itu dimulai ketika Kementerian Pertanian meneken nota kesepahaman (MoU) dengan TNI dan Polri.

"Orang menyampaikan apa kompetensinya TNI dalam menanam padi. Apa kompetensinya Polri dalam menanam jagung? Jadi Kementerian Pertanian (menandatangani) MoU dengan TNI untuk pengawasan pengelolaan dan mendorong produktivitas beras kita," ungkap Wamentan Sudaryono dalam Launching Agrinas Pangan Nusantara, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

"Bukan berarti tentara yang tadinya harus latihan untuk perang, kemudian ganti profesi jadi petani, keliru!," sambungnya.

Membantu Penyuluh Pertanian

Dia menegaskan kembali, tentara yang ikut terjun tersebut tidak serta merta beralih profesi menjadi petani. Melainkan, membantu dalam mengantarkan penyuluh pertanian untuk memberikan edukasi kepada petani di lahan yang digarap.

"Jadi kalau orang Papua, kemudian menanam padi, ada tentaranya. Bukan berarti yang ngajarin tentara, bukan. Yang ngajari adalah penyeluruh pertanian, tentara hadir untuk menyemangati, mendorong, dan mengawal dari produksi padi kita," jelas dia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |