Sri Mulyani Soroti Minimnya Orang Indonesia di Islamic Development Bank

10 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyoroti soal keterlibatan Indonesia dalam Islamic Development Bank (IsDB). Sri Mulyani menuturkan, meski merupakan pemegang saham terbesar ketiga IsDB, Indonesia belum memiliki perwakilan di level pimpinan tertinggi institusi tersebut. 

Sri Mulyani menyebut hal ini sebagai pekerjaan rumah besar, terutama terkait penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di panggung internasional.

“Tidak ada satu pun Vice President dari Islamic Development Bank dari Indonesia, yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia. Tidak ada di dalam senior management profesional yang menonjol. Saya selalu menyampaikan bahwa banyak tantangan kita dan ini harus menjadi PR bagi kita” kata Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi Islam, Kamis (15/5/2025).

Kepemilikan Saham

Sri Mulyani menjelaskan peningkatan porsi kepemilikan saham Indonesia di IsDB  adalah bagian termudah, karena hanya memerlukan kontribusi modal.

Tantangan sebenarnya, menurutnya, adalah bagaimana SDM Indonesia bisa berkiprah dan diakui dalam manajemen senior di lembaga keuangan syariah multilateral tersebut.

“Kita mungkin bisa mengambil peranan sebagai shareholder, tapi belum tentu kita bisa menjadi pengelola yang membesarkan institusi,” ujar Menkeu.

Bandingkan Negara Lain

Ia membandingkan dengan negara-negara lain seperti Pakistan, India, dan Nigeria yang berhasil menempatkan warganya dalam posisi penting di IsDB, meskipun bukan pemegang saham mayoritas.

Sri Mulyani menyebut ini sebagai refleksi penting, terutama dalam hal kompetensi, jejaring internasional, dan kesiapan berbahasa asing.

Ia berharap sinergi antara akademisi, birokrat, dan praktisi ekonomi Islam Indonesia bisa diperkuat agar mampu menembus struktur kepemimpinan global, sekaligus mewujudkan cita-cita menjadikan ekonomi Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat.

Indonesia Belum jadi Pemain Utama di Industri Halal Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya dukungan kebijakan dan regulasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia.

Menurutnya, potensi industri halal sangat besar, namun masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kebutuhan insentif hingga keterbatasan visibilitas Indonesia di kancah global.

“Industri halal jangan menjadi beban tambahan, tapi dia menjadi sebuah assurance,” ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Islam, Kamis (15/5/2025)

Sri Mulyani menyebut pembangunan kawasan industri berbasis halal masih menemui kendala, salah satunya terkait permintaan insentif fiskal dan non-fiskal.

Di sisi lain, ia menyoroti pentingnya optimalisasi aset negara, termasuk tanah dan bangunan yang menganggur (idle), agar bisa dikembangkan menjadi aset produktif dalam kerangka prinsip keuangan syariah.

“Aset-aset nyata seperti tanah atau bangunan dalam prinsip syariah bisa menjadi underlying aset yang mudah distrukturkan. Ini penting untuk mendorong volume dan likuiditas,” jelasnya.

Sri Mulyani juga menekankan perlunya kehadiran Indonesia secara aktif di forum-forum internasional. Meskipun menjadi negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia dinilainya masih kurang terlihat dalam panggung ekonomi Islam global. 

Read Entire Article
Bisnis | Football |