PBSI Bidik Hasil Optimal di Kumamoto Masters dan Australia Open

3 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menargetkan capaian optimal pada dua turnamen yang merupakan rangkaian BWF World Tour Super 500, yaitu Kumamoto Masters 2025 dan Australia Open 2025.

Kumamoto Masters berlangsung di Kumamoto Prefectural Gymnasium, 11-16 November. Sedangkan Australia Open dimainkan di Sydney Olympic Park, 18-23 November.

Kabid Binpres PBSI Eng Hian mengatakan kedua ajang tersebut menjadi momentum penting bagi atlet pelatnas untuk mengumpulkan poin peringkat BWF. Selain itu, sekaligus menguji konsistensi performa mereka.

PBSI menurunkan kombinasi pemain senior dan muda pada kedua turnamen itu. Ini untuk memastikan pola regenerasi berjalan efektif dan seimbang serta memberikan kesempatan bertanding bagi atlet muda yang tengah menunjukkan progres positif.

"Untuk Kumamoto Masters, saya menginginkan Alwi, Ubed, dan Dhinda bisa memperlihatkan performa terbaiknya dan mengalahkan pemain unggulan. Sementara untuk Grego dan Apri/Fadia. saya berharap mereka bisa comeback dengan permainan terbaik mereka seperti sebelumnya," kata Eng Hian.

"Intinya saya ingin melihat bagaimana kesiapan mereka dalam menghadapi tekanan dan mempertahankan performa mereka di level super 500 ini. Semoga mereka bisa tampil all out dan mengumpulkan poin rangking BWF sebanyak mungkin."

Robot ini bisa menjadi lawan dalam bermain bulu tangkis. Robot yang dibekali AI ini juga bisa bergerak hampir setangkas manusia.

Fajar/Fikri Ditargetkan Juara

Sementara untuk Australia Open, Eng Hian menegaskan target untuk tim Indonesia adalah merebut gelar juara melalui sektor tunggal putra dan ganda putra. Kedua sektor itu selama ini menjadi andalan utama Indonesia di berbagai turnamen international.

Dengan kondisi pemain yang semakin solid dan performa yang cukup konsisten dalam beberapa turnamen terakhir, peluang untuk menjadi juara cukup terbuka. "Saya berharap Fajar/Fikri bisa menjadi juara di Australia Open ini setelah tiga kali beruntun menjadi runner up di Korea Open, Denmark Open, French Open dan di turnamen terakhir terhenti di babak quarter final Hylo Open," ucap Eng Hian.

"Hasil di Australia Open ini menjadi sangat penting bagi Fajar/Fikri untuk bisa mengikuti World Tour Final yang akan berlangsung Desember mendatang," ungkap Eng Hian.

"Tadinya kami juga mendaftarkan Fajar/Fikri ke Kumamoto Masters. Tetapi, karena terkendala proses pembuatan visa Jepang yang memakan waktu lama, maka untuk program pemberangkatan pemain kami sesuaikan dengan membagi ke dalam dua turnamen yaitu Hylo Open dan Kumamoto Masters,” papar Eng Hian.

Visa Khusus

Kabid Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto mengatakan untuk saat ini peraturan yang diterapkan untuk para pemain, pelatih, fisioterapis, dan dokter yang akan mengikuti/menghadiri sebuah turnamen di Jepang harus menggunakan visa khusus yaitu visa entertainer. Proses pembuatan visa ini berkisar antara 2-6 minggu.

"Awalnya kita harus mendapatkan Certificate of Eligibility (COE) dari pemerintah Jepang yang akan memakan waktu 2-3 minggu. Setelah mendapat approval COE barulah kita bisa mengajukan visa entertainer yang setidaknya membutuhkan waktu 2 minggu lagi untuk visa entertainer tersebut selesai diproses. Oleh karena itu, para pemain kita yang berlaga di Hylo Open tidak bisa berlaga di Kumamoto Masters karena terbentur proses ini," jelas Rudy.

Read Entire Article
Bisnis | Football |