Peminjaman Nicolas Jackson yang Rugikan Chelsea: Analisis Transfer, Nilai Pasar, dan Risiko Kontrak Panjang

Liputan6.com, Jakarta Chelsea kini berada dalam posisi finansial yang rumit setelah keputusan meminjamkan Nicolas Jackson ke Bayern Munchen pada akhir bursa transfer musim panas. Keputusan ini awalnya dianggap strategis, tetapi kenyataannya justru membawa tekanan besar terhadap neraca keuangan klub. Situasinya semakin kompleks karena sang pemain tidak ingin memutus masa peminjamannya lebih cepat.

Jackson dipinjamkan dengan harapan bisa menjadi pelapis Harry Kane, tetapi kontribusinya masih jauh dari ekspektasi. Ia baru tampil 420 menit sepanjang musim bersama tim asuhan Vincent Kompany, mencetak tiga gol dengan dua di antaranya terjadi pada kemenangan besar di Liga Champions. Minimnya dampak nyata di Bundesliga membuat masa depannya semakin tidak jelas.

Pada saat kesepakatan dibuat, laporan dari Sky Sports mengatakan bahwa Bayern Munchen memiliki kewajiban membeli Jackson senilai sekitar €80 juta (sekitar Rp1,32 triliun), termasuk biaya peminjaman sebesar €16 juta (sekitar Rp265 miliar). Akan tetapi, klausul pembelian itu membutuhkan jumlah penampilan yang dianggap mustahil terpenuhi.

Laporan dari Bild mengatakan bahwa klausul kewajiban pembelian akan aktif hanya jika Jackson mencapai jumlah penampilan yang “sangat, sangat tinggi”. Hal ini membuat kemungkinan transfer permanen menjadi sangat kecil. Striker 24 tahun Senegal tersebut kemungkinan besar tetap bertahan hingga akhir musim, tetapi hal itu tidak memberikan keuntungan apa pun bagi Chelsea.

Di sisi lain, nilai pasar Jackson terus menurun sejak tiba di Jerman. Ia sebelumnya memiliki estimasi nilai transfer €65 juta (sekitar Rp1,07 triliun), tetapi kini turun menjadi €53,5 juta (sekitar Rp883 miliar). Penurunan nilai ini hampir menghapus nilai biaya peminjaman €16 juta yang dibayarkan Bayern Munchen kepada The Blues.

Masalah semakin berat karena selama Harry Kane terus berada di performa terbaik, peluang Jackson bermain dalam laga penting akan semakin minim. Setiap menit yang hilang membuat harga jualnya melemah dan memicu kerugian finansial berkelanjutan.

Chelsea menghadapi dilema besar menjelang musim panas mendatang. Pelatih Enzo Maresca tampaknya tidak memasukkan Jackson dalam rencana jangka panjang, tetapi klub juga akan menghadapi kesulitan besar untuk melepasnya dengan harga wajar. Dua klub besar dalam kurun waktu singkat telah menurunkan reputasinya sehingga menambah keraguan calon pembeli.

Situasi makin berat karena Jackson masih terikat kontrak hingga 2033. Durasi tersebut membuat klub pembeli memiliki posisi negosiasi yang kuat, sedangkan Chelsea harus menerima bahwa mereka berada di sisi yang lemah. Situasi ini berpotensi membuat harga jual turun lebih jauh, atau bahkan mencari solusi berupa peminjaman kembali dengan subsidi gaji.

Semakin lama Jackson berada di bangku cadangan Bayern, semakin cepat nilainya anjlok dan semakin kecil kontrol yang dimiliki Chelsea. Pada akhirnya, keputusan peminjaman ini bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga membuka risiko jangka panjang terhadap strategi pembangunan skuad.

Sumber: Football Transfers