Perjalanan Janice Tjen Ikuti Jejak Angelique Widjaja Lolos ke US Open 2025, Awal Terulangnya Era Keemasan?

3 weeks ago 6

Liputan6.com, Jakarta Indonesia baru-baru ini dibuat bangga oleh petenis berusia 23 tahun, Janice Tjen.

Dia memastikan diri lolos ke babak utama tunggal putri turnamen grand slam, US Open, 2025 menyusul kemenangan atas wakil Jepang Aoi Ito dalam kualifikasi round 3 yang digelar Jumat (22/8/2025) malam WIB.

Pencapaian itu menjadi istimewa sebab sudah lebih dari dua dekade tanah air absen mengirim tunggal putrinya berlaga di panggung US Open.

Atlet tenis Indonesia yang terakhir kali mampu mencatatkan pencapaian serupa ialah Angelique Widjaja dalam perhelatan US Open 2004 silam.

Dilansir dari Antara, Janice memang memulai debut di ajang grand slam dengan amat meyakinkan. Pada babak pertama kualifikasi, Selasa (19/8/2025) lalu, srikandi Merah Putih bahkan sanggup mengalahkan wakil tuan rumah sekaligus unggulan ke-22 turnamen, Varvara Lepchenko.

Janice menang dengan catatan 6-3, 6-1 dalam durasi hanya satu jam satu menit. Statistiknya juga mencengangkan, yakni cuma sekali melakukan unforced error serta sukses mencetak total 60 poin kemenangan.

Janice Tjen mengaku, dia sejak awal sebenarnya tak begitu fokus mengejar tiket ke babak utama. Dara kelahiran Jakarta, 6 Mei 2002 itu hanya mencoba memberikan yang terbaik lalu 'berserah' pada hasilnya.

"(Hasil) ini sangat berarti buat saya. Saya berusaha agar tidak terlalu memikirkan (kelolosan ke babak utama) dan hanya mencoba memberikan yang terbaik lalu membiarkan hasilnya membawa saya," ujar Janice Tjen, dikutip dari Washington Post.

"Akan tetapi, keberhasilan mengulang (pencapaian) ini lagi setelah lebih dari 20 tahun, rasanya luar biasa," sambung petenis berusia 23 tahun tersebut.

Mulai dari petenis putri asal Indonesia Aldila Sutjiadi yang sukses ciptakan sejarah lolos ke semifinal ganda campuran Wimbledon hingga kiper Manchester United Dean Henderson yang dikeluarkan dari skuat Erik ten Hag, berikut Sports Terpopuler pilihan...

Terinspirasi dari Angelique Widjaja

Bukan sekadar kebetulan Janice Tjen mampu mengulangi prestasi 21 tahun silam. Sang atlet mengaku dia memang terinspirasi dari sosok Angelique Widjaja yang juga membat harum nama Indonesia dengan lolos ke babak utama US Open 2004.

Masil menukil Washington Post, Tjen menempa ambisi dan mentalnya di bidang tenis selama menimba ilmu di University of Pepperdine. Saat di sana, dia bahkan pernah meraih kesuksesan dengan menjadi runner-up ganda NCAA--liga mahasiswa yang terkenal penuh tekanan--pada 2024 sebelum akhirnya lulus musim semi lalu.

"(Tenis di perguruan tinggi) membantu saya berkembang sebagai pemain dan pribadi. Utamanya secara mental, hal itu membantu saya untuk selalu memberikan 100 persen," katanya lagi dalam Washington Post.

Bukan Nama Baru

Di Tanah Air, Janice juga bukan sosok baru. Dia pernah berpartisipasi dalam PON Aceh-Sumatra Utara 2024, yang sekaligus menandai debutnya dalam perhelatan nasional. Di ajang tersebut, atlet 23 tahun bermain tanpa kehilangan satu set pun.

Sebelumnya lagi, Janice juga sanggup mempersembahkan medali perunggu nomor ganda putri di Asian Games 2022 Hangzhou kala berduet dengan Aldila Sutjiadi.

Sementara di dunia profesional, Antara mencatat Janice Tjen sudah mengoleksi setidaknya enam gelar ITF. Kariernya terlihat melonjak pesat sejak Mei 2025.

Sang petenis mendulang dua gelar ITF W35 di Korea Selatan, kemudian meraup empat gelar tunggal secara beruntun, ditambah tiga gelar ganda sepanjang Juni.

Pencapaian tersebut mengantar Janice dinobatkan sebagai ITF Player of the Month untuk edisi Mei dan Juni tahun ini. Kesuksesan tersebut juga sekaligus membawa dia masuk ke peringkat 200 besar, sehingga berhak mendapat tiket kualifikasi US Open 2025.

Ulangi Era Keemasan?

Melonjaknya nama Janice Tjen saat ini seolah menjadi harapan akan kebangkitan tenis Indonesia, khususnya di nomor putri.

Kemunculan dia di panggung sekelas US Open 2025 seolah memberi harapan buat publik tanah air akan potensi terulangnya era kejayaan ketika Yayuk Basuki, Wynne Prakusya, dan Angelique Widjaja masih berkiprah.

Yayuk Basuki diketahui pernah mengharumkan nama Indonesia dengan mencapai babak perempat final Wimbledon pada 1997 silam

Sementara itu, Wynne Prakusya merupakan wajah tenis putri Indonesia di era 1990-an hingga 2000. Dia sempat menginjakkan kaki di WTA Finals--ajang yang mempertemukan delapan ganda terbaik dunia. Mantan atlet berusia 44 tahun juga turut membantu tim Merah Putih meraih medali emas di Asian Games 2002 Busan.

Tantangan Berat Indonesia

Di era sekarang, sejatinya bukan hal yang mustahil buat Indonesia kembali menempatkan nama-nama beken di panggung tenis putri dunia.

Selain Janice Tjen, Merah Putih masih punya Aldila Sutjiadi yang sama-sama mempersembahkan perunggu di Asian Games 2022. Petenis berusia 30 tahun itu bahkan pernah mencapai semifinal Wimbledon 2023 serta membela Indonesia dalam ajang multievent terakbar Olimpiade Paris 2024 silam.

Nama lain yang tak kalah mencuri perhatian ialah Priska Madelyn Nugroho. Dia merupakan juara Australia Terbuka Junior 2020 di nomor ganda putri.

Sayangnya, meski punya banyak nama-nama menjanjikan, Indonesia justru menghadapi tantangan berat lantaran dalam misi menjaga prestasi serta mencetak talenta-talenta tenis muda.

Pasalnya selama dua tahun terakhir, nyaris tak ada turnamen profesional yang membawahi tenis putri. Hal tersebut membuat atlet-atlet tanah air harus berjuang mencari poin dan pengalaman ke luar negeri jika tak ingin stagnan di Indonesia.

Kehadiran Janice Tjen pun diharapkan menjadi alarm pengingat agar turnamen profesional, khususnya bagi petenis putri, kembali digulirkan serta dijaga.

Apalagi Janice merupakan simbolisasi bahwa mimpi anak Indonesia, yang 'hanya' dimulai jebolan liga universitas, bisa dibawa hingga tiba di panggung dunia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |