Liputan6.com, Jakarta Nama miliarder Indonesia Sukanto Tanoto kembali menjadi perhatian publik. Sukanto Tanoto merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dan memiliki berbagai di bidang usaha seperti kelapa sawit hingga energi.
Crazy Rich asal Medan ini adalah salah satu pengusaha kaya raya yang memulai karir bisnisnya di industri pengolahan kayu.
Sukanto Tanoto merupakan pendiri dan pemilik grup usaha Royal Golden Eagle (RGE). Sebelumnya, RGE mempunyai nama Raja Garuda Mas (RGM) dan mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam. RGE berdiri sejak 1973 dan mempunyai kantor di beberapa kota di dunia.
Di antaranya kantor RGE ada di beberapa wilayah seperti di Singapura, Hongkong, Beijing, Jakarta, hingga Nanjing. Awalnya bisnis Sukanto dimulai pada 1967 dengan berbisnis sebagai pemasok suku cadang da pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.
Kemudian perusahaannya berkembang menjadi grup yang bergerak dalam bidang pulp dan keras, kelapa sawit, hingga energi. Diketahui dalam bidang pulp dan kertas dipegang oleh Asia Pacific Resources International Holding Ltd atau APRIL.
Sementara itu, dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit dipegang oleh Asian Agri dan Apical. Kemudian dalam bidang energi dipegang oleh perusahaannya yaitu Pacific Oil & Gas.
Sukanto Tanoto juga diketahui menjadi pemilik PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) yang sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk.
Profil Sukanto Tanoto
Dikutip dari Merdeka, Sukanto Tanoto diketahui lahir pada 25 Desember 1949 di Belawan, Kota Medan. Ia adalah anak sulung dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan seorang imigran dari kota Putian, Provinsi Fujian, Tiongkok.
Pada tahun 1966, Tanoto harus berhenti mengenyam pendidikan di sekolah Tiongkok karena ditutup oleh rezim Orde Baru. Ia tidak bisa meneruskan pendidikannya karena sang ayah masih memegang kewarganegaraan Tiongkok.
Tanoto yang juga anak tertua di keluarga harus melanjutkan bisnis warisan ayahnya setelah meninggal dunia. Mulai dari berdagang hingga memenangkan kontrak bisnis jaringan pipa gas internasional.
Usaha Kayu
Pada tahun 1972, harga minyak melambung akibat krisis minyak yang justru membuat Tanoto bernasib mujur sehingga bisnisnya berkembang pesat. Setahun setelahnya, Tanoto mengalihkan bisnis ke pengolahan kayu.
Tanoto melihat peluang saat berbisnis kayu setelah Indonesia menjadi negara pengekspor kayu log ke Jepang dan Taiwan untuk diolah menjadi Plywood, sebelum diimpor lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih tinggi.
Melihat sistem bisnis yang tidak menguntungkan, Tanoto berencana untuk membuka pabrik di Indonesia.
Namun, banyak sekali syarat yang harus di penuhi ketika membangun sebuah bisnis atau usaha di masa Orde Baru. Ia pun kemudian menggandeng seorang Jenderal yang mengizinkannya untuk mendirikan pabrik kayu Plywood pertama di Indonesia.
Lebarkan Sayap
Setelah sukses menjalankan bisnis kayu di Indonesia, melansir dari beberapa sumber Tanoto mulai melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan kelompok usaha bisnis.
Saat ini, ada beberapa bisnis komoditi yang Sukanto Tanoto jalankan, yaitu industri Pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, serat viscose, selulosa khusus, dan pengembangan sumber daya energi.
Cabang kelompok usaha miliknya sudah tersebar di beberapa negara seperti Tiongkok, Spanyol, hingga Brazil.
Grup bisnis miliknya kini sudah memiliki karyawan lebih dari 50.000 orang di seluruh dunia.
Dari bisnis ini, ia bisa meraup total aset mencapai lebih dari 15 miliar dolar AS.
Dirikan Sekolah
Memiliki banyak bisnia, Tanoto menyadari pentingnya program tanggung jawab sosial di wilayah sekitar perusahaannya berdiri. Melaui Riau Andalan Pulp & Paper, ia membangun sekolah-sekolah hingga mendirikan program pertanian terpadu.
Program pertanian terpadu yang diusungnya mengajarkan para petani untuk melakukan praktik penanaman alternatif dan tidak melakukan penebangan dan pembakaran lahan.
Selain itu, ia juga mendirikan Tanoto Foundation yang bertujuan untuk memberikan professorship kepada dua peniliti Indonesia untuk melaksanakan serangkaian penelitian kewajiban sosial.
Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia
Sukanto Tanoto masuk dalam daftar orang terkaya ke-20 di Indonesia dan ke-955 di dunia. Pria berusia 74 tahun tersebut mendapatkan sumber kekayaan dalam berbagai bidang bisnis.
Barcell miliknya menjadi salah satu produsen selulosa khusus terbesar di dunia yang digunakan dalam segala hal mulai dari tisu bayi hingga es krim. Pada tahun 2023 Tanoto merambah ke bisnis kertas tisu dengan mengakuisisi OL Papeis dari Brazil dan saham di Vinda dari Tiongkok.
Selain itu Barcell miliknya menginvestasikan $500 juta untuk membangun fasilitas kertas tisu dan pulp di Brasil. Tanoto diketahui telah menikah dan mempunyai empat orang anak meskipun berkewarganegaraan Indonesia saat ini Tanoto bertempat tinggal di Singapura.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431508/original/078657800_1764740450-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4391216/original/067451700_1681227373-makkah-kaaba-hajj-muslims_Haji_Liputan6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432570/original/085082200_1764815688-WhatsApp_Image_2025-12-03_at_22.10.34_9c18a34e.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433577/original/096935400_1764851454-Markplus.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433603/original/005863400_1764852885-Kemendag.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345140/original/000654900_1757507072-me7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2976158/original/070337400_1574578011-Ilustrasi_Aparatur_Sipil_Negara.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432558/original/000298200_1764815008-1000168283.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431781/original/031671200_1764747831-WhatsApp_Image_2025-12-03_at_14.27.18_27285b3b.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424660/original/045643900_1764150556-IMG-20251126-WA0006.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342869/original/054403100_1757402619-IMG-20250909-WA0009.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425362/original/007919200_1764223394-1000162799.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433536/original/075673200_1764847742-Menteri_Koordinator_Bidang_Perekonomian__Airlangga_Hartarto_ikut_membagikan_bantuan_langsung_tunai_Kesejahteraan_Rakyat__BLT_Kesra_..jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3599992/original/091630200_1634027150-024081800_1633662455-BSU.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433479/original/061414800_1764845075-WhatsApp_Image_2025-12-04_at_15.41.37.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2670622/original/065918900_1547111679-20190110-Rupiah-Tetap-Berada-di-Zona-Hijau-Angga1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2228015/original/024460700_1527246509-20180524-Ekspor-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1420675/original/050202900_1480428315-20161129--Pasar-Keramik-Nasional-Mulai-Meningkat-Jakarta--Angga-Yuniar-02.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2849788/original/071423300_1562754390-20190710-Rupiah-Stagnan-Terhadap-Dolar-AS1.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318315/original/024874100_1755472074-AP25229710562393.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4387954/original/096726800_1681010960-2_AP23098555784404.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2263780/original/020625500_1530268577-Bank-Indonesia9.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355223/original/044899700_1758279020-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_17.15.56.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355984/original/085333600_1758401391-christian_pulisic_selebrasi_udinese_ac_milan_andrea_bressanutti_lapresse_ap.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5045495/original/004340000_1733898938-1733894017386_tujuan-dana-pensiun.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5353014/original/059305500_1758164868-1000076312.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4216913/original/034690500_1667792516-Wall-Street-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342889/original/075179100_1757402957-20250908-Pelantikan-Istana_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4513879/original/022701400_1690279822-PGE_-_Foto_PLTP_Area_Kamojang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4600736/original/085168000_1696563773-20230930BL_BRI_Liga_1_2023-2024_Dewa_United_Vs_Persebaya_Surabaya_Stok_Foto_5.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2375572/original/090361500_1538739773-20181005-Emas-Antam-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348714/original/082796600_1757861526-alexis_mac_allister_tekel_burnley_liverpool_ap_jon_super.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3149803/original/032801800_1591853666-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5359349/original/060413200_1758638177-1001034400.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5178036/original/036320100_1743268664-WhatsApp_Image_2025-03-29_at_18.44.34.jpeg)