Rafael Leao Tak Bisa Bekerja Sendiri, AC Milan Butuh Dukungan Adrien Rabiot

3 weeks ago 13

Liputan6.com, Jakarta Mantan striker West Ham Paolo Di Canio menilai performa AC Milan belakangan ini menunjukkan penurunan signifikan. Ia menyoroti bahwa Rossoneri kini kehilangan keseimbangan permainan yang dulu menjadi kekuatan utama mereka.

Pada akhir pekan kemarin, Milan sempat unggul 2-0 atas Parma berkat gol Alexis Saelemaekers dan penalti Rafael Leao. Namun, mereka gagal menjaga keunggulan dan harus puas dengan hasil imbang 2-2 di Ennio Tardini.

Hasil tersebut menjadi kali keempat Milan bermain imbang musim ini. Kini mereka berada di peringkat ketiga klasemen Serie A dengan koleksi 22 poin dan terpaut dua poin dari puncak.

Menurut Di Canio, hasil itu memperlihatkan bagaimana Milan kini terlalu bergantung pada beberapa pemain kunci. Ia menyebut absennya Adrien Rabiot menjadi salah satu penyebab utama turunnya performa tim.

Kehilangan Keseimbangan dan Disiplin Kolektif

Dalam penjelasannya di Sky Sport 24’s Club, Paolo Di Canio menilai bahwa Milan telah kehilangan sisi kolektif yang dulu membuat mereka begitu kuat. Ia menyoroti pentingnya keseimbangan dan kerja sama antar pemain dalam permainan Rossoneri.

Menurutnya, absennya beberapa pemain penting menjadi faktor penentu penurunan performa tim. Hal itu membuat struktur permainan Milan tidak lagi seimbang di semua lini.

“Absennya pemain-pemain kunci sangat berpengaruh,” ujar Di Canio seperti dikutip dari MilanNews. “Ketika Manchester City mendapatkan kembali kualitas ofensif mereka, pertahanan mereka ikut membaik. Sejak laga melawan Cremonese, Milan sempat tampil dengan sebelas pemain yang berlari, menekan, menjaga keseimbangan, dan disiplin.”

“Mereka menyerang sebagai satu kesatuan dan tidak kebobolan sama sekali,” tambah Di Canio.Eks striker Italia itu menilai performa seperti itu yang kini hilang dari permainan Milan.

Absennya Rabiot Berpengaruh pada Produktivitas

Paolo Di Canio juga menyoroti dampak besar absennya Adrien Rabiot terhadap produktivitas AC Milan. Ia menyebut bahwa permainan tim kini menjadi lebih mudah ditebak karena terlalu mengandalkan Rafael Leao.

Dalam lima pertandingan terakhir, Milan hanya mampu mencetak delapan gol dan kebobolan enam kali. Kondisi ini dianggap menunjukkan hilangnya efektivitas serangan mereka tanpa Rabiot.

“Dalam lima laga terakhir, Milan mencetak delapan gol dan kebobolan enam,” kata Di Canio. “Jika mereka hanya menunggu Leao melakukan penetrasi, ia tidak memberi acuan yang jelas dan terkadang hanya berjalan di lapangan.”

“Tanpa bantuan Rabiot, dari mana datangnya gol?” lanjutnya tegas.

Leao Tak Bisa Bekerja Sendiri

Meski mengakui kemampuan luar biasa Rafael Leao, Paolo Di Canio menegaskan bahwa pemain asal Portugal itu tidak bisa bekerja sendirian. Ia menilai peran Rabiot di sisi kiri sangat penting untuk memberi keseimbangan dalam sistem permainan Milan.

Bagi Di Canio, masalah utama Milan bukan pada kualitas pemain, melainkan pada hilangnya kerja sama tim. Ia menilai bahwa kekuatan Milan di awal musim berasal dari semangat kolektif yang kini mulai pudar.

“Leao harus selalu dimainkan karena dia adalah pemain paling berbakat di tim,” ujar Di Canio. “Namun tanpa Rabiot di sisi tersebut, itu menjadi masalah besar.”

Sumber: Football Italia

Persaingan Sengit di Liga Italia

Read Entire Article
Bisnis | Football |