Statistik Berbicara, Peluang Liverpool Pertahankan Gelar Nyaris Pupus!

Liputan6.com, Jakarta Liverpool sedang mengalami masa-masa sulit di awal kepelatihan Arne Slot. Kekalahan telak 0-3 dari Manchester City di Etihad Stadium pada Minggu kemarin menjadi pukulan terbaru yang memperdalam luka.

Kekalahan itu merupakan yang kelima dalam enam laga terakhir The Reds di Liga Premier. Situasi ini dengan cepat meredupkan cahaya mimpi mempertahankan gelar juara yang baru mereka raih musim panas lalu.

Arne Slot pun terlihat frustrasi. "Rasanya sudah terlalu banyak [kekalahan]. Fokus pertama kami seharusnya adalah mendapatkan hasil positif dan hal terakhir yang harus kami pikirkan adalah persaingan gelar," ujar Slot dalam konferensi pers pascalaga.

Berdasarkan data statistik dan tinjauan sejarah, dapat dilihat seberapa buruk kondisi Liverpool dan bagaimana prospek mereka dalam perburuan gelar musim ini.

Musim ini bagai dua sisi koin bagi Liverpool. Di satu sisi, mereka memulai dengan sempurna dengan tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi, termasuk hasil positif melawan Newcastle United, Arsenal, dan Atletico Madrid.

Namun, tanda-tanda peringatan sudah terlihat. Hampir di setiap laga, gol kemenangan mereka dicetak pada menit ke-83 atau lebih akhir, dan mereka tiga kali membiarkan keunggulan dua gol terlepas.

Begitu momentum berbalik, keadaan memburuk dengan cepat. The Reds sempat menelan enam kekalahan beruntun dari Crystal Palace, Chelsea, Manchester United, Eintracht Frankfurt, Brentford, dan Palace lagi.

Dua kemenangan atas Aston Villa dan Real Madrid sempat menghentikan laju negatif, tetapi kekalahan dari City kembali meruntuhkan kepercayaan diri.

Liverpool telah mengalami empat kekalahan beruntun di liga hanya tiga kali sepanjang sejarah Premier League. Rekor tandang mereka juga buruk, dengan empat kekalahan beruntun di luar kandang, sebuah prestasi terburuk sejak era Kenny Dalglish pada 2012.

Bagi Virgil van Dijk, masih terlalu dini untuk melihat klasemen. "Tidak ada gunanya kami melihat klasemen saat ini. Jika Anda kalah sebanyak yang kami alami, saya rasa kami tidak bisa melihat tabel di titik ini," tegas kapten Liverpool itu.

Namun, jika sekilas melihat tabel, fakta yang terlihat cukup pahit. Liverpool kini berada di peringkat delapan dengan 18 poin dari 11 laga. Mereka tertinggal delapan poin dari Arsenal dan empat poin dari City.

Sejarah tidak berpihak pada The Reds. Menurut ESPN, belum pernah ada tim yang meraih hanya 18 poin setelah 11 laga dan berakhir menjadi juara.

Bahkan, lima kekalahan yang didapatkan Liverpool sejauh ini bisa menjadi masalah serius. Sejak Arsenal "The Invincibles" pada 2003/04, hanya tiga tim yang kalah enam kali dan masih bisa juara.

Van Dijk berpendapat bahwa persaingan gelar baru akan menarik pada Maret atau April. Namun, harapan itu mulai tampak tipis.

Proyeksi OPTA memberikan hanya 7 persen peluang bagi Liverpool untuk menjuarai liga, jauh di bawah Arsenal (63,6 persen) dan Manchester City (22,9 persen).

Alasan utama untuk tetap optimis tidak hanya berasal dari lapangan, tetapi juga dari jadwal pertandingan ke depan. Rentetan laga berat melawan tim-tim papan atas seperti Crystal Palace, Manchester United, Chelsea, dan City telah terlampaui.

Liverpool kini menghadapi periode yang lebih bersahabat. Lima dari tujuh laga liga berikutnya akan melawan tim-tim dari paruh bawah klasemen.

Mereka akan menjamu Nottingham Forest, kemudian bertandang ke West Ham, serta menghadapi tim promosi Sunderland dan Leeds United.

Liverpool melakukan perubahan skuad besar-besaran musim panas lalu dengan mendatangkan sejumlah nama besar, dan mereka butuh waktu untuk menyatu sepenuhnya.