45.000 Warga Ukraina Kehilangan Akses Listrik Buntut Serangan Rusia

1 day ago 7

CNN Indonesia

Selasa, 01 Apr 2025 23:30 WIB

45 ribu warga di Ukraina selatan kehilangan akses listrik setelah serangan Rusia pada Selasa (1/4). Ilustrasi Kherson. 45 ribu warga di Ukraina selatan kehilangan akses listrik setelah serangan Rusia pada Selasa (1/4). (AFP/HANDOUT)

Jakarta, CNN Indonesia --

Puluhan ribu orang di Ukraina selatan kehilangan akses listrik setelah serangan Rusia pada Selasa (1/4). Situasi itu terjadi setelah Rusia mengklaim tidak melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga mengatakan Rusia berulang kali menyerang lokasi energi negara mereka setelah menolak usulan gabungan AS-Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat dan penuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pagi ini, serangan Rusia lainnya merusak fasilitas listrik di Kherson, menyebabkan 45.000 penduduk kehilangan listrik," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga seperti diberitakan AFP.

Rusia telah melancarkan serangan udara sistematis terhadap pembangkit listrik dan jaringan listrik Ukraina sejak menginvasi pada Februari 2022.

Moskow juga menuduh Kyiv menyerang lokasi energi Rusia dan pada Selasa (1/4) dengan mengatakan telah terjadi serangan baru di wilayah Rusia Belgorod dan wilayah Ukraina yang sebagian dikuasai Moskow di Zaporizhzhia.

[Gambas:Video CNN]


Pada awal pertemuan dengan pejabat keamanan tinggi di hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov memberi kabar terbaru tentang "perjanjian dipenuhi terkait dengan berakhirnya serangan bersama terhadap sistem energi antara Rusia dan Ukraina."

Sybiga dari Ukraina juga mengatakan Kyiv dan Washington sedang mengadakan pembicaraan baru tentang perjanjian mineral yang akan memberi AS akses ke sumber daya alam Ukraina sebagai imbalan atas lebih banyak dukungan.

"Selalu penting memperkuat keberadaan bisnis Amerika di Ukraina, jadi proses ini sedang berlangsung, dan kami akan bekerja dengan rekan-rekan Amerika kami untuk mencapai teks yang dapat diterima bersama untuk ditandatangani," tambahnya.

Kedua negara telah berencana menandatangani kesepakatan pada Februari 2025 untuk mengekstraksi mineral Ukraina yang penting secara strategis, sampai bentrokan spektakuler yang disiarkan televisi antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggagalkan perjanjian tersebut.

Trump pada Minggu (30/3) memperingatkan Zelensky bahwa dia akan memiliki "masalah besar" jika Kyiv menolak proposal AS terbaru, yang rinciannya belum dipublikasikan oleh kedua belah pihak.

(afp/chri)

Read Entire Article
Bisnis | Football |