Beras Stok Lama Bulog Berkutu? Mentan Amran Buka Suara

18 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto menyoroti kondisi stok lama beras Bulog mulai berkutu. Dia mewanti-wanti agar stok lama tersebut segera ditangani.

Hal tersebut diungkap Titiek dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Dia meminta agar stok lama beras Bulog itu dilepas segera dan tidak diberikan kepada masyarakat karena kualitas yang kurang baik.

"Saya rasa tidak aman ya pak Menteri. Karena kalau beras itu sudah terlalu lama disimpan di gudang, itu kami lihat sendiri sudah ada kutunya, walaupun kutu bukan kutu hitam, kutu putih, tapi tetap aja itu bukan beras yang fresh gitu ya, kalau terlalu lama disimpan," ujar Titiek dalam Raker tersebut, Rabu (2/7/2025).

Menanggapi pernyataan tersebut, Mentan Amran menegaskan telah melakukan penanganan. Dia pun memastikan beras dengan kondisi buruk tak akan diberikan kepada masyarakat.

"Mau impor, mau dalam negeri, yang penting rusak bu, enggak boleh dilepas keluar. Kita ketati sekarang.Kenapa? pernah terjadi bu, 2016-2017, beras yang keluar, maaf berkutu seperti ibu sampaikan. Jangan terulang itu bu. Kami waktu itu, Menteri di sini juga, itu jadi polemik," kata Amran.

"Jadi kami sangat hati-hati sekarang Bu, dengan pengalaman itu. Juga pada saat Ibu sampaikan dulu, 6 bulan lalu kalau tidak salah, 2024, kami langsung mempercepat fumigasi, yang masih bagus, tetapi yang kurang bagus, langsung dikeluarin bu. Itu kami sudah sepakat dengan Bulognya," sambung dia.

Ada 1,7 Juta Ton Sisa Beras 2024

Amran menjelaskan, ada stok sisa beras 1,7 juta ton dari perolehan sejak 2024 lalu. Namun, stok ini akan lebih dahulu dikeluarkan dari gudang seiring dengan sejumlah program penyalurannya.

Dia memastikan penyaluran dilakukan dengan memperhatikan kualitas beras masih baik untuk dikonsumsi masyarakat.

"Kami ikut monitor terus ini rencana kita bu ketua kita akan keluarkan 360 ribu ton, itu bansos ini kita prioritaskan yang lebih awal masuk (gudang). Kedua, kita akan keluarkan 1,2 juta ton berarti ini habis, hampir habis, karena (totalnya) 1,5 juta ton (sebagian disalurkan pada program) SPHP," bebernya.

Atok Jumbo Beras Bulog

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memamerkan jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 4 juta ton yang dikuasai Perum Bulog. Namun, angka itu tak berarti menggambarkan seluruh hasil panen lokal.

Dia menjelaskan, Bulog hanya menyerap 10 persen dari total hasil panen beras dalam negeri. Bisa dibilang, jumlah panen beras RI 10 kali lipat lebih besar dari cadangan yang dimiliki Bulog.

"Jangan dipikir beras 4 juta (ton) itu adalah total semua panenan rakyat kita, salah. Bulog hanya membeli 10 persen, kemungkinan dari total panenan ini yang diserap oleh Bulog hanya 10 persen saja," kata Sudaryono dalam Indonesia Connect by Liputan6, di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Serap Hasil Panen Lokal

Dia menjelaskan, Bulog ditugaskan untuk menyerap hasil panen petani yang tidak berhasil dibeli oleh pengusaha swasta. Harga yang berlaku untuk menyerap gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg).

"Hanya untuk yang tidak bisa diserap pasar, tidak dibeli dengan Rp 6.500, diserap oleh Bulog. Sehingga panen kita ini sebetulnya, kalau kita nyerap sudah 2,5 juta, artinya sebetulnya panenan itu 25 juta ton," ujar Wamentan Sudaryono.

"Jadi ini untuk menjadi, kadang-kadang orang mikirnya bahwa semua panenan itu dibeli Bulog, bukan. Bulog hanya membeli kira-kira 10 persen di daerah-daerah yang sulit, di daerah-daerah yang di mana pasar tidak bisa membeli. Pedagang beras tidak bisa beli, di situ Bulog (hadir)," sambung Sudaryono.

Read Entire Article
Bisnis | Football |