Liputan6.com, Jakarta Microsoft kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, dengan memangkas sekitar 9.000 karyawan secara global. Langkah ini diumumkan pada Rabu, 2 Juli 2025, dan dikonfirmasi akan berdampak pada kurang dari 4% total tenaga kerja perusahaan yang saat ini berjumlah 228.000 orang. PHK mencakup berbagai divisi, wilayah geografis, serta jenjang pengalaman.
Informasi tersebut diungkap oleh sumber terpercaya kepada CNBC International dan menandai langkah strategis Microsoft di awal tahun fiskal 2026 yang baru dimulai. Seperti diketahui, setiap awal tahun fiskal, Microsoft kerap melakukan perombakan struktur organisasi untuk menyesuaikan arah bisnis.
“Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dan tim dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis,” ujar juru bicara Microsoft melalui email resmi, dikutip dari CNBC International, Kamis (3/7/2025).
Bukan Pertama Kali Melakukan PHK
Ini bukan pertama kalinya PHK Microsoft terjadi pada tahun kalender 2025. Sebelumnya, pada Januari, perusahaan memangkas kurang dari 1% karyawan berdasarkan evaluasi kinerja.
Kemudian pada Mei, lebih dari 6.000 pekerjaan dihapuskan, disusul oleh sekitar 300 pekerjaan lagi pada bulan Juni. Jika ditotal, hingga pertengahan tahun ini, Microsoft sudah memangkas hampir 15.000 posisi.
PHK Terbesar
Jika melihat ke belakang, PHK terbesar dalam sejarah Microsoft terjadi pada 2014, yakni sekitar 18.000 karyawan, setelah mereka mengakuisisi divisi perangkat dan layanan milik Nokia.
Langkah terbaru ini juga dikaitkan dengan upaya Microsoft untuk menyederhanakan struktur organisasi, khususnya dengan mengurangi jumlah lapisan manajemen agar lebih gesit dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
“Untuk memposisikan Gaming agar sukses abadi dan memungkinkan kami untuk fokus pada area pertumbuhan strategis, kami akan mengakhiri atau mengurangi pekerjaan di area bisnis tertentu dan mengikuti jejak Microsoft dalam menghilangkan lapisan manajemen untuk meningkatkan kelincahan dan efektivitas,” tulis CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer dalam memo internal kepada timnya pada Rabu.
Kinerja Keuangan Tetap Solid
Meskipun melakukan efisiensi besar-besaran, kinerja keuangan Microsoft tetap solid. Pada kuartal yang berakhir Maret 2025, perusahaan mencatat laba bersih hampir USD 26 miliar dari total pendapatan USD 70 miliar.
Angka ini melampaui ekspektasi pasar dan mempertahankan posisi Microsoft sebagai salah satu perusahaan paling menguntungkan di indeks S&P 500, menurut data FactSet.
Selain itu, pada kuartal Juni, para eksekutif memperkirakan pendapatan perusahaan akan tumbuh sekitar 14% secara tahunan, didorong oleh peningkatan pada layanan cloud Azure dan langganan perangkat lunak produktivitas.
Saham Microsoft sempat ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah yakni USD 497,45 per lembar pada 26 Juni. Namun pada Rabu, saham Microsoft turun tipis 0,2%, sementara indeks S&P 500 naik 0,5%.
Tren efisiensi serupa juga dilakukan oleh perusahaan teknologi lainnya di tahun 2025, seperti Autodesk, Chegg, dan CrowdStrike. Bahkan, laporan dari ADP menyebutkan bahwa sektor swasta AS kehilangan sekitar 33.000 pekerjaan pada Juni, jauh di bawah ekspektasi analis Dow Jones yang memperkirakan pertambahan 100.000 lapangan kerja.