BNI: Layanan di Sumatera Dipastikan Kembali Normal Usai Banjir

1 day ago 10

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memastikan seluruh layanan perbankan di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat kembali beroperasi normal setelah terdampak banjir dan longsor dalam beberapa hari terakhir. 

Pemulihan layanan dilakukan melalui langkah cepat, termasuk penggunaan layanan internet satelit global di sejumlah outlet agar transaksi nasabah tetap dapat berlangsung tanpa hambatan.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, pemulihan layanan ini merupakan bagian dari komitmen BNI untuk tetap hadir bagi masyarakat di tengah situasi darurat.

"Kami ingin memastikan masyarakat tetap dapat mengakses layanan keuangan meskipun dalam kondisi bencana, karena keberlangsungan transaksi keuangan sangat penting bagi kebutuhan sehari-hari,” ujar Okki dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).

BNI mengerahkan dukungan konektivitas berbasis satelit di outlet Gunung Sitoli, Sibolga, Pandan, dan Teluk Dalam. Seluruh titik tersebut kini telah berfungsi penuh sehingga proses operasional perbankan dapat berjalan kembali secara optimal.

Okki menambahkan, sebanyak 12 outlet BNI yang sebelumnya terdampak banjir kini kembali beroperasi normal melayani nasabah di wilayah Medan, Sibolga, dan Gunung Sitoli. Selain itu, 47 ATM yang sempat tidak berfungsi akibat genangan air sudah kembali aktif.

BNI Buka Layanan Operasional Terbatas Bantu Korban Banjir

Sebagai upaya tambahan, BNI juga membuka layanan operasional terbatas untuk membantu masyarakat yang menjadi korban banjir. Layanan tersebut dibuka pada 29 November 2025 di BNI KC Gunung Sitoli, serta 30 November 2025 di BNI KC Sibolga dan BNI KCP Pandan, guna memastikan kebutuhan transaksi keuangan mendesak tetap dapat dilayani.

BNI memastikan akan terus memantau perkembangan situasi serta menyiapkan langkah lanjutan guna menjaga stabilitas layanan perbankan di wilayah terdampak. 

"Perseroan juga menegaskan komitmennya untuk memberikan akses layanan yang aman, andal, dan berkesinambungan bagi seluruh nasabah, terutama dalam kondisi darurat ketika layanan keuangan menjadi sangat vital," pungkasnya.

Kinerja BNI Kuartal III 2025

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menutup kuartal III 2025 dengan capaian keuangan yang tetap solid di tengah tantangan ekonomi global. Penguatan fundamental, efisiensi pendanaan, serta kematangan transformasi digital menjadi faktor utama yang menjaga ketahanan dan pertumbuhan berkelanjutan perseroan.

BNI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 15,12 triliun hingga akhir September 2025. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan transformasi serta kemampuan menjaga profitabilitas jangka panjang dengan tata kelola yang prudent.

BNI mempertahankan rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,1% dan Tier-1 Capital yang solid. Tingkat likuiditas juga terjaga aman, tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,9%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1%.

Kualitas aset tetap terkelola dengan baik, di mana rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada di level 2,0%, dan Loan at Risk (LAR) turun menjadi 10,4%. Capaian ini mencerminkan keberhasilan penerapan manajemen risiko dan strategi ekspansi bisnis yang selektif serta berorientasi pada prinsip kehati-hatian.

Portofolio Kredit Sehat dan Berimbang

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan bahwa hingga akhir September 2025, penyaluran kredit tumbuh 10,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 812,2 triliun. Pertumbuhan ini merata di seluruh segmen, menandakan portofolio kredit yang semakin sehat dan seimbang.

"Pertumbuhan kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen, baik korporasi, menengah, maupun UMKM. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif," ujar Paolo.

Peningkatan Pembiayaan

Kredit korporasi naik 12,4% YoY menjadi Rp 450,7 triliun, didukung peningkatan pembiayaan untuk korporasi swasta, BUMN, dan institusi. Kredit segmen menengah tumbuh 14,3% YoY, sedangkan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9% YoY menjadi Rp 46,3 triliun. Segmen konsumer juga mencatatkan kenaikan 9,6% YoY menjadi Rp 150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, pinjaman personal, dan kartu kredit.

Kolaborasi dengan anak perusahaan turut memperkuat ekosistem bisnis BNI. Kredit usaha di level grup tumbuh 15,3% YoY menjadi Rp 17,4 triliun.

Untuk menjaga ketahanan keuangan, BNI memperkuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang mencapai Rp 34,7 triliun dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah (NPL coverage ratio) sebesar 222,7%.

"Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang," Paolo menambahkan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |