Drama di Pinggir Lapangan: Inilah 5 Pelatih dengan Rekor Kartu Merah Terbanyak

2 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Gairah seorang pelatih sering kali menjadi senjata sekaligus kelemahan di pinggir lapangan. Tidak jarang, emosi yang meluap justru berujung pada kartu merah.

Sejumlah manajer top dunia dikenal karena sikap temperamentalnya. Bahkan, ada yang lebih sering diusir wasit ketimbang menikmati laga dari bangku cadangan.

Kasus terbaru terjadi ketika Diego Simeone kembali dikartu merah saat Atletico Madrid melawan Liverpool. Namun, ia bukanlah satu-satunya pelatih yang kerap berseteru dengan ofisial pertandingan.

Dari Premier League hingga La Liga, daftar pelatih emosional ini terus bertambah. Nama-nama besar dari Arsenal, Barcelona, Chelsea, hingga Real Madrid juga tercatat di dalamnya.

Lantas, siapa saja pelatih yang paling sering menerima kartu merah dalam karier mereka? Berikut peringkat lima besar yang penuh cerita menarik.

1. Arsene Wenger – 3

Arsene Wenger memang tidak pernah benar-benar menerima tiga kartu merah selama karier panjangnya bersama Arsenal. Bahkan di klub sebelumnya seperti Nancy, Monaco, hingga Nagoya Grampus, tidak ada catatan dirinya diusir.

Meski begitu, Wenger punya sejumlah momen disipliner yang cukup terkenal. Salah satunya adalah ketika ia menendang botol di Old Trafford dan akhirnya diusir ke tribun penonton.

Pada 2017, ia juga diusir karena protes keras atas penalti di laga melawan Burnley. Wenger bahkan sempat mendapat hukuman larangan mendampingi tim hingga 12 laga sebelum akhirnya dikurangi lewat banding.

2. Xavi Hernandez - 3

Xavi Hernandez dikenal sebagai pemain yang jarang membuat masalah di lapangan. Sepanjang kariernya, ia hanya menerima tiga kartu merah, semuanya berasal dari dua kali pelanggaran.

Menariknya, jumlah kartu merah yang sama juga tercatat saat ia menjadi pelatih Barcelona selama dua setengah tahun. Ini menunjukkan bahwa tekanan di pinggir lapangan bisa sama beratnya dengan saat bermain.

Bisa jadi frustrasi ini muncul karena Xavi tidak lagi bisa mengendalikan permainan dari tengah lapangan seperti saat masih aktif bermain. Kendali itu kini harus dilakukan dari tepi lapangan, yang jelas berbeda rasanya.

3. Andre Villas Boas – 3

Andre Villas Boas pernah dijuluki sebagai “Mourinho baru” di awal kariernya. Meski tidak pernah diusir saat menangani Chelsea dan Tottenham, ia tercatat menerima kartu merah saat melatih Zenit Saint Petersburg dan Shanghai SIPG.

Kartu merah ketiganya muncul pada Maret 2020 setelah menerima dua kartu kuning beruntun usai laga Marseille imbang 2-2 melawan Amiens. Villas Boas kemudian meminta maaf atas insiden tersebut dan mengakui tanggung jawabnya atas hasil pertandingan.

Sejak meninggalkan Monaco, ia kini menjabat sebagai presiden klub Porto. Pengalaman ini mungkin akan ia bagikan kepada Francesco Farioli, yang ia tunjuk sebagai pelatih musim panas lalu.

4. Diego Simeone - 7

Diego Simeone dikenal sebagai pelatih yang emosional. Hal itu terbukti dari tujuh kartu merah yang diterimanya selama menjadi pelatih Atletico Madrid.

Sejak 2011, Simeone memimpin Atletico dan menjadi pelatih paling lama di antara liga-liga besar Eropa. Meski sudah lama menjabat, semangat dan emosinya tetap terlihat ketika menghadapi tekanan di lapangan.

Kartu merah terbaru diterima saat laga Liga Champions melawan Liverpool. Pelatih asal Argentina itu diusir tersebut bereaksi keras terhadap gol telat Virgil van Dijk.

5. Jose Mourinho - 9

Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang penuh emosi dan tak jarang mendapat kartu merah di pinggir lapangan. Total ia sudah mengoleksi sembilan kartu merah selama menukangi klub-klub besar, termasuk Chelsea, Roma, dan Fenerbahce.

Saat berada di Chelsea pada musim 2013-14, Mourinho menerima dua kali kartu merah dan denda sebesar 8.000 poundsterling. Rekor ini kemudian bertambah saat melatih Roma di Serie A, di mana ia mendapat lima kartu merah, lebih banyak dari pelatih atau pemain lain di Italia saat itu.

Mourinho selalu tampil cerdas bahkan saat diusir dari bangku cadangan, sering memberikan komentar sarkastik yang memancing tawa wartawan. Meskipun emosional, ia tetap dihormati karena pengetahuan taktisnya dan kemampuannya mengelola tekanan di lapangan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |