Eks PM Israel Cap Kabinet Netanyahu Penjahat Perang

1 day ago 10

CNN Indonesia

Senin, 02 Jun 2025 15:51 WIB

Eks PM Israel sebut Netanyahu dan sekutunya penjahat perang, lantaran terus blokade bantuan dan jumlah warga Palstina yang tewas meningkat. Mantan PM Israel Ehud Olmert cap Kabinet Benjamin Netanyahu penjahat perang. (AFP/Bryan R. Smith)

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyebut Benjamin Netanyahu dan kabinetnya sebagai penjahat perang.

Olmert mengakui tak bisa lagi membela Israel dari tuduhan kejahatan perang. Ia menyebut blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan pasukan Zionis dan jumlah warga Palestina yang tewas terus meningkat.

"Apa lagi kalau bukan kejahatan perang?" tanya Olmert saat wawancara dengan CNN, Kamis (28/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia lalu menyebut Netanyahu dan anggota sayap kanan pemerintahannya "melakukan tindakan yang tak bisa ditafsirkan dengan cara lain."

Sebetulnya sejak Israel melancarkan agresi ke Palestina, Olmert kerap membela negara itu dari tuduhan genosida dan kejahatan perang. Dia bahkan meyakini Israel tidak akan secara sengaja membunuh perempuan dan anak-anak.

Namun setelah 19 bulan perang, Olmert meruntuhkan argumen yang selama ini diyakini. Dia juga menulis kolom yang dirilis di Haaretz pada pekan lalu.

"Apa yang kita lakukan di Gaza sekarang adalah perang yang menghancurkan; pembunuhan warga sipil tanpa pandang bulu, tanpa batas, kejam, dan kriminal," ungkap Olmert.

Sejak agresi Israel, lebih dari 54.000 warga Palestina tewas. Dari jumlah tersebut, 28.000 korban adalah perempuan dan anak-anak. Pada Januari, Israel mengeklaim telah menewaskan lebih dari 20.000 pejuang Hamas.

"Saya pikir kita harus memastikan tak ada orang yang tak terlibat di Gaza karena perluasan operasi militer, yang sama sekali tak dibenarkan dan tidak melayani kepentingan penting negara Israel saat ini," ungkap Olmert.

Sebagian besar kritik eks PM itu ditujukan untuk Netanyahu, menteri sayap kanan Itamar Ben Gvir, dan Bezalel Smotrich.

"Saya berharap pemerintahan ini akan segera lenyap. Saya yakin mayoritas warga Israel sudah muak dengan kebijakan ini," tulis Olmert.

(isa/dna/bac)

Read Entire Article
Bisnis | Football |