Gagal Menang di Markas Leeds, Legenda Man United Beri Penilaian Tajam Soal Liverpool: Tim yang Hancur Berantakan

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Liverpool kembali kehilangan poin penting setelah hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Leeds United pada pekan ke-15 Premier League 2025/2026 di Elland Road, Minggu (07/12/2026) dini hari WIB. Laga yang awalnya tampak aman justru berubah menjadi mimpi buruk bagi The Reds di menit-menit akhir.

Dua kali unggul, dua kali pula Liverpool membiarkan Leeds bangkit memberi perlawanan keras di kandang sendiri. Hasil ini membuat tren inkonsisten pasukan Arne Slot kembali mencuri sorotan.

Liverpool sempat tampil meyakinkan lewat dua gol cepat Hugo Ekitike yang membuat mereka memimpin 2-0 hingga menit ke-70. Namun kemudian, tuan rumah membalas melalui penalti Dominic Calvert-Lewin dan sontekan Anton Stach yang membuat suasana Elland Road kembali bergelora. Dominik Szoboszlai sempat mengembalikan keunggulan The Reds, tetapi kegagalan menjaga fokus kembali menghantui mereka di pengujung laga.

Gol penyama kedudukan dari Ao Tanaka di menit-menit akhir menjadi pukulan telak yang tak hanya memupuskan peluang Liverpool meraih tiga poin, tetapi juga mempertegas masalah serius dalam permainan mereka. Situasi ini makin menyulitkan langkah The Reds yang masih berjuang keluar dari tekanan setelah performa menurun sejak akhir September. Dengan hasil ini, Liverpool hanya mengumpulkan 23 poin dari 15 laga dan tersendat di papan tengah.

Kegagalan mempertahankan keunggulan ini kembali menempatkan sorotan pada konsistensi Liverpool musim ini. Meski sudah menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan Florian Wirtz dan Alexander Isak, performa mereka terus naik turun bak roller coaster. Kritik pun datang dari berbagai arah, termasuk dari sosok yang tak asing lagi di dunia sepak bola Inggris: Gary Neville.

Neville: Liverpool Hancur Berantakan

Gary Neville, mantan bek Manchester United dan kini analis sepak bola di Sky Sports, melontarkan kritik keras terhadap performa Liverpool. Ia menilai bahwa apa yang terjadi di Elland Road bukan sekadar nasib sial, tetapi cermin dari masalah yang lebih dalam. Neville melihat tanda-tanda kemunduran Liverpool sudah muncul sejak beberapa pekan lalu dan kembali terlihat jelas dalam duel kontra Leeds.

Menurut Neville, Liverpool menunjukkan kerapuhan yang tak seharusnya dimiliki tim yang berstatus juara bertahan. The Reds gagal menjaga ketenangan begitu tekanan hadir, bahkan ketika mereka unggul dengan margin yang cukup aman. Baginya, menyia-nyiakan keunggulan dua gol menunjukkan buruknya organisasi permainan dan minimnya fokus para pemain di lapangan.

Neville menegaskan bahwa performa The Reds saat ini tidak layak disebut sebagai penantang gelar. Ia menyebut Liverpool seperti tim yang berada di ambang kehancuran karena tidak bisa mengontrol pertandingan, bahkan ketika dominan.

Dalam analisisnya di Sky Sports, Neville mengatakan: "Liverpool, Anda tidak bisa mempercayai mereka. Anda pikir itu bisa terjadi. Arne Slot tidak dapat mempercayainya. Ini adalah misteri yang terus berlanjut. Timnya hancur berantakan."

Neville: Kesalahan Demi Kesalahan yang Tak Kunjung Usai

Selain menyoroti kehancuran permainan Liverpool, Neville juga menekankan bahwa masalah terbesar The Reds musim ini adalah pola kesalahan yang terus berulang. Menurutnya, Liverpool tidak belajar dari kesalahan di pertandingan sebelumnya, sehingga selalu membuka peluang bagi lawan untuk mencuri poin. Laga melawan Leeds kembali memperlihatkan betapa mudahnya lini belakang Liverpool goyah saat tertekan.

Neville menyebut bahwa kebiasaan Liverpool kehilangan fokus di momen krusial adalah alarm bahaya yang tak boleh mereka abaikan. Ia menilai para pemain The Reds tampak gugup dalam situasi bola mati, pengambilan keputusan buruk, hingga kesalahan-kesalahan mendasar yang membuat lawan bisa mencetak gol dengan mudah. Bagi Neville, masalah ini bukan sekadar teknis, tetapi juga mental.

Arne Slot pun terlihat frustrasi di pinggir lapangan, terutama ketika Leeds mulai mendapatkan momentum setelah gol pertama mereka. Neville menyinggung bagaimana para pelatih Liverpool berteriak panik sebelum situasi sepak pojok yang berujung gol penyeimbang Leeds, sesuatu yang menurutnya menggambarkan betapa kacau kondisi mental skuad tersebut. Meski memiliki kualitas individu yang mumpuni, mereka tampak kesulitan mengontrol pertandingan di saat tertekan.

"Arne Slot dan para pelatih, mereka berteriak panik sebelum tendangan sudut itu ke arah para pemain Liverpool. Kehancuran Liverpool, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, memang nyata."

"Ini adalah pertandingan yang nyaman bagi mereka dengan skor 2-0. Liverpool, putus asa, tidak konsisten, Anda tidak bisa mempercayai mereka, Anda selalu berpikir ada yang salah. Mereka membuat kesalahan demi kesalahan," serunya.

(Sky Sports)

Read Entire Article
Bisnis | Football |