Harga Batu Bara Naik Setelah Perundingan Dagang AS-China

7 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara Newcastle menguat pada perdagangan Senin, 12 Mei 2025. Harga batu bara naik 0,29% menjadi USD 104,25 per ton.

Mengutip data barchart.com, Selasa (13/5/2025), harga batu bara sebelumnya di kisaran USD 103,95 per ton. Kenaikan harga batu bara ini terjadi usai ada kemajuan signifikan dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Demikian juga harga minyak yang melesat awal pekan ini. Harga minyak Brent naik sekitar 1,34% ke posisi USD 64,61 per barel pada pukul 09.48 pagi waktu setempat (06.48 GMT), naik dari USD 63,75 pada penutupan sesi sebelumnya.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik sekitar 1,41% mencapai USD 61,57 per barel dibandingkan penutupan sesi sebelumnya USD 60,71. Demikian mengutip Anadolu, Selasa pekan ini.

Wakil Perdana Menteri China untuk Urusan Ekonomi, He Lifeng menuturkan, “kemajuan substantif” dicapai selama pembicaraan perdagangan yang diadakan di Swiss dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent.

Ia menuturkan, kedua pihak telah sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi untuk masalah ekonomi dan komersial, sebuah langkah yang ia gambarkan sebagai langkah besar menuju penyelesaian perselisihan yang sedang berlangsung melalui dialog.

Menekankan hubungan ekonomi China-AS dibangun atas dasar saling menguntungkan, ia menegaskan kembali kesiapan Beijing untuk bekerja sama dengan Washington guna mengatasi perbedaan dan memperdalam kerja sama.

Bessent menyuarakan sentimen tersebut, menggambarkan diskusi dengan Tiongkok sebagai 'produktif' dan mencatat kemajuan yang berarti telah dicapai. Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer melangkah lebih jauh, menyebut pembicaraan itu 'sangat konstruktif.'

Pelaku Pasar Cermati Rilis Data Inflasi

Analis berpendapat mencairnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat meredakan tekanan pada perdagangan global, mendukung permintaan minyak dan pada gilirannya mendorong harga lebih tinggi.

Sementara itu, pelaku pasar mencermati rilis data inflasi AS yang akan dirilis besok. Minggu lalu, Federal Reserve AS (Fed) mempertahankan suku bunga tetap, tetapi menandai meningkatnya ketidakpastian atas prospek ekonomi dalam pernyataan kebijakannya, dengan mengutip meningkatnya risiko inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi.

Ekonom mengatakan angka inflasi yang akan datang dapat memberikan wawasan yang lebih jelas tentang lintasan ekonomi AS.

Kenaikan inflasi yang lebih kuat dari yang diharapkan dapat mendorong Fed untuk menghentikan sementara rencana pemotongan suku bunga, sebuah skenario yang dapat membebani harga minyak dalam waktu dekat.

Harga Batu Bara Stabil saat Minyak Tergelincir ke Level Terendah

Sebelumnya, harga batu bara Newcastle pada Senin, 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35 per ton. Hal ini terjadi di tengah harga minyak dunia yang melemah pada awal pekan ini.

Berdasarkan data barchart.com, dikutip Selasa, (6/5/2025), harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Juni 2025 pada 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35.

Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) ditutup pada level terendah sejak 2021 usai OPEC+ setuju meningkatkan produksi pada Juni. Ini adalah persetujuan peningkatan produksi untuk bulan kedua yang dilakukan oleh organisasi produsen minyak beserta sekutunya ini.

Mengutip CNBC,  harga minyak mentah AS susut USD 1,16 atau 2% menjadi USD 57,13 per barel pada penutupan perdagangan Senin. Angka ini adalah penutupan terendah sejak Februari 2021.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global turun USD 1,06 atau 1,7% mnejadi USD 60,23 per barel pada penutupan perdagangan. Harga minyak mentah patokan global ini sudah turun sekitar 20% sepanjang 2025.

Harga batu bara Newcastle yang tetap itu juga terjadi di tengah produksi batu bara India dari tambang milik sendiri dan komersial mencapai 14,01 juta ton atau metrik ton (MT) pada April 2025, naik dari 10,87 MT dari periode sama tahun lalu.

Produksi Batu Bara India Naik

Mengutip Asian-Power.com, produksi batu bara India naik menjadi 16,81 MT dari 14,54 MT. Kementerian mengaitkan tren ini dengan intervensi kebijakan berkelanjutan, pemantauan ketat dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk mempercepat izin operasional dan meningkatkan kapasitas produksi.

Kontribusi lainnya terhadap peningkatan ini adalah dimulainya operasi di blok batu bara yang dikembangkan selama periode tersebut yakni blok Kotre Basantpur Pachmo milik M/s Central Coalfields Limited (CCL) dengan kapasitas puncak terukur 5 MT per tahun. Selain itu, blok batu bara Naini milik M/s Singareni Collieries Company Limited (SCCL) dengan kapasitas puncak terukur 10 MT per tahun.

“Fokusnya tetap pada memastikan kelancaran produksi, meminimalkan gangguan pasokan, dan berkontribusi secara signifikan terhadap permintaan energi negara yang terus meningkat,” kata kementerian tersebut.

Harga Minyak Dunia Anjlok

Sebelumnya, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) ditutup pada level terendah sejak 2021 setelah OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi pada Juni. Ini adalah persetujuan peningkatan produksi untuk bulan kedua yang dilakukan oleh organisasi produsen minyak beserta sekutunya ini.

Mengutip CNBC, Selasa (6/5/2025), harga minyak mentah AS turun USD 1,16 atau 2% menjadi USD 57,13 per barel pada penutupan perdagangan hari Senin. Angka ini adalah penutupan terendah sejak Februari 2021.

Sedangkan harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global turun USD 1,06 atau 1,7% mnejadi USD 60,23 per barel pada penutupan perdagangan. Harga minyak mentah patokan global ini sudah turun sekitar 20% sepanjang tahun ini.

Delapan produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi, pada Sabtu kemarin sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juni. Keputusan tersebut diambil satu bulan setelah OPEC+ mengejutkan pasar dengan menyetujui untuk meningkatkan produksi pada Mei dengan jumlah yang sama.

Peningkatan produksi pada Juni ini hampir tiga kali lipat dari 140.000 barel per hari yang awalnya diperkirakan oleh Goldman Sachs. Pergerakan tersebut berarti bahwa OPEC+ membawa lebih dari 800.000 barel minyak per hari pasokan tambahan ke pasar selama dua bulan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |