Hidup dan Mati dengan Idealisme: Hansi Flick Tak Ubah Filosofi Barcelona Walau Pertahanan Rapuh!

4 weeks ago 19

Liputan6.com, Jakarta Barcelona kembali menunjukkan dua wajah mereka di Liga Champions, indah saat menyerang, rapuh saat bertahan. Dalam laga penuh drama di Jan Breydelstadion, Kamis (6/11) dini hari WIB, Blaugrana hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Club Brugge.

Namun, di tengah sorotan atas lemahnya lini belakang, Hansi Flick tetap teguh pada prinsipnya: Barcelona akan terus bermain sesuai jati diri, bukan bertahan dan berharap keberuntungan.

Hasil imbang itu memperpanjang tren negatif Barcelona di lini pertahanan. Mereka kini telah kebobolan dalam sembilan laga beruntun di semua ajang, total 14 gol, rekor terburuk sejak 2013.

Tapi bagi Flick, angka-angka itu bukan alasan untuk mengubah filosofi yang diyakininya. Ia percaya pada gaya menyerang yang menekan, penguasaan bola, dan keberanian membangun dari belakang, meski risikonya mahal.

Di bawah kendali pelatih asal Jerman itu, Barcelona memang hidup dan mati dengan idealisme. Hasilnya bisa beragam, tapi pesan Flick jelas: lebih baik gagal dengan identitas sendiri daripada menang dengan cara yang bukan Barcelona.

Hansi Flick Tidak Akan Berubah: Kami Adalah Barca

Flick berdiri teguh di tengah badai kritik. Ia tak menggubris desakan untuk membuat Barcelona lebih pragmatis setelah kebobolan tiga kali dari skema serangan balik Brugge. Bagi Flick, sepak bola bukan sekadar hasil akhir, tapi juga tentang filosofi.

"Kami adalah Barca, dan kami ingin memainkan sepak bola kami. Kita bisa saja berbicara tentang mengubah segalanya, tetapi saya bukan pelatih seperti itu. Kami akan bermain sesuai DNA kami," ucap Hansi Flick.

"Kami tidak akan bertahan di wilayah pertahanan sendiri dan mengandalkan serangan balik untuk menang 1-0," tegas eks pelatih Timnas Jerman itu.

Flick menegaskan, timnya akan terus berpegang pada gaya permainan menyerang meski terkadang harus membayar mahal. "Kami bisa bertahan di sepertiga akhir lapangan atau melanjutkan filosofi kami. Kami akan melakukan yang terbaik," tegasnya.

Masalah di Tengah dan Belakang

Barcelona kebobolan dua gol hanya dalam 16 menit pertama pada duel lawan Club Brugge. Flick pun mengakui, masalah bukan hanya pada lini belakang, tapi juga pada lini tengah yang gagal memberikan tekanan.

"Lini tengah kurang menekan. Kami terlalu sering kehilangan bola, dan tidak mudah bagi lini pertahanan untuk bertahan dari serangan cepat mereka," katanya.

"Namun lini belakang perlu lebih baik. Tanpa intensitas, Anda tidak punya peluang di Liga Champions."

Pelatih asal Jerman itu juga menyoroti jebakan offside yang sering gagal, sesuatu yang menjadi ciri khas sistem pertahanannya. Meski begitu, Flick menolak larut dalam pesimisme.

Sumber: FotMob

Klasemen La Liga 2025/2026

Read Entire Article
Bisnis | Football |