Kok Bisa Manchester United Cetak Rekor Pendapatan Meski Finis di Peringkat Terburuk Premier League?

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Manchester United sedang terpuruk di lapangan, namun urusan bisnis tetap berjalan gemilang. Setan Merah itu mengumumkan rekor pendapatan tertinggi dalam sejarah mereka, yakni mencapai £666,5 juta atau sekitar Rp13,1 triliun pada musim 2024/2025.

Catatan ini terbilang mengejutkan, mengingat United sama sekali tidak tampil di Liga Champions musim lalu.

Ironisnya, kesuksesan finansial tersebut justru berbanding terbalik dengan performa mereka di kompetisi domestik. United finis di peringkat ke-15 Premier League 2025/2026, capaian terburuk mereka sejak musim 1973/74 ketika terdegradasi ke Divisi II.

Meski begitu, rekor pendapatan ini membuktikan bahwa United masih memiliki daya tarik besar sebagai salah satu klub terbesar dunia. Popularitas global, basis suporter masif, dan strategi komersial agresif membuat mereka tetap kompetitif di bidang keuangan, meski tengah dilanda krisis performa.

Strategi Komersial Jadi Penopang Utama

Kunci utama dari ledakan pendapatan United datang dari sektor komersial dan hari pertandingan. Kesepakatan sponsor utama dengan Snapdragon yang berjalan penuh untuk pertama kalinya menghasilkan pemasukan komersial £333,3 juta (sekitar Rp6,56 triliun), meningkat 10 persen dibanding musim sebelumnya.

Old Trafford juga mencatat lonjakan pendapatan hari pertandingan sebesar 17 persen, yakni mencapai £160,3 juta (sekitar Rp3,15 triliun), rekor tertinggi untuk klub Inggris.

Pendapatan ini berhasil mengimbangi penurunan dari hak siar televisi akibat absennya United di Liga Champions.

Popularitas klub yang tak pernah redup, ditambah loyalitas fans yang tetap membeli tiket dan merchandise, membuat arus kas tetap sehat. Fakta ini menegaskan bahwa kekuatan merek Manchester United jauh melampaui sekadar hasil di lapangan.

Tantangan Besar: Tekor Bertahun-tahun

Meski pendapatan mencatatkan rekor, United tetap belum bisa lepas dari jeratan kerugian. Kerugian operasional musim lalu mencapai £18,4 juta (Rp362 miliar), sementara total kerugian bersih berada di angka £33 juta (Rp650 miliar).

Angka ini memang lebih baik dibanding musim sebelumnya yang merugi £113,2 juta, tetapi tetap memperpanjang tren kerugian tahunan mereka menjadi enam musim berturut-turut.

Omar Berrada, CEO United, menegaskan bahwa rekor finansial ini adalah tanda ketangguhan klub.

"Dapat menghasilkan pendapatan rekor selama tahun yang penuh tantangan bagi klub ini menunjukkan ketangguhan yang merupakan ciri khas Manchester United," ucapnya.

Berrada juga menekankan bahwa klub kini berfokus membangun fondasi jangka panjang, baik di dalam maupun luar lapangan, dengan proyeksi pendapatan pada 2025/2026 berada di kisaran £640 juta–£660 juta (Rp12,6–Rp13 triliun).

Sumber: GiveMeSport

Klasemen Premier League 2025/2026

Read Entire Article
Bisnis | Football |