CNN Indonesia
Minggu, 08 Jun 2025 12:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Hubungan Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk makin memburuk setelah sang pemimpin negara mengancam akan 'menghukum' apabila orang terkaya itu mendukung Partai Republik yang mulai menggemakan isu pemakzulan.
Salah satu konsekuensi adalah pemutusan kontrak antara pemerintah AS dengan perusahaan milik Musk. Termasuk, layanan internet satelit Starlink dan peluncuran roket SpaceX. Namun, hal ini masih sekadar ancaman.
Hubungan keduanya mulai melonggar setelah Musk memutuskan hengkang dari bagian pemerintahan Trump dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala efisiensi pemerintah atau Department of Government Efficiency (DOGE) pada 30 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, perpecahan hubungan keduanya masih ditahap wajar. Namun, makin memanas pada pekan ini setelah Musk menyebut RUU Perpajakan dan Keuangan Negara yang diinisiasi pemerintahan Trump sebagai kebijakan yang menjijikkan dalam postingan di akun X nya.
Trump pun membalas dan mengancam Musk akan memberikan konsekuensi jika sang miliarder mendukung kandidat dari Partai Demokrat yang menentang RUU perpajakan dan belanja pemerintahan tersebut.
RUU tersebut diajukan Trump ke DPR AS pada 16 Mei 2025 dan mendapat banyak kritik karena dianggap bisa meningkatkan defisit negara yang kini sudah membengkak.
Para analis independen memperkirakan kebijakan itu akan menambah utang nasional AS sebesar US$2,4 triliun dalam 10 tahun ke depan yang memicu kekhawatiran di kalangan legislatif, termasuk sejumlah anggota Partai Republik.
Meski menghadapi kritik, Trump optimistis RUU itu akan disahkan sebelum perayaan Hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli mendatang.
"Bahkan, orang-orang yang awalnya ragu kini dengan antusias akan mendukungnya, dan kami yakin ini akan lolos," kata Trump.
(ldy/bac)