Melihat 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia: Van Bronckhorst vs John Herdman, Mau Pilih Siapa?

Liputan6.com, Jakarta Isu mengenai sosok calon pelatih Timnas Indonesia belakangan ini kian memanas di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Dua nama besar dari kancah sepak bola Eropa kini mencuat tajam ke permukaan. Mereka adalah Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman yang ramai diperbincangkan.

Kabar ketertarikan ini bahkan menjadi sorotan berbagai media asing ternama di luar negeri. Media sekelas Sky Sports dan Daily Mail turut memberitakan perkembangan rumor tersebut. Voetbalzone juga tak ketinggalan membahas potensi kedua pelatih ini secara mendalam.

Kedua figur pelatih ini diketahui memiliki rekam jejak yang sangat mentereng di kariernya masing-masing. PSSI tentu memiliki opsi yang sangat serius untuk dipertimbangkan matang-matang. Publik sepak bola nasional pun dibuat penasaran dengan kualitas asli mereka.

Van Bronckhorst datang dengan modal segudang pengalaman melatih di level klub papan atas. Sementara itu, Herdman dikenal luas sebagai spesialis turnamen antar negara yang teruji. Mari kita bedah kekuatan kedua kandidat kuat ini satu per satu.

Diskusi panas soal pelatih baru ini sangat ramai diperbincangkan di berbagai platform. Media Belanda menilai isu ini sangat layak diamati mengingat besarnya nama yang terlibat. Reputasi keduanya di benua biru memang bukan kaleng-kaleng.

Van Bronckhorst datang dengan status legenda hidup yang dihormati banyak pihak. Di sisi lain, Herdman membawa keajaiban nyata bagi sepak bola Kanada beberapa tahun lalu. Keduanya punya nilai jual yang sangat tinggi di pasar pelatih saat ini.

Perbandingan mendalam antara keduanya tentu sangat menarik untuk ditelaah lebih jauh. Ada keunggulan dan kelemahan berbeda yang mereka bawa ke meja perundingan. Karakter permainan mereka pun punya ciri khas unik masing-masing.

PSSI harus sangat cermat dan hati-hati dalam mengambil keputusan final nanti. Faktor kecocokan filosofi bermain menjadi kunci utama kesuksesan tim ke depannya. Kita perlu melihat siapa yang lebih pas menangani Skuad Garuda.

Giovanni Van Bronckhorst adalah sosok jaminan mutu bagi tim yang ingin meraih juara. Ia tercatat sukses meraih tujuh gelar bergengsi sepanjang karier kepelatihannya. Prestasi gemilang ini diraih Gio dari empat klub berbeda yang pernah ditanganinya.

Feyenoord Rotterdam sukses ia bawa menjuarai kompetisi Eredivisie yang sangat kompetitif. Ia juga sukses mempersembahkan trofi Piala KNVB dan Piala Super Belanda. Tangan dinginnya terbukti sangat ampuh saat berkarier di Belanda.

Kiprah manisnya berlanjut bersama raksasa Skotlandia, Rangers, di kompetisi domestik sana. Ia sukses memenangkan Piala Skotlandia yang bergengsi bagi klub tersebut. Besiktas pun sempat merasakan tuah Piala Super Turki berkat racikannya.

Namun, ia punya catatan minor soal konsistensi performa tim dalam jangka panjang. Tren negatif kerap membuatnya harus dipecat lebih cepat dari kontraknya. Selain itu, ia juga belum pernah melatih tim nasional sebelumnya.

Gio dikenal punya filosofi permainan yang modern dan sangat agresif di lapangan. Ia gemar memakai formasi 4-3-3 yang dinamis dalam menyerang maupun bertahan. Serangan dari sektor sayap menjadi senjata utamanya untuk mematikan lawan.

Gaya main ini dinilai cocok dengan karakter pemain Indonesia saat ini. Kecepatan pemain sayap kita bisa dimaksimalkan dengan strategi tersebut. Pressing tinggi juga menjadi andalan taktiknya untuk merebut bola secepat mungkin.

John Herdman adalah antitesis taktik dari seorang Van Bronckhorst. Ia besar dan bersinar justru di level tim nasional, bukan klub. Kariernya dimulai dari tim putri Selandia Baru sebelum melesat tinggi.

Secara taktik, Herdman sangat fleksibel dan adaptif menyesuaikan lawan yang dihadapi. Ia mengandalkan formasi dasar 3-4-3 yang kokoh di lini belakang. Transisi bertahan ke menyerang adalah kekuatan utamanya dalam mendulang poin.

Nama Herdman melambung tinggi saat menangani Timnas Kanada beberapa tahun lalu. Ia berhasil membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 yang bersejarah. Penantian panjang selama 36 tahun negara tersebut akhirnya tuntas di tangannya.

Statistiknya selama lima tahun di sana terbilang cukup solid dan meyakinkan. Ia mencatat 36 kemenangan bersama tim Kanada di berbagai ajang. Sistem permainannya terbukti efektif dan sangat stabil di turnamen internasional.

Sayangnya, ia punya noda hitam saat mencoba berkarier di level klub. Perjalanannya di Toronto FC berakhir kurang mulus dan mengecewakan. Ia menelan lebih banyak kekalahan daripada kemenangan bersama klub tersebut.

PSSI kini dihadapkan pada dua jalan berbeda yang sama-sama menarik. Herdman sangat paham kultur timnas tapi minim trofi juara. Sedangkan Gio bergelimang gelar namun minim pengalaman melatih negara.