Nicolas Jackson Ungkap Drama Transfer ke Bayern Munchen: Seperti Rollercoaster Emosional

1 hour ago 2

Liputan6.com, Jakarta Transfer Nicolas Jackson dari Chelsea ke Bayern Munchen menjadi salah satu kisah dramatis pada bursa musim panas lalu. Penyerang asal Senegal itu hampir batal bergabung setelah proses negosiasi sempat terganjal di detik-detik akhir. Namun, kepindahannya akhirnya tuntas dengan skema pinjaman yang disertai kewajiban beli senilai €65 juta.

Jackson mengakui proses tersebut menjadi pengalaman yang penuh tekanan. Situasi makin rumit setelah Chelsea kehilangan Liam Delap akibat cedera, yang sempat membuat klub ragu melepasnya. Meski begitu, sang striker tetap bersikeras melanjutkan kepindahan ke Jerman.

Kini, Jackson bukan hanya resmi berseragam Bayern, tapi juga bersiap menghadapi mantan klubnya langsung di ajang Liga Champions. Laga itu akan menjadi panggung penting bagi pemain 24 tahun ini untuk membuktikan pilihannya.

Drama Transfer di Detik Akhir

Jackson menceritakan bagaimana 48 jam terakhir jelang penutupan bursa terasa sangat menegangkan.

“Itu benar-benar rollercoaster emosional. Begitu banyak yang terjadi dalam waktu singkat, duduk di kamar hotel, menunggu, berpikir, berharap. Itu momen yang sangat intens. Tapi jauh di dalam hati saya selalu percaya kepindahan ini akan berhasil,” ujarnya kepada Sport Bild.

Menurut Jackson, daya tarik utama adalah kesempatan memperkuat klub besar dengan sejarah panjang. “Saya sangat bersemangat dengan ide datang ke klub seperti Bayern, institusi bersejarah dalam sepak bola dunia,” lanjutnya.

Ketegangan itu akhirnya berakhir dengan tuntasnya kesepakatan. Jackson resmi menandatangani kontrak pinjaman dengan klausul wajib beli, sekaligus membuka babak baru dalam kariernya.

Sentuhan Kompany yang Meyakinkan

Selain daya tarik Bayern sebagai klub besar, Jackson mengakui sosok Vincent Kompany menjadi faktor penentu dalam keputusannya.

“Setelah pembicaraan awal dengan Max Eberl dan terutama dengan pelatih Kompany, saya 100 persen yakin ini langkah yang tepat. Dari panggilan pertama, saya merasa ada koneksi khusus dengannya,” ungkap Jackson.

Kompany tak hanya membicarakan strategi, tetapi juga menunjukkan perhatian pada aspek personal.

Dia menunjukkan bahwa dia benar-benar menginginkan saya di proyeknya. Ia menjelaskan secara detail bagaimana saya akan diintegrasikan dalam sistem menyerangnya—terutama dengan semua pemain fantastis yang sudah ada di sini,” tambahnya.

Bagi Jackson, pendekatan itu sangat berarti. “Kompany adalah pelatih muda dengan karier profesional luar biasa. Dan Anda bisa merasakan dia tahu persis bagaimana berbicara dengan pemain muda. Ini bukan hanya soal sepak bola, tapi juga soal sisi manusiawi. Sikap, rasa hormat, dan kejelasan itu benar-benar membuat perbedaan,” katanya.

Ujian Pertama Melawan Chelsea

Jackson akan langsung menghadapi tantangan besar dalam debut Eropa bersama Bayern. Klub Jerman itu dijadwalkan bertemu Chelsea di laga perdana Liga Champions, yang memberi kesempatan unik baginya untuk tampil melawan klub induknya.

Bagi Bayern, kehadiran Jackson memberi tambahan daya gedor dalam misi merebut kembali supremasi Eropa. Sementara bagi sang pemain, performa gemilang di pertandingan besar bisa mempercepat keputusan klub mengaktifkan klausul pembelian permanen.

Dengan sorotan tertuju pada dirinya, laga melawan Chelsea akan jadi ajang pembuktian. Jackson bukan hanya ingin menegaskan kualitasnya, tetapi juga menunjukkan bahwa pilihannya meninggalkan Stamford Bridge adalah langkah yang tepat.

Read Entire Article
Bisnis | Football |