CNN Indonesia
Jumat, 06 Jun 2025 23:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden AS Donald Trump disebut akan menjual Tesla yang ia beli awal 2025 dan kala itu menjadi bentuk dukunganya kepada Elon Musk.
Rencana penjualan Tesla itu diungkap pejabat Gedung Putih pada Jumat (6/6) menyusul pertikaian sengit presiden AS itu dengan mantan penasihat miliardernya belakangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendaraan listrik merah yang dijual seharga US$80 ribu atau Rp1,3 miliar (US$1=Rp16.258,05) itu, seperti diberitakan AFP, masih di tempat parkir Gedung Putih saat ini atau sehari setelah pertengkaran terbuka mereka.
"Ya, dia [Trump] sedang memikirkannya [jual Tesla]," kata pejabat Gedung Putih.
Saham Tesla telah anjlok lebih dari 14 persen pada Kamis (5/6) di tengah pertikaian itu, kehilangan sekitar US$100 miliar dari nilai pasar perusahaan, tetapi melonjak kembali pada perdagangan awal Jumat (6/6).
Trump, yang tidak mengemudi saat menjabat sebagai presiden, mengatakan bahwa ia membeli Tesla pada Maret 2025 untuk meningkatkan dukungan bagi donatur besarnya, imbas kemarahan publik atas perannya dalam memangkas pekerjaan pemerintah AS.
Pada aksi publisitas, ia mengubah Gedung Putih menjadi ruang pamer Tesla dadakan. Trump memuji EV tersebut sebagai "produk hebat" dan mengecam di media sosial atas serangan "Kiri Radikal" terhadap orang terkaya di dunia dan perusahaannya.
Mobil Tesla merah Donald Trump yang masih terparkir di Gedung Putih dan disebut mau dijual karena pertengkaran sengit dengan Elon Musk. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Sekretaris Pers Trump Karoline Leavitt dan seorang ajudan senior lainnya berpose di dalam mobil tersebut pekan lalu, dalam sebuah foto yang diunggah di jaringan media sosial Musk, X.
"Mengemudikan Tesla milik Presiden Trump," tulis penasihat komunikasi Trump, Margo Martin.
Namun, kendaraan merah mengilap itu kini telah menjadi simbol kecanggungan akibat perceraian politik yang panas antara Trump, dan mantan kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Musk.
Trump mengatakan bahwa ia "sangat kecewa" dengan Musk dan mengancam akan mengakhiri kontrak-kontrak pemerintahnya setelah mantan ajudannya mengkritik anggaran utama presiden dan kebijakan besar-besaran sebagai "kekejian."
(afp/chri)