2024 jadi Tahun Menantang bagi Pertamina, Mengapa?

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengakui perjalanan perusahaan di tahun 2024 cukup menantang. Ada sejumlah faktor yang menurutnya menentukan kondisi tersebut.

Simon membeberkan, situasi geopolitik global menjadi salah satu tantangannya. Belum lagi jika dihitung dengan harga minyak dunia yang dinilai turun dari rata-rata tahun sebelumnya.

"Tahun 2024 adalah tahun yang menantang bagi Pertamina. Dimulai dari situasi gejolak geopolitik, fluktuasi harga minyak dunia yang menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun 2023 hingga adanya pelemahan nilai tukar rupiah," ungkap Simon dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja PT Pertamina (Persero) Tahun 2024, di Graha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Kendati demikian, dia menjelaskan Pertamina mampu menjaga kinerja perusahaan dan tetap membukukan capaian positif.

"Namun, kita patut berbangga bahwa Pertamina mampu untuk menghadapi dinamika tersebut dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif," ucap dia.

Simon menegaskan kembali, Pertamina mampu beradaptasi terhadap sejumlah tantangan sepanjang tahun 2024.

"Sepanjang tahun 2024 seluruh lini bisnis Pertamina bergerak secara sinergis untuk memperkuat empat aspek utama, yaitu availability, accessibility, affordability, dan acceptability. Hal ini juga sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045 dan delapan misi pembangunan strategis yang terangkum dalam Asta Cita," jelas dia.

Pertamina Kantongi Pendapatan Rp 1.194 Triliun

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2025. Pada sisi kinerja keuangan, Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD75,33 Miliar atau setara Rp1.194 Triliun, EBITDA senilai USD10,79 Miliar setara Rp171,04 Triliun dan Laba Bersih senilai USD3,13 Miliar atau setara dengan Rp49,54 Triliun.

Produksi migas Pertamina telah berhasil menembus 1 juta barrel setara minyak, menjadikan Pertamina kontributor 69 persen minyak nasional dan 37 persen gas nasional. Dari sisi kilang, Pertamina juga berhasil menjadi kontributor utama produksi BBM nasional.

"Di tahun 2024 produksi migas terjaga solid di angka 1 juta barrel setara minyak. Selain itu, produksi BBM Kilang Pertamina berhasil memenuhi 70 persen kebutuhan BBM nasional, bahkan kebutuhan avtur dan diesel 100 persen dipenuhi dari kilang domestik,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, dalam keterangan resmi.

Perkuat Infrastruktur

Pertamina turut memperkuat infrastruktur distribusi energi hingga saat ini lebih dari 15.000 Titik Retail BBM, 260.000 Titik Pangkalan LPG, 6.700 gerai Pertashop dan 573 lokasi BBM Satu Harga tersedia untuk menyalurkan energi ke seluruh pelosok negeri. Distribusi energi juga disokong pengoperasian 288 kapal.

Dari sisi bisnis gas, Pertamina mengoperasikan lebih dari 33.000 Km pipa transmisi dan distribusi gas serta sekitar 820 ribu sambungan jargas. Sedangkan dari sisi pengembangan bisnis terbarukan, Pertamina juga menjadi kontributor utama bisnis rendah karbon.

Pertamina mengelola 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU dan PLTS dengan total kapasitas 2.502,12 Megawatt. Pertamina juga memproduksi biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95 dan proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Setor Rp 401,73 Triliun ke Kas Negara

Fadjar menambahkan kontribusi Pertamina kepada penerimaan negara juga terus meningkat. Sepanjang 2024, kontribusi Pertamina sebesar Rp 401,73 triliun baik dari pajak, PNBP maupun dividen.

“Pada tahun 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp702 Triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024,” tandas Fadjar.

Read Entire Article
Bisnis | Football |