3 Perusahaan Minta Izin Wilayah Buat Proyek Penyimpanan Karbon

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) melirik potensi bisnis dari penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS). Potensi ini sudah dilirik 3 perusahaan energi besar di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan ada tiga perusahaan yang mengusulkan izin wilayah untuk memproses penggarapan proyek CCS.

"Sekarang sudah ada tiga badan usaha yang melakukan pendaftaran untuk mendapatkan izin wilayah untuk pemanfaatan dari CCS ini," kata Dadan dalam diskusi daring, Selasa (22/7/2025).

Tiga perusahaan itu merujuk pada ExxonMobil, bp, dan Pertamina yang sudah mulai memproses pendaftaran izin wilayah tersebut. Merujuk Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2024, izin itu akan dianggap sebagai pengajuan wilayah yang nantinya dilelang pemerintah. Skema ini sama seperti dalam pengelolaan wilayah minyak dan gas bumi (migas).

Dadan menegaskan, segala aspek regulasi sudah disiapkan. Setelah aspek regulasi terpenuhi dan minat pelaku usaha itu terlihat, Dadan memandang Indonesia tak tertinggal melirik inisiatif bisnis CCS di Tanah Air.

"Jadi dari sisi implementasi sebetulnya kita tergolong negara yang di depan, dan tergolong negara yang maju dari sisi penyiapan regulasi, dari sisi komersialisasi sebagai tambahan dari sisi yang tadi saya sampaikan sudah ada tiga perusahaan yang sekarang melakukan aplikasi untuk perizinan," terangnya.

RI Tak Ketinggalan Bikin Aturan Soal Proyek CCS

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana mengatakan Indonesia sudah mempersiapkan sederet regulasi mengenai potensi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS). 

Dadan menyebut teknologi CCS sudah dikembangkan oleh beberapa negara. Pada sisi komersialisasi pun Eropa dan Jepang disebut telah menjalankannya.

"Secara teknologi, sisi S sudah banyak dikembangkan, memang dari sisi komersial ini masih ada yang bilang di Eropa sudah ada, di Jepang juga sudah punya pengalaman panjang," kata Dadan dalam webinar Menakar Potensi Bisnis CCS/CCUS di Indonesia, Selasa (22/7/2025).

Dia mengaku telah mengunjungi sejumlah negara soal proyek CCS ini. Dia mengklaim, Indonesia tak ketinggalan dalam mempersiapkan CCS di Tanah Air.

"Saya sudah pernah berkunjung ke beberapa negara untuk CCS ini, tapi intinya bahwa Indonesia pun dari sisi kebijakan, dari sisi rencana, tidak ketinggalan, kita sudah lengkap dari sisi regulasi," ucap dia.

Ketahanan Energi Nasional

Dadan bilang, CCS masuk dalam bagian ketahanan energi nasional secara menyeluruh, terutama dalam menurunkan tingkat emisi karbon. 

Beberapa persiapan regulasi sudah dibuat, mulai dari peraturan pemerintah, Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, hingga Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Perseeo).

"Semuanya adalah mendukung bagaimana ketahanan energi akan semakin didekatkan dengan penyediaan energi yang semakin bersih. Dalam konteks ini CCS merupakan salah satu pilar untuk memastikan bahwa transisi energi ini bisa berjalan dengan baik," tegas dia.

Impor CO2 dari Singapura

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyampaikan Indonesia akan mendatangkan karbon (CO2) dari Singapura dan negara lainnya. Ini akan digunakan dalam proyek penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS).

Pemerintah Indonesia dan Singapura telah meneken Nota Kesepahaman (MoU) tentang proyek CCS ini beberapa waktu lalu. Dadan menegaskan, Indonesia akan mengimpor CO2 dari Singapura, dan disimpan di wilayah Tanah Air.

"Singapura nanti akan melakukan capturing-nya (CO2) di sana, kemudian di-transport, kemudian disimpan di wilayah Indonesia, dan ini tentunya merupakan salah satu peluang ekonomi juga. Kita sedang memastikan dengan Singapura bahwa hal-hal ini dari sisi risiko, dari sisi keekonomian, dari sisi regulasi juga bisa sesuai," kata Dadan dalam webinar Menakar Potensi Bisnis CCS/CCUS di Indonesia, Selasa (22/7/2025).

Read Entire Article
Bisnis | Football |