4 Kekalahan Beruntun: Inilah Masalah Utama yang Membuat Liverpool Terpuruk

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Empat kekalahan beruntun di semua kompetisi bukan sekadar kebetulan bagi Liverpool. Kekalahan terakhir dari Manchester United di Anfield mempertegas bahwa sesuatu benar-benar tidak beres di bawah kepemimpinan Arne Slot.

Memang, semua kekalahan itu hanya selisih satu gol, dan dalam beberapa momen Liverpool bisa saja menang jika penyelesaian akhir mereka lebih tajam. Namun, masalahnya jauh lebih dalam dari sekadar nasib buruk di depan gawang.

Sejak awal musim, performa The Reds tampak tidak sinkron, kehilangan identitas, dan sulit menemukan ritme yang pernah membawa mereka ke puncak Premier League.

Kini, tekanan mengarah pada satu pertanyaan besar: apa yang salah dengan Liverpool? Dan lebih penting lagi, bagaimana Slot bisa memperbaikinya sebelum krisis ini menjadi lebih parah?

Tekanan Tinggi Liverpool Tak Lagi Terkoordinasi

Salah satu kekuatan terbesar Liverpool di era Jurgen Klopp adalah pressing tinggi yang terstruktur, cepat, dan menakutkan. Musim ini, hal itu lenyap. Tim asuhan Slot tidak mampu menekan dengan intensitas dan koordinasi yang sama, membuat mereka mudah ditembus lewat serangan balik.

Saat melawan Manchester United, pressing lini depan tampak setengah hati. Penyerang dan gelandang menyerang berlari menekan, tapi lini tengah dan belakang tertinggal jauh. Akibatnya, ruang terbuka lebar di antara lini, dan United memanfaatkannya dengan mudah lewat umpan panjang untuk memecah tekanan.

Bruno Fernandes menggambarkan situasi itu dengan tepat setelah laga: “Kami tahu Liverpool akan mencoba bermain cepat dan menekan di awal. Tapi ketika mereka punya waktu menguasai bola, mereka justru tertekan sendiri oleh tuntutan fans. Kami memanfaatkan ruang besar di tengah dan menikmatinya.”

Masalahnya bukan sekadar soal intensitas, tapi soal timing dan koordinasi. Pressing yang tidak kompak membuat Liverpool terseret keluar posisi, meninggalkan celah di belakang yang dengan mudah dimanfaatkan lawan seperti Bournemouth, Chelsea, dan Crystal Palace.

Slot harus segera memperbaiki sinkronisasi tekanan, agar tim kembali berburu dalam kawanan seperti masa kejayaan Klopp.

Ekitike Lebih Layak Ketimbang Isak

Keputusan Arne Slot untuk terus memainkan Alexander Isak mulai dipertanyakan. Dalam laga melawan Manchester United, Isak mendapatkan peluang besar di babak pertama namun gagal memanfaatkannya, menembak tepat ke arah kiper Senne Lammens. Sepanjang laga, kontribusinya hampir tidak terlihat.

Sebaliknya, Hugo Ekitike yang masuk di babak kedua tampak jauh lebih hidup. Dalam 30 menit penampilannya, ia menciptakan peluang, bergerak lebih dinamis, dan memberi tekanan nyata bagi pertahanan United. Dalam kondisi saat ini, Ekitike seharusnya menjadi starter, terutama jelang laga penting di Liga Champions melawan mantan klubnya, Eintracht Frankfurt.

Isak, yang menjadi rekrutan termahal dalam sejarah Premier League, belum menunjukkan performa sepadan dengan banderolnya. Ia tidak menjalani pramusim penuh dan terlihat belum mencapai kebugaran ideal. Slot tampak terlalu memaksanya bermain, dan hal ini justru bisa memperburuk kepercayaan diri sang striker.

Ekitike yang lebih tajam dan fit bisa menjadi solusi sementara di lini depan, sementara Isak diberi waktu untuk kembali ke level terbaiknya tanpa tekanan berlebih.

Slot Harus Berhenti Memaksa dan Kembalikan Keseimbangan

Sejak awal musim, Slot berulang kali menegaskan bahwa Liverpool harus bermain lebih menyerang dan lebih menarik. Namun pendekatan itu justru membuat mereka kehilangan keseimbangan. Keinginan untuk selalu memburu gol menjadikan permainan The Reds terlalu terbuka dan mudah diserang.

Musim lalu, Liverpool dikenal dengan gaya kontrol penuh: sabar, tenang, dan efektif. Mereka jarang kehilangan bentuk dan tahu kapan harus menunggu dan kapan menyerang. Kini, semua itu hilang.

Dalam kekalahan dari United, Slot terlihat panik dengan melakukan banyak pergantian ofensif lebih awal, membuat timnya semakin terbuka dan tidak stabil.

Lini belakang jadi korban utama. Virgil van Dijk kerap dibiarkan sendirian menghadapi serangan balik cepat, sementara Ryan Gravenberch dan para full-back terlalu sering tertinggal posisi. Serangan pun kehilangan arah karena Mohamed Salah, Isak, dan Florian Wirtz tidak mendapat ruang atau kontrol bola yang cukup untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka.

Slot harus menenangkan timnya. Liverpool tidak perlu bermain serampangan untuk menang, mereka hanya perlu kembali ke dasar: pertahanan solid, tempo terukur, dan kepercayaan diri pada kualitas individu yang mereka miliki.

Saatnya Istirahatkan Salah dan Kerkez

Mungkin keputusan paling sulit bagi Slot saat ini adalah mencadangkan dua pemain kunci: Mohamed Salah dan Milos Kerkez. Namun, itu justru langkah yang paling logis.

Salah terlihat kehilangan ketajaman dan kepercayaan diri. Ia terus membuang peluang penting, terlihat frustrasi, dan kontribusinya dalam bertahan sangat minim. Setelah musim luar biasa tahun lalu, penurunan ini terasa mencolok. Memberinya waktu istirahat mungkin menjadi cara terbaik untuk mengembalikan fokus dan ketajamannya.

Hal serupa berlaku bagi Kerkez. Bek kiri muda itu tampil di bawah performa dan kerap menjadi sasaran serangan lawan. Manchester United mengeksploitasi sisi kirinya habis-habisan dengan pergerakan Bruno Fernandes, Bryan Mbeumo, dan Matheus Cunha.

Empat kekalahan beruntun memang mengkhawatirkan, tapi krisis ini masih bisa diperbaiki. Dengan keputusan berani, mencadangkan bintang, menenangkan tempo, dan memperbaiki struktur pressing, Slot bisa membawa Liverpool kembali ke jalur kemenangan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |