4 Masalah yang Harus Segera Diperbaiki Arne Slot di Liverpool Selama Jeda Internasional

Liputan6.com, Jakarta Liverpool tampil cukup impresif di awal musim ini dengan memenangkan 70 persen laga di semua kompetisi. Namun di balik catatan itu, ada tanda-tanda bahaya yang mulai mengintai sang juara bertahan Premier League.

Musim lalu, tim asuhan Arne Slot menorehkan kisah luar biasa dengan merebut gelar liga secara meyakinkan. Sayangnya, belanja besar-besaran pada musim panas justru membuat keseimbangan tim terganggu.

Rangkaian tujuh kemenangan beruntun yang sempat membangkitkan optimisme kini berubah menjadi ilusi. Liverpool tersandung dalam tiga laga terakhir sebelum jeda internasional, menunjukkan menurunnya efektivitas permainan mereka.

Kekalahan dari Crystal Palace, Galatasaray, dan Chelsea menjadi alarm serius bagi Slot. Tim lawan tampil lebih solid dan mampu memanfaatkan celah kelemahan Liverpool dengan baik.

Kini, jeda internasional datang di saat yang tepat bagi Slot untuk melakukan evaluasi mendalam. Ia harus segera menemukan solusi agar performa The Reds tidak semakin merosot.

Liverpool tengah menghadapi masalah besar di lini pertahanan pada awal musim ini. Meski sempat meraih beberapa kemenangan, penampilan barisan belakang mereka tetap tidak stabil dan mudah ditembus lawan.

Dalam lima kemenangan pertama, mereka tiga kali gagal mempertahankan keunggulan dua gol. Bahkan di ajang Community Shield, Liverpool dua kali disamakan sebelum akhirnya kalah lewat adu penalti dari Crystal Palace.

Hingga pekan ini, tim asuhan Arne Slot sudah kebobolan sembilan gol di Premier League. Jumlah itu lebih banyak dari Everton, Sunderland, dan Bournemouth, padahal musim lalu mereka jadi tim dengan clean sheet terbanyak.

Kehadiran Jeremie Frimpong dan Milos Kerkez di posisi full-back justru memperparah masalah. Kedua pemain itu masih kesulitan menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan, sementara Slot belum menemukan formula yang tepat untuk memperkuat lini belakang.

Ibrahima Konate kini menjadi sasaran kritik usai pertahanan Liverpool tampil buruk musim ini. Pemain asal Prancis itu memang bukan satu-satunya penyebab, tetapi performanya yang menurun terlihat sangat mencolok.

Ketidakpastian masa depannya juga memperkeruh situasi. Konate dikabarkan diminati Real Madrid dan bisa pergi secara gratis musim depan, namun performanya justru menurun tajam hingga diragukan layak bergabung ke klub besar tersebut.

Kesalahan posisi, kecerobohan, dan distribusi bola yang buruk membuat Konate kesulitan menghadapi striker cepat dan kuat seperti Jean-Philippe Mateta dan Victor Osimhen. Kritik terhadapnya semakin keras setelah beberapa laga penting berakhir dengan kebobolan beruntun.

Arne Slot kini menghadapi dilema besar di lini belakang. Ia harus menemukan cara untuk mengembalikan kepercayaan diri Konate atau mulai mencari pengganti yang sepadan sebelum situasi makin memburuk.

Florian Wirtz datang ke Liverpool dengan ekspektasi besar usai dibeli seharga 116 juta pound. Namun, sejauh ini performanya belum menunjukkan pengaruh besar di bawah asuhan Arne Slot.

Pemain berusia 22 tahun itu masih kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan dan intensitas Premier League. Penampilannya dinilai kurang efektif dan membuat keseimbangan tim terganggu.

Wirtz menempati posisi nomor 10 favoritnya, menggantikan peran Dominik Szoboszlai. Sayangnya, ia tidak memberikan kontribusi bertahan yang cukup, sehingga lini tengah Liverpool sering kalah jumlah saat kehilangan bola.

Slot kini dihadapkan pada tugas berat untuk menyesuaikan sistem permainan agar Wirtz bisa tampil optimal tanpa mengorbankan struktur pertahanan. Diperlukan waktu dan kesabaran agar gelandang asal Jerman itu benar-benar menemukan ritmenya di Anfield.

Mohamed Salah menjadi bintang utama Liverpool musim lalu dengan torehan luar biasa. Ia mencetak 34 gol dan 23 assist di semua kompetisi, membantu tim finis di posisi puncak klasemen.

Namun, performa Salah musim ini jauh dari kata memuaskan. Pemain asal Mesir itu baru mencatat tiga gol dan tiga assist dalam sembilan penampilan di semua ajang.

Salah juga terlihat kurang tajam dalam penyelesaian akhir, bahkan menjadi pemain Liverpool dengan jumlah peluang besar terbuang terbanyak. Tingkat keberhasilannya dalam menggiring bola pun turun drastis menjadi hanya 12,5 persen.

Meski belum bisa disebut bermain buruk, Salah jelas tidak seefektif musim lalu. Di usia 33 tahun, ia dituntut untuk kembali menemukan performa terbaiknya agar Liverpool bisa bangkit dari tren inkonsisten.

Sumber: Fotmob