7 Klub yang Paling Berpeluang Merekrut Harry Kane: Gabung Barcelona atau Manchester United?

Liputan6.com, Jakarta Harry Kane saat ini bisa dibilang sebagai salah satu penyerang terbaik di dunia. Namun masa depannya bersama Bayern Munchen mulai ramai diperdebatkan.

Sejak pindah ke Jerman, kapten timnas Inggris itu tampil luar biasa tajam di depan gawang. Ia telah mengoleksi 109 gol dan 29 assist dalam 114 penampilan di semua kompetisi.

Kontrak Kane bersama Bayern masih berlaku hingga 2027. Meski begitu, muncul rumor bahwa ia bisa hengkang setelah Piala Dunia musim panas tahun depan.

Sejumlah klub elite Eropa disebut siap mengantre jika Kane benar-benar membuka peluang hengkang. Nama-nama dari Liga Inggris hingga Liga Spanyol masuk dalam bursa.

Berikut tujuh klub yang difavoritkan menjadi tujuan baru Harry Kane pada musim panas mendatang.

Jika Kane benar-benar meninggalkan Bayern, Barcelona saat ini disebut sebagai kandidat terkuat untuk merekrutnya. Raksasa La Liga tersebut memang diprediksi akan mencari penyerang tengah baru pada musim panas nanti.

Robert Lewandowski dikabarkan akan hengkang sehingga posisi nomor 9 di Barcelona berpotensi lowong. Kane dipandang sebagai profil ideal untuk langsung menjadi ujung tombak utama.

Dalam beberapa pekan terakhir, spekulasi kepindahan ke Barcelona semakin menguat. Namun Kane menegaskan dirinya masih bahagia di Jerman dan tidak menutup peluang meneken kontrak baru.

Saat ini, kontrak Kane masih menyisakan lebih dari 18 bulan efektif di Bayern. Jika negosiasi berjalan mulus, bukan tidak mungkin rumor ke Barcelona justru berakhir dengan kesepakatan baru di Allianz Arena.

Tottenham Hotspur juga masih berada dalam radar sebagai calon klub baru sekaligus klub lama bagi Harry Kane. Klub London Utara itu dikabarkan masih menyimpan mimpi membawa pulang mantan bintang mereka.

Menariknya, Spurs memiliki hak menyamai tawaran pada penjualan Kane tahun 2023 lalu. Artinya, jika Bayern menerima proposal dari klub lain, Tottenham berhak menyodorkan tawaran dengan nilai yang sama.

Kane sendiri tidak pernah menyembunyikan kecintaannya kepada Spurs. Namun peluang kembali tampaknya sangat bergantung pada apakah Tottenham mampu lolos ke Liga Champions musim depan atau tidak.

Tanpa tiket Liga Champions, proyek olahraga Spurs bisa kurang menarik bagi pemain sekelas Kane. Di sisi lain, pulang ke klub masa kecil tetap memiliki nilai emosional yang sangat besar.

Nama Manchester United hampir selalu muncul setiap kali masa depan Harry Kane dibicarakan. Sepanjang kariernya, ia berkali-kali dikaitkan dengan kepindahan ke Old Trafford.

Saat ini masih ada keraguan terhadap lini depan United, khususnya soal konsistensi penyerang utama seperti Benjamin Sesko. Tidak heran jika klub dinilai bisa kembali turun ke bursa untuk mencari striker top.

Ruben Amorim sebagai pelatih disebut berpotensi meminta tambahan mesin gol berpengalaman. Dalam kerangka tersebut, Kane jelas menjadi target yang sangat menarik.

Namun, seperti halnya Tottenham, peluang United untuk mendaratkan Kane akan sangat dipengaruhi posisi akhir mereka di klasemen. Tanpa kompetisi elite Eropa, peluang merekrut pemain selevel Kane bakal menipis.

Skenario Harry Kane kembali ke Premier League dan memecahkan rekor gol Alan Shearer bersama Newcastle tentu terdengar puitis. Apalagi Kane pernah mengutarakan kekagumannya terhadap atmosfer di St James Park.

Ia menyebut laga tandang ke markas Newcastle selalu menyenangkan karena atmosfer dan fanatisme pendukung tuan rumah. Menurutnya, stadion itu selalu menyuguhkan pertandingan yang seru untuk dimainkan.

Meski begitu, peluang kepindahan ke Newcastle saat ini masih terasa seperti jarak jauh. Banyak faktor teknis dan finansial yang harus dipenuhi agar transfer semacam itu bisa terjadi.

Namun dengan dukungan finansial pemilik baru dan ambisi besar klub, ide merekrut Kane tidak bisa sepenuhnya dihapus dari daftar kemungkinan. Jika Newcastle kembali ke Liga Champions, skenario ini bisa menjadi lebih realistis.

Harry Kane pernah sangat dekat bergabung dengan Manchester City sebelum akhirnya transfer itu gagal terwujud. Kini, situasinya tampak sudah jauh berbeda.

City sudah memiliki Erling Haaland sebagai penyerang utama yang terikat kontrak jangka panjang hingga 2034. Dengan kondisi itu, kebutuhan terhadap penyerang baru sebenarnya tidak mendesak.

Meski demikian, dalam dunia sepak bola, hal-hal yang tampak mustahil bisa saja terjadi. City selalu punya kekuatan finansial untuk bergerak jika melihat peluang.

Kendati begitu, untuk saat ini, kans Kane merapat ke Etihad lebih terlihat sebagai spekulasi ketimbang rencana konkret. Fokus utama City masih bertumpu pada Haaland sebagai mesin gol utama.

Chelsea juga masuk dalam daftar klub yang sering dikaitkan dengan Harry Kane. Mantan pemain The Blues, Glen Johnson, bahkan menilai Stamford Bridge bisa menjadi pilihan ideal jika Kane kembali ke Premier League.

Menurut Johnson, Chelsea sangat membutuhkan sosok penyerang tengah murni dalam pola bermain mereka. Kane dinilai pas dengan cara bermain yang banyak mengandalkan striker sebagai titik fokus serangan.

Ia juga menilai Arsenal kurang cocok karena gaya permainan yang cenderung lebih banyak mengandalkan kombinasi umpan pendek. Sementara Liverpool dan Manchester City sudah memiliki penyerang utama masing-masing.

Dalam situasi tersebut, Chelsea disebut sebagai klub yang paling masuk akal jika Kane memutuskan hengkang dari Bayern dan kembali ke Inggris. Keberadaan proyek jangka panjang dan skuad muda bisa menjadi daya tarik tambahan.

Setiap ada bintang besar yang berpotensi tersedia di bursa transfer, Paris Saint-Germain hampir selalu masuk dalam daftar peminat. Begitu pula dalam kasus Harry Kane.

Meskipun belakangan PSG mencoba lebih selektif dalam kebijakan transfer dan tidak sekadar mengumpulkan nama besar, minat terhadap Kane kabarnya sudah berlangsung cukup lama.

Saat ini, PSG memang tidak memiliki penyerang tengah murni kelas dunia yang benar-benar menonjol. Celah itu membuat kemungkinan mereka mengajukan penawaran untuk Kane tetap terbuka.

Dengan kualitas Kane, mudah membayangkan ia akan mencetak banyak gol di Ligue 1. Apalagi jika diasuh pelatih seperti Luis Enrique yang gemar mengandalkan permainan menyerang.

Sumber: Planet Football