Liputan6.com, Jakarta AC Milan telah memulai pramusim 2025 mereka dengan laga persahabatan melawan Arsenal di Singapura. Meski hanya berlabel uji coba, pertandingan ini tetap menghadirkan sejumlah cerita menarik untuk dicermati.
Gol tunggal Bukayo Saka di babak kedua jadi pembeda dalam laga yang lebih mirip sesi latihan bersama itu. Arsenal memang lebih siap secara fisik dan taktik, sementara Milan tampil dengan skuad yang belum komplet.
Namun, hasil akhir bukan satu-satunya yang bisa dijadikan catatan. Dari komposisi pemain hingga performa individu, laga ini menyisakan pelajaran penting bagi Massimiliano Allegri dan Milanisti.
Torriani dan Harapan dari Bawah Mistar
Nama Lorenzo Torriani kembali mencuri perhatian, setahun setelah aksinya di tur pramusim Amerika Serikat. Kali ini, kiper muda itu menunjukkan kelasnya di hadapan Arsenal.
Masuk di menit ke-65, Torriani melakukan tiga penyelamatan gemilang termasuk saat menepis sundulan Mikel Merino. Aksinya menjaga skor tetap tipis memberi Milan kesempatan untuk memaksakan adu penalti.
Puncaknya, kiper 20 tahun itu menepis tiga penalti sekaligus di babak tos-tosan. Penampilan solid ini membuka peluang diskusi soal masa depannya, tetap jadi pelapis atau mulai mendapat menit bermain lebih banyak.
Eksperimen Tanpa Striker Alami
Allegri menurunkan formasi tanpa striker murni, mengandalkan Rafael Leao dan Christian Pulisic sebagai duet di lini depan. Opsi ini tampaknya dipilih karena minimnya pilihan dan agenda transfer yang belum rampung.
Lorenzo Colombo diyakini segera pindah ke Genoa, sementara Noah Okafor masuk dari bangku cadangan dan tak banyak memberi dampak. Alhasil, Milan minim kreativitas dan peluang berarti di lini serang.
Beberapa momen individu seperti dribel Leao atau tusukan Ruben Loftus-Cheek menjadi pengecualian. Namun, secara keseluruhan, Milan terlihat buntu dan belum menemukan ritme dalam membangun serangan.
Dua Eks Chelsea Mulai Bersinar Lagi
Dua pemain asal Inggris, Fikayo Tomori dan Ruben Loftus-Cheek, tampil cukup menonjol dalam laga ini. Keduanya seolah ingin membuktikan diri setelah musim lalu penuh tantangan.
Tomori bermain solid di lini belakang dan melakukan beberapa intervensi penting. Fokusnya terlihat jelas sejak awal, termasuk saat menutup kesalahan Musah dengan timing sempurna.
Loftus-Cheek tampil sebagai pemain paling dinamis Milan. Meski sempat salah langkah dalam satu peluang, fisiknya yang prima memberi harapan bahwa ia siap bertarung memperebutkan tempat di lini tengah.
Catatan Taktik dan Harapan untuk Laga Berikutnya
Milan bermain dengan skema 3-5-2 yang tidak sepenuhnya seimbang. Davide Bartesaghi lebih bertahan, sementara Alexis Saelemaekers jarang mendapat ruang untuk aktif menyerang.
Minimnya kreativitas dari sisi lapangan membuat Milan kesulitan menembus pertahanan Arsenal. Padahal, dalam laga pramusim seperti ini, pola permainan biasanya mulai dicoba untuk dibentuk.
Dengan laga melawan Liverpool dan Perth Glory menanti, ada ekspektasi Milan bisa tampil lebih hidup. Waktu latihan bertambah, jadi diharapkan agresivitas serta flair juga mulai terlihat.
Sumber: Sempre Milan