Liputan6.com, Jakarta Pengguna Bandara Internasional Soekarno Hatta, khususnya yang akan menggunakan maskapai keberangkatan internasional di Terminal 2, harus memperhatikan letak konter Imigrasi yang mengalami perubahan per 7 November kemarin.
Seperti apa perubahannya?
"Untuk di Terminal 2 itu memang ada eksisting, kita pindah sedikit ke dalam. Jadi dulunya security check point (SCP) dulu, baru konter Imigrasi, kemudian SCP lagi. Kini agak masuk ke dalam, jadi SCP dulu, baru konter Imigrasi, langsung gate-gate,"ungkap Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Muhammad Iman Paski, Senin (11/11/2024).
Autogate di Nonkatifkan
Lalu, untuk meningkatkan pelayanan, selama 14 hari kedepan, yakni terhitung sejak tanggal 7 November 2024 malam, autogate yang sebelumnya berjumlah 5, dinonaktifkan terlebih dulu.
Hal ini dilakukan untuk memasang autogate tambahan, sehingga sebelumnya hanya 5 akan ditambah sebanyak 10 autogate.
Namun tetap, selama penonaktifan autogate tersebut, sebanyak 6 konter Imigrasi selalu siaga untuk melakukan pelayanan pengecekan paspor ataupun dokumen perjalanan calon penumpang keberangkatan internasional.
"Nanti, setelah 14 hari sejak tanggal 7 November itu, akan aktif sebanyak 10 autogate dan 6 konter check in Imigrasi. Sementara ini dimatikan untuk mensingkronkan dengan autogate yang baru nantinya, tapi tetap 6 konter check in tetap berjalan, jadi kami memohon maklum,"katanya.
Iman pun mengungkapkan, sosialisasi perubahan tata letak ini sudah dilakukan di berbagai media social resmi Imigrasi Bandara Soekarno Hatta. Sehingga diharapkan, calon penumpang tak perlu khawatir terlambat dan patuhi saja jam kedatangan penumpang seperti biasa.
Erick Thohir Batalkan Proyek Terminal 4 Bandara Soetta Senilai Rp 14 Triliun, Kenapa?
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan efisiensi dengan membatalkan proyek pembangunan terminal 4 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang dan menggantinya dengan perbaikan pada terminal 1,2, dan 3.
Menurut Erick, rencana penambahan terminal 4 Bandara Soetta membutuhkan dana yang sangat besar yakni sebesar Rp14 triliun. Ia pun bergerak cepat dengan melakukan kajian komprehensif terkait rencana tersebut, dan menemukan opsi yang jauh lebih efisien.
"Setelah kita melakukan review di kepemimpinan kami, ternyata terminal 4 tidak diperlukan, tetapi hanya memerlukan perbaikan pada terminal 1, 2 dan 3 dengan kebutuhan dana hanya sebesar Rp1 triliun, sehingga kita bisa melihat lonjakan kapasitas bandara yang angkanya hampir mencapai 80-100 juta penumpang, itu efisiensi yang luar biasa," kata Erick di Jakarta, Senin.
Hal ini menjadi salah satu cerita sukses di Kementerian BUMN. Erick memastikan, BUMN harus mampu bekerja secara efektif dan efisien, serta bijak dalam menggunakan anggaran, baik dari kas perusahaan maupun dari negara.
Menurut dia, ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pertumbuhan ekonomi.
Perbaikan fasilitas di bandara merupakan bentuk dukungan konkret dalam peningkatan sektor pariwisata Indonesia. Selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Erick juga akan memperbaiki Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali sebagai salah satu pintu masuk turis dari mancanegara.
"Untuk bandara Bali kita juga melakukan efisiensi, yaitu dengan melakukan renovasi, sehingga harapannya kapasitas penumpang bisa tumbuh dari 24 juta menjadi 32 juta tanpa membangun bandara baru," ucap Erick.
Namun demikian, ia mempersilakan jika ada wacana pembangunan bandara baru di Pulau Dewata. Erick mengatakan, hal ini menjadi salah satu upaya dalam memenuhi target wisatawan Bali yang diprediksi mencapai 50 juta hingga 100 juta di masa mendatang.
"Di rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Menteri Pariwisata, pariwisata akan ditargetkan hampir mencapai 20-29 juta untuk lima tahun ke depan. Artinya, dukungan ekosistem tidak lain ada di kita, yakni BUMN, melalui bandara, penerbangan, dan lain-lainnya," ujar Erick Thohir.