Liputan6.com, Jakarta Athletic Bilbao kembali merasakan atmosfer Liga Champions setelah penantian panjang 11 tahun. Kembalinya klub asal Basque ini langsung disambut tantangan besar: menghadapi Arsenal, semifinalis musim lalu. San Mames pun bersiap menjadi saksi duel penuh gengsi antara dua tim dengan tradisi berbeda di kancah Eropa.
Meski ini menjadi pertemuan pertama Bilbao dengan Arsenal, sejarah perjumpaan mereka dengan klub Inggris punya catatan menarik. Bilbao hanya kalah dua kali dari sembilan laga kandang melawan wakil Premier League. Namun, salah satu kekalahan itu begitu menyakitkan, yakni 0-3 dari Manchester United di semifinal Liga Europa musim lalu.
Di sisi lain, Arsenal datang ke Bilbao dengan modal impresif. The Gunners memenangi lima laga terakhir kontra tim Spanyol, termasuk menyingkirkan Real Madrid di perempat final Liga Champions musim lalu. Artinya, Bilbao harus ekstrawaspada menghadapi tren positif lawannya.
Athletic Bilbao: Kembali ke Panggung Besar
Bagi publik San Mames, Liga Champions musim ini bagaikan pesta yang sudah lama dinantikan. Sejak terakhir kali tampil pada 2014/15, Bibbao hanya bisa menyaksikan persaingan elite Eropa dari kejauhan. Kini, dengan skuad yang lebih segar, mereka berharap bisa memberi kejutan.
Secara historis, kiprah Bilbao di Liga Champions memang belum terlalu mentereng. Mereka hanya mencatat tiga kemenangan dari 12 laga fase utama yang dijalani. Bahkan, dalam dua laga pembuka fase grup sebelumnya, hasil imbang selalu jadi akhir cerita.
Meski begitu, modal tampil di kandang cukup meyakinkan. Bilbao memenangi 14 dari 18 laga kandang terakhir di ajang Eropa. Musim lalu, mereka bahkan melibas enam laga kandang beruntun di Liga Europa sebelum tumbang dari Manchester United.
Arsenal: Konsistensi dan Ancaman Serangan
Arsenal datang dengan status tim mapan di Liga Champions. Setelah absen cukup lama, The Gunners kini memasuki musim ketiga berturut-turut di kompetisi ini. Musim lalu, mereka mencapai semifinal—pencapaian terbaik sejak 2009—sebelum langkahnya dihentikan PSG dengan agregat 1-3.
Rekor fase grup Arsenal juga impresif. Dari 22 pertandingan terakhir, mereka memenangi 16 di antaranya, hanya kalah dua kali. Stabilitas ini makin ditopang oleh kekuatan lini depan. Bukayo Saka, misalnya, sudah mengoleksi sepuluh gol hanya dalam 18 laga Liga Champions. Catatan ini menempatkannya sebagai pemain Inggris dengan rekor terbaik kedua setelah Harry Kane.
Tak hanya itu, lini serang Arsenal kian tajam dengan kehadiran Viktor Gyokeres. Musim lalu, striker asal Swedia itu mencetak enam gol dari enam laga bersama Sporting Lisbon di Liga Champions. Keberadaannya bisa menjadi mimpi buruk bagi lini belakang Bilbao.
Duel dengan Latar Sejarah yang Berbeda
Atmosfer San Mames diyakini akan menjadi faktor krusial. Bilbao terkenal sulit ditaklukkan di kandang, sementara Arsenal sedang menikmati tren positif melawan wakil Spanyol. Dengan latar sejarah yang berbeda, laga ini tak sekadar soal tiga poin awal, melainkan juga pertarungan harga diri.
Bagi Bilbao, ini kesempatan untuk membuktikan diri di pentas elite setelah bertahun-tahun menunggu. Sementara itu, Arsenal ingin melanjutkan konsistensi mereka di Liga Champions dan mengawali perjalanan musim ini dengan kemenangan.
Satu hal yang pasti, duel ini menjanjikan intensitas tinggi khas laga Eropa. San Mames siap bergemuruh, dan dunia akan kembali mengingatkan diri bahwa Athletic Bilbao sudah kembali ke peta besar sepak bola Eropa.
Sumber: UEFA.com