Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi melantik Djoko Siswanto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Kepala SKK Migas). Proses pelantikan dilakukan di Gedung Chairul Saleh, Kementerian ESDM pada Kamis, 7 September 2024.
Djoko Siswanto yang sebelumnya memegang jabatan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) ini naik menggantikan Dwi Soetjipto, yang duduk sebagai Kepala SKK Migas sejak akhir 2018.
Adapun Djoko Siswanto merupakan tenaga ahli yang telah lama berkecimpung di sektor hulu migas. Mengutip laman Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, Jumat (8/11/2024), ia merupakan lulusan diploma Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI), dan Sarjana Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Studinya dilanjut dengan S2 MBA Program Edinburgh Business School, Herriot Watt University (2000-2001). Lalu, orang pertama Indonesia yang mendapuk gelar S2 MBA Specialist Oil & Gas Management di Dundee University (2001-2002), dan S3 Doktor pada Teknik Perminyakan ITB (2006-2011).
Setelah lulus dari studinya pada 1990, Djoko masuk sebagai Petroleum Engineer di PT Sarana Putra Makmur. Pada 1992, ia mulai masuk ke Direktorat Teknik, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM hingga 1999.
Dia kemudian melanjutkan karirnya di Direktorat Eksplorasi dan Produksi Ditjen Migas, guna memantau produksi dan membuat Plan of Development lapangan migas hingga 2003. Pada 2002, Djoko juga sempat memegang Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi.
Setelah lama berkecimpung di Ditjen Migas Kementerian ESDM, Djoko mulai berlabuh ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) per 2008. Berbagai posisi pun diisi, mulai dari Plh Direktur Gas Bumi, Direktur BBM, Sekretaris BPH Migas, hingga Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas.
Pada periode 2018, Djoko Siswanto sempat kembali ke Kementerian ESDM sebagai Plt Direktur Jenderal Migas. Tak lama kemudian, ia diangkat menjadi Sekretaris Dewan Energi Nasional pada 2019, sembari merangkap tugas sebagai Plt Dirjen Migas hingga penerapan pejabat definitif.
Kejar Swasembada Energi Prabowo, SKK Migas Bakal Ambil Alih Sumur Nganggur
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) siap menindaklanjuti target swasembada energi yang diusung Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya dengan melakukan reaktivasi dan mengambil alih sumur migas nganggur (idle).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini pihaknya melihat ada sejumlah temuan undeveloped discovery, berupa lapangan dan sumur migas yang belum kunjung dikembangkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Jadi ada temuan-temuan di masa yang lalu, kita kumpulin ini, yang belum dikembangkan. Belum diusulkan jadi lapangan yang dikembangkan. Padahal ini kan costnya sudah keluar. Jadi ini yang pertama yang kita akan kejar kepada KKKS," ujarnya di Kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Bakal Identifikasi
Dwi mengatakan, SKK Migas bakal mengidentifikasi mana saja sumur-sumur mangkrak yang bisa dikerjakan oleh pemerintah. Dalam pelaksanaannya, itu juga bakal didiskusikan dengan pihak KKKS. Menurut dia, saat ini pemerintah punya kekuatan lebih untuk bisa mengambil alih sumur-sumur migas tersebut.
Ambil Alih Sumur
Dengan adanya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 110.K/MG.01/MEM.M/2024 tentang Pedoman Pengembalian Bagian Wilayah Kerja Potensial Yang Tidak Diusahakan Dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak dan Gas Bumi.
"Kita di 2024 ini sudah punya senjata untuk menekan itu. Kalau yang selama ini kan KKKS tidak mengembangkan ya sudah kita hanya menghimbau-menghimbau, tapi kita tidak punya alat mem-presser-nya," kata Dwi Soetjipto.
"Nah sekarang sudah ada Kepmen ESDM Nomor 110/2024 yang menetapkan, misalnya antara lain undeveloped discovery 3 tahun dia sudah ketemu discovery tidak diapapakan, pemerintah bisa mengambil alih," tegasnya.
Kebijakan itu bakal dioptimalkan untuk mempercepat proses reaktivasi sumur nganggur. Sehingga seluruh ongkos produksi yang telah dikeluarkan bisa kembali pada negara.
"Sekarang ini kita sedang dalam proses untuk diskusi dengan KKKS, agar nanti Januari 2028 seluruh rekomendasi terhadap undeveloped discovery EOR, POD, idle field, idle well itu sudah siap. Dan yang tidak ada rencana yang bisa kita terima, ya itu harus dikembalikan ke negara," tutur Dwi Soetjipto.
Ada Potensi Temuan Migas Baru di Blok Rokan
Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus bekerja keras menambah pasokan minyak dan gas untuk mencapai target produksi yang dicanangkan pemerintah. Sejauh ini, usaha tersebut menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan proyek Migas Non-Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan.
EVP Upstream Business Pertamina Hulu Rokan Andre Wijanarko menjelaskan, salah satu sumur eksplorasi MNK yang menjadi sorotan adalah Sumur Gulamo DET-1.
Proses main fracturing atau perekahan utama pada lapisan formasi Brownshale telah berhasil dilakukan. Hasil awal dari uji alir hidrokarbon (flowback test) menunjukkan indikasi positif adanya aliran hidrokarbon minyak dan gas (migas).
"Hasil pencapaian pasca main fracturing pada Sumur Gulamo merupakan langkah penting dalam membuktikan potensi MNK di WK Rokan," ujar Andre dalam keterangan tertulis, Senin (28/10/2024).
PHR optimistis bahwa dengan hasil yang positif ini, pengembangan MNK di Rokan akan terus berjalan sesuai rencana.
“Evaluasi keekonomian proyek masih terus dilakukan. Kami optimis bahwa dengan data yang semakin lengkap, evaluasi keekonomian akan semakin akurat,” tambah Andre.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menyambut baik progres pencapaian MNK di Gulamo.
“Hasil fracturing MNK Gulamo di Blok Rokan memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada penemuan migas baru untuk mendukung ketahanan nasional dan sejalan dengan rencana long term plan (LTP). Keberhasilan Teknologi fracturing yang digunakan dalam proyek MNK Gulamo akan menjadi langkah untuk implementasi di lapangan MNK lainnya ” ujar Hudi.