CNN Indonesia
Minggu, 21 Sep 2025 09:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Demonstrasi anti-imigran di Den Haag, Belanda, pada Sabtu (20/9) waktu setempat berujung kerusuhan. Dari kejadian tersebut, 30 orang demonstran ditangkap dan dua polisi terluka.
Penangkapan tambahan demonstran tidak menutup kemungkinan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan seiring dengan pemeriksaan melalui kamera pengawas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan Reuters, Polisi Belanda menggunakan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan demonstran yang banyak diisi oleh kelompok sayap kanan.
Ribuan orang bergabung dalam protes yang diorganisir oleh aktivis sayap kanan Belanda. Mereka menuntut imigrasi yang lebih ketat dan tindakan keras terhadap pencari suaka, lebih dari sebulan sebelum Pemilu Belanda.
Banyak demonstran mengibarkan bendera Belanda dan bendera yang terkait dengan kelompok sayap kanan. Namun demonstrasi berujung kericuhan berupa bentrok dengan polisi dan pelemparan batu dan botol.
Bahkan sebuah mobil polisi dibakar dan sekelompok demonstran sempat memblokir jalan raya dekat lokasi unjuk rasa.
Media setempat melaporkan para pengunjuk rasa juga memecahkan sejumlah jendela di kantor pusat partai D66 yang berhaluan kiri-tengah. Partai itu dianggap banyak orang sayap kanan ekstrem sebagai partai pelayan elit progresif.
Pemimpin D66, Rob Jetten, mengatakan kerusakan kantor organisasinya sangat parah.
"Jika kalian pikir kalian bisa mengintimidasi kami, bermimpilah. Kami tidak akan pernah membiarkan perusuh ekstremis merampas negara kami yang indah," kata Jetten dalam kicauan di X.
Politisi sayap kanan dan anti-imigran dan anti-muslim, Geert Wilders sempat diundang dalam demonstrasi tersebut untuk memberikan pidato, tetapi ia tidak hadir.
Wilders merupakan pemenang pemilu sebelumnya dan tetap populer dalam beberapa pekan terakhir dalam jajak pendapat sebelum Pemilu Belanda pada 29 Oktober 2025.
Namun dalam kicauan di X, Wilders mengutuk kekerasan terhadap demonstran oleh pihak kepolisian. Ia menyebut kekerasan itu "sama sekali tidak dapat diterima" dan menyebut mereka "idiot".
(end)