Liputan6.com, Jakarta - Warga menukarkan uang yang dimilikinya di Layanan Penukaran Uang dalam Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) Bank Indonesia di Desa Tifu, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan, Pulau Buru, Maluku, Kamis (24/10/2024).
Ada beberapa yang menukarkan uang dengan pecahan yang lebih kecil, hingga uang lusuh dan sobek dengan uang layak edar dari BI.
Salah satu warga, Mama Thea (60) mengaku merasa terbantu dengan adanya layanan penukaran uang ini. Pasalnya, banyak pelanggan yang enggan menerima uang sobek dan rusak.
"Saya terbantu dengan ada ini (penukaran uang), jadi uang bisa dipakai lagi. Karena yang sobek itu orang tidak mau terima," ujar Mama Thea, seorang pemilik warung sembako tersebut, di lokasi.
Mama Thea menukarkan uang senilai Rp 388.000 dengan pecahan beragam. Mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, dan Rp 10.000.
Tak cuma Mama Thea, ada seorang ibu lainnya yang membawa uang koin atau logam dan ditukarkan dengan uang kertas layak edar. Dia juga turut membawa beberapa lembar uang sobek dan lusuh.
Selain penukaran uang, Ekspedisi Rupiah Berdaulat Bank Indonesia juga mengadakan Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan sosialisasi tentang uang rupiah.
Pada momen sosialisasi, banyak anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang terlibat aktif. Selain itu, ada pula orang tua yang turut serta dalam sosialisasi tersebut.
Adapun materi sosialisasi disampaikan seputar cara penggunaan uang kertas, cara menyimpan, hingga hal-hal yang perlu dihindari ketika menggunakan uang rupiah kertas.
Senyum Manis Anak SD di Pulau Geser: Aku Punya Uang Baru!
Sebelumnya, lebih dari 10 anak berseragam Sekolah Dasar (SD) tampak ikut mengantre di depan Kecamatan Geser, Pulau Geser, Seram Bagian Timur, Maluku. Anak-anak SD itu terlihat mencolok di antara orang-orang lainnya yang sebagian besar berusia lebih tua.
Mereka ikut dalam antrean untuk Layanan Penukaran Uang dalam rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Meskipun banyak nelayan hingga pemilik toko yang juga antre, anak-anak SD ini tetap bersemangat mengikuti layanan tersebut.
Berbeda dengan para pekerja yang membawa uang dalam nominal besar, para siswa SD tersebut hanya membawa uang secukupnya. Tidak banyak, hanya beberapa lembar uang kertas pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, dan sedikit Rp 20.000.
Tak sedikit dari anak-anak SD itu yang menukarkan selembar uang kertas lusuh miliknya dengan uang baru yang disediakan oleh BI.
"Saya sengaja ingin tukar uang, biar uangnya baru," ujar Adam, seorang siswa kelas 4 SD di Pulau Geser, Kecamatan Seram Timur, Seram Bagian Timur, Maluku, Rabu (23/10/2024).
Rela Antre Demi Uang Baru
Memiliki uang dengan kondisi baru menjadi hal yang menarik bagi mereka. Mereka rela antre bersama siswa lainnya untuk menukar uang secara langsung.
Beberapa siswa membawa uang logam yang dibungkus dalam plastik kecil. Ada juga yang mengumpulkan uang di salah satu teman mereka, lalu membagikannya kembali setelah berhasil menukarkan dengan uang baru.
Momen menarik lainnya terjadi ketika mereka berhasil menukar uang yang dibawa. Salah satu anak bahkan menempelkan ujung hidungnya ke lembaran uang kertas baru. "Uang baru ini wangi," ujarnya.