Format Baru Bikin Geger, 5 Fakta Menarik usai Penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025

1 month ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pertama kali digelar pada tahun 2000, Piala Dunia Antarklub telah mengalami berbagai evolusi, baik dari segi format, jumlah peserta, hingga lokasi penyelenggaraan. Kini, ajang kompetisi sepak bola klub internasional itu kembali mengalami transformasi besar pada tahun 2025.

Turnamen ini sebelumnya mempertemukan juara dari berbagai konfederasi sepak bola di seluruh dunia, menjadi panggung bagi klub-klub terbaik untuk menguji kualitas mereka di tingkat global.

Namun, perwakilan dari tiap kontinental kini bertambah. Perubahan signifikan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai komersial dan daya saing turnamen, membuka kesempatan lebih besar bagi klub-klub di luar Eropa untuk tampil.

Edisi perdana dengan format baru ini diselenggarakan di Amerika Serikat, menjanjikan tontonan yang lebih meriah dan kompetitif. Salah satunyanya adalah laga puncak yang menghadirkan kemenangan Chelsea atas Paris Saint-Germain.

Simak berbagai fakta menarik mengenai Piala Dunia Antarklub di bawah ini:

Sejarah dan Perjalanan Kompetisi Global

Piala Dunia Antarklub FIFA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 di Brasil. Edisi perdana ini diikuti oleh delapan tim, termasuk Manchester United sebagai juara Eropa dan Corinthians sebagai tim tuan rumah.

Namun, turnamen tersebut dianggap gagal secara komersial maupun teknis, ditandai dengan minimnya penonton di stadion dan kurangnya antusiasme. Akibatnya, turnamen ini tidak dilanjutkan pada tahun 2001 seperti rencana awal, dengan edisi kedua seharusnya digelar di Spanyol dan diikuti 12 klub peserta.

Pembatalan ini disebabkan oleh kebangkrutan mitra pemasaran FIFA, International Sport and Leisure (ISL). FIFA kemudian menghidupkan kembali turnamen ini pada tahun 2005 di Jepang dengan format baru yang lebih ramping, hanya melibatkan enam juara konfederasi. Sejak saat itu, Piala Dunia Antarklub terus digelar setiap tahun hingga edisi 2023.

Dominasi Tak Terbantahkan Klub Eropa

Sejak format baru diperkenalkan pada tahun 2005, klub-klub Eropa telah mendominasi turnamen ini. Real Madrid menjadi tim tersukses dengan lima gelar juara, diikuti oleh Barcelona dengan tiga gelar.

Klub-klub Eropa biasanya langsung masuk ke babak semifinal karena status mereka sebagai juara Liga Champions UEFA. Mereka seringkali melaju ke final dengan mudah, berkat kualitas skuad, dukungan finansial yang besar, serta pengalaman bermain di kompetisi elit.

Sejak tahun 2012 hingga 2025, hanya klub Eropa yang berhasil keluar sebagai juara. Fakta ini menunjukkan kesenjangan kekuatan antar-benua yang signifikan dalam sepak bola klub.

Momen Kejutan dari Wakil Non-Eropa

Meskipun dominasi Eropa sangat kuat, beberapa klub dari luar Eropa pernah menciptakan kejutan. Pada tahun 2010, TP Mazembe dari Republik Demokratik Kongo menjadi klub Afrika pertama yang berhasil mencapai final.

Mereka mengalahkan Internacional dari Brasil di semifinal, meskipun akhirnya kalah 0-3 dari Inter Milan di final. Pencapaian ini mengejutkan dunia sepak bola dan menunjukkan potensi klub-klub non-Eropa.

Contoh lain termasuk Kashima Antlers (Jepang) pada tahun 2016 dan Al-Ain (Uni Emirat Arab) pada tahun 2018. Keduanya berhasil mencapai final, menunjukkan bahwa klub-klub Asia dan Afrika juga mampu bersaing di panggung dunia, meskipun belum berhasil meraih gelar juara.

Revolusi Format Piala Dunia Antarklub 2025

FIFA telah mengumumkan perubahan besar pada Piala Dunia Antarklub yang akan dimulai pada tahun 2025. Turnamen ini akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali, menyerupai format Piala Dunia antarnegara, dengan jumlah peserta ditingkatkan menjadi 32 klub dari berbagai konfederasi.

Edisi perdana dengan format baru ini akan diselenggarakan di Amerika Serikat dari 14 Juni hingga 13 Juli 2025. Sebanyak 32 tim akan dibagi menjadi delapan grup yang masing-masing terdiri dari empat tim, dengan dua tim teratas dari setiap grup melaju ke babak gugur.

Alokasi slot untuk turnamen piala dunia antarklub 2025 adalah sebagai berikut:

  • Eropa (UEFA): 12 tim
  • Amerika Selatan (CONMEBOL): 6 tim
  • Afrika (CAF): 4 tim
  • Asia (AFC): 4 tim
  • Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (Concacaf): 4 tim
  • Oseania (OFC): 1 tim
  • Negara Tuan Rumah: 1 tim

Keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, terutama terkait jadwal klub-klub besar yang menjadi lebih padat. Meskipun demikian, FIFA tetap melanjutkan rencana ini untuk meningkatkan nilai komersial dan daya saing global antar klub.

Tantangan dan Harapan Klub Asia dan Afrika

Hingga saat ini, belum ada klub dari Asia maupun Afrika yang berhasil meraih gelar juara di Piala Dunia Antarklub. Meskipun beberapa kali berhasil menembus final, klub-klub dari kedua benua ini masih kalah dalam hal kualitas dan pengalaman dibandingkan wakil Eropa dan Amerika Selatan.

Hal ini mencerminkan kesenjangan yang masih ada dalam hal infrastruktur, pembinaan pemain, dan dana operasional. Kesenjangan ini menjadi tantangan besar bagi klub-klub non-Eropa untuk bersaing di level tertinggi.

Namun, prestasi tim seperti TP Mazembe (2010), Raja Casablanca (2013), dan Al Hilal (2022) yang berhasil mencapai final, menjadi sinyal positif. Dengan pengembangan liga domestik, peningkatan fasilitas pelatihan, dan perekrutan pemain berkualitas, bukan tidak mungkin klub dari Asia atau Afrika suatu hari nanti dapat mematahkan dominasi raksasa-raksasa Eropa dalam ajang piala dunia antarklub 2025 dan seterusnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |