Harga Batu Bara Stabil saat Minyak Tergelincir ke Level Terendah

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara Newcastle pada Senin, 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35 per ton. Hal ini terjadi di tengah harga minyak dunia yang melemah pada awal pekan ini.

Berdasarkan data barchart.com, dikutip Selasa, (6/5/2025), harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Juni 2025 pada 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35.

Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) ditutup pada level terendah sejak 2021 usai OPEC+ setuju meningkatkan produksi pada Juni. Ini adalah persetujuan peningkatan produksi untuk bulan kedua yang dilakukan oleh organisasi produsen minyak beserta sekutunya ini.

Mengutip CNBC,  harga minyak mentah AS susut USD 1,16 atau 2% menjadi USD 57,13 per barel pada penutupan perdagangan Senin. Angka ini adalah penutupan terendah sejak Februari 2021.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global turun USD 1,06 atau 1,7% mnejadi USD 60,23 per barel pada penutupan perdagangan. Harga minyak mentah patokan global ini sudah turun sekitar 20% sepanjang 2025.

Harga batu bara Newcastle yang tetap itu juga terjadi di tengah produksi batu bara India dari tambang milik sendiri dan komersial mencapai 14,01 juta ton atau metrik ton (MT) pada April 2025, naik dari 10,87 MT dari periode sama tahun lalu.

Mengutip Asian-Power.com, produksi batu bara India naik menjadi 16,81 MT dari 14,54 MT. Kementerian mengaitkan tren ini dengan intervensi kebijakan berkelanjutan, pemantauan ketat dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk mempercepat izin operasional dan meningkatkan kapasitas produksi.

Kontribusi lainnya terhadap peningkatan ini adalah dimulainya operasi di blok batu bara yang dikembangkan selama periode tersebut yakni blok Kotre Basantpur Pachmo milik M/s Central Coalfields Limited (CCL) dengan kapasitas puncak terukur 5 MT per tahun. Selain itu, blok batu bara Naini milik M/s Singareni Collieries Company Limited (SCCL) dengan kapasitas puncak terukur 10 MT per tahun.

“Fokusnya tetap pada memastikan kelancaran produksi, meminimalkan gangguan pasokan, dan berkontribusi secara signifikan terhadap permintaan energi negara yang terus meningkat,” kata kementerian tersebut.

Harga Minyak Dunia Anjlok

Sebelumnya, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) ditutup pada level terendah sejak 2021 setelah OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi pada Juni. Ini adalah persetujuan peningkatan produksi untuk bulan kedua yang dilakukan oleh organisasi produsen minyak beserta sekutunya ini.

Mengutip CNBC, Selasa (6/5/2025), harga minyak mentah AS turun USD 1,16 atau 2% menjadi USD 57,13 per barel pada penutupan perdagangan hari Senin. Angka ini adalah penutupan terendah sejak Februari 2021.

Sedangkan harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global turun USD 1,06 atau 1,7% mnejadi USD 60,23 per barel pada penutupan perdagangan. Harga minyak mentah patokan global ini sudah turun sekitar 20% sepanjang tahun ini.

Delapan produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi, pada Sabtu kemarin sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juni. Keputusan tersebut diambil satu bulan setelah OPEC+ mengejutkan pasar dengan menyetujui untuk meningkatkan produksi pada Mei dengan jumlah yang sama.

Peningkatan produksi pada Juni ini hampir tiga kali lipat dari 140.000 barel per hari yang awalnya diperkirakan oleh Goldman Sachs. Pergerakan tersebut berarti bahwa OPEC+ membawa lebih dari 800.000 barel minyak per hari pasokan tambahan ke pasar selama dua bulan.

April Sudah Anjlok Dalam

Harga minyak pada April membukukan menurunan bulanan terbesar sejak 2021, karena tarif yang lebih tinggi dari Presiden AS Trump telah meningkatkan kekhawatiran akan resesi yang akan memperlambat permintaan minyak pada saat yang sama ketika OPEC+ dengan cepat meningkatkan pasokan.

"Keyakinan utama kami tetap bahwa kapasitas cadangan yang tinggi dan risiko resesi yang tinggi mendistorsi risiko terhadap harga minyak ke sisi negatif meskipun fundamental spot relatif ketat," jelas kepala analis minyak Goldman Daan Struyven.

Bank investasi tersebut telah memangkas perkiraannya untuk harga minyak mentah AS tahun ini sebesar USD 3 menjadi USD 56 per barel.

Eksplorasi Bakal Turun

Perusahaan jasa ladang minyak seperti Baker Hughes dan SLB memperkirakan investasi dalam eksplorasi dan produksi akan menurun tahun ini karena lingkungan harga yang lemah.

"Prospek pasar minyak yang kelebihan pasokan, kenaikan tarif, ketidakpastian di Meksiko, dan melemahnya aktivitas di Arab Saudi secara kolektif membatasi tingkat pengeluaran hulu internasional," kata CEO Baker Hughes Lorenzo Simonelli dalam laporan laba kuartal pertama perusahaan pada 25 April, mengacu pada eksplorasi dan produksi.

Perusahaan minyak besar Chevron dan Exxon melaporkan laba kuartal pertama minggu lalu yang turun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024 karena harga minyak yang lebih rendah.

OPEC+ Setuju Dongkak Produksi Minyak pada Juni 2025

OPEC+ telah setuju untuk mempercepat kenaikan produksi minyak pada Juni 2025. Dengan kesepakatan ini maka ini merupakan keputusan kenaikan dua bulan berturut-turut yang dijalankan oleh OPEC+.

Dalam kesepakatan tersebut organisasi negara-negara produsen minyak beserta sejumlah sekutu seperti Rusia epakat untuk meningkatkan produksi pada Juni sebesar 411.000 barel per hari. 

Kenaikan produksi minyak ini tetap dilakukan meskipun harga minyak mentah tengah mengalami tekanan di tengah ekspektasi pelemahan permintaan dampak dari perang dagang.

Mengutip CNBC, Minggu (4/5/2025), Setelah pertemuan yang dilakukan secara daring selama lebih dari satu jam, kelompok produsen minyak itu mengumumkan peningkatan pasokan, dengan mengatakan fundamental pasar minyak sehat dan persediaan rendah.

Harga minyak turun ke level terendah empat tahun pada April hingga menyentuh di bawah USD 60 per barel setelah OPEC+ mengumumkan peningkatan produksi yang lebih besar dari yang diharapkan untuk Mei. Penurunan harga minyak ini terjadi karena tekanan karena tarif Presiden AS Donald Trump menimbulkan kekhawatiran akan melemahnya ekonomi global.

Ikuti Kata Trump

Sumber OPEC+ mengatakan Arab Saudi mendorong OPEC+ untuk mempercepat pencabutan pemotongan produksi sebelumnya untuk menghukum sesama anggota yaitu Irak dan Kazakhstan karena tidak mematuhi kuota produksi mereka.

Kenaikan tersebut juga mengikuti seruan dari Trump kepada OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Trump akan mengunjungi Arab Saudi pada akhir bulan Mei.

Pada Desember, delapan negara OPEC+ yang telah menerapkan pemangkasan produksi terbaru kelompok tersebut sebesar 2,2 juta barel per hari setuju untuk secara bertahap menghapusnya dengan kenaikan bulanan sekitar 138.000 barel per hari mulai April 2025.

Peningkatan pada bulan Juni dari delapan negara tersebut akan menjadikan total kenaikan gabungan untuk bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 barel per hari, yang merupakan pengurangan 44% dari pemangkasan 2,2 juta barel per hari.

Read Entire Article
Bisnis | Football |