Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, HSBC mencatatkan kinerja luar biasa dalam sektor wealth management sepanjang tahun ini.
Dengan pertumbuhan Assets Under Management (AUM) dan pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, HSBC menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam industri ini.
Menurut manajemen HSBC, meskipun tidak menyebutkan angka spesifik, pertumbuhan lebih dari dua digit dalam AUM dan pendapatan menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, HSBC merasa percaya diri dibandingkan dengan kompetitornya, yang unggul dalam hal pertumbuhan wealth management, baik dari sisi AUM growth maupun revenue growth.
HSBC menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari strategi mereka yang fokus pada pemberian solusi keuangan yang menyeluruh kepada nasabah. Melalui pendekatan ini, nasabah merasa lebih aman dan percaya untuk mengalokasikan lebih banyak investasi mereka di HSBC.
Selain itu, HSBC berusaha untuk tidak hanya menjual produk keuangan semata, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan dengan nasabah melalui model advisory yang membantu nasabah merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik.
"Dengan menyediakan total financial solution, kami memastikan bahwa nasabah memiliki rencana yang komprehensif untuk masa depan finansial mereka. Ini bukan hanya soal produk, tetapi bagaimana kami membantu mereka meraih tujuan finansial yang lebih besar," kata Head of Network Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja kepada wartawan, Kamis (7/11/2024).
Diversifikasi Portofolio untuk Hadapi Volatilitas Pasar
Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, HSBC juga mengingatkan pentingnya diversifikasi dalam portofolio investasi, terutama di tengah volatilitas pasar yang meningkat.
Dengan kondisi pasar yang belum stabil, baik di Asia maupun di pasar global seperti Amerika Serikat, HSBC menyarankan agar nasabah tidak mengandalkan satu jenis instrumen investasi saja.
Menurut HSBC, strategi asset allocation yang tepat—termasuk pembagian alokasi untuk equity, fixed income, money market, serta mata uang asing seperti USD—merupakan kunci untuk mengurangi risiko investasi. Pendekatan ini diyakini dapat meminimalisir dampak dari perubahan politik maupun ekonomi yang tidak terduga.
"Di tengah ketidakpastian pasar, kami mendorong nasabah untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik sesuai dengan profil risiko masing-masing. Ini adalah langkah penting untuk menghadapi volatilitas pasar dan memastikan stabilitas keuangan jangka panjang," tambah Sumirat Gandapraja.
Tantangan Kelas Menengah dan Solusi Keuangan yang Tepat
Namun, tantangan tetap ada, terutama dengan kelas menengah yang saat ini kesulitan untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi.
HSBC melihat meskipun kelas menengah menghadapi hambatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, perencanaan keuangan yang tepat dapat membantu mereka mengatasi tantangan ini.
HSBC mendorong kelas menengah untuk mulai belajar merencanakan keuangan mereka dengan lebih matang, fokus pada empat hal.
"Kami mendorong kelas menengah untuk mulai belajar merencanakan keuangan mereka dengan lebih matang, fokus pada empat area utama: proteksi keluarga, pendidikan anak, pensiun, dan warisan," ujar Sumirat.
Ia juga menambahkan melalui perencanaan yang lebih terstruktur, kelas menengah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan finansial dan meraih tujuan keuangan yang lebih tinggi.