Inter Milan Mulai Merasakan Apa yang Dialami Liverpool dan Barcelona

3 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta Fabio Caressa menilai Inter Milan mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan mental, seperti yang dialami Liverpool dan Barcelona, setelah bertahun-tahun bersaing di level tertinggi dengan tekanan besar untuk terus menang. Pandangan itu disampaikan oleh jurnalis Italia tersebut dalam program “Deejay Football Club” di Radio Deejay, dikutip dari FCInter1908.

Meski Inter masih mampu meraih kemenangan atas Verona dan Kairat Almaty, Caressa menilai performa mereka menunjukkan penurunan ketajaman mental. Ia menyoroti bagaimana ritme pertandingan yang padat dan ekspektasi tinggi setiap pekan mulai menimbulkan efek kelelahan tersendiri bagi para pemain.

“Saya pikir Inter sedikit lelah secara mental,” kata Caressa. “Sudah bertahun-tahun mereka bermain dua atau tiga kali seminggu dengan ekspektasi yang sama untuk menang. Itu menumpuk dari waktu ke waktu.”

Dibandingkan dengan Liverpool dan Barcelona

Caressa kemudian membandingkan kondisi Inter dengan dua klub besar Eropa lainnya, Liverpool dan Barcelona. Kedua tim itu, menurutnya, juga menghadapi masalah serupa setelah melewati siklus panjang penuh intensitas dan tuntutan untuk selalu berada di puncak.

“Itu masalah yang sama yang dialami Liverpool tahun ini, dan Barcelona juga,” ujar Caressa. “Tim-tim ini telah bermain dengan intensitas penuh selama bertahun-tahun. Jenis sepak bola seperti ini menguras tenaga lebih dari sebelumnya, terutama ketika kamu selalu berada di posisi teratas.”

Pendapat Caressa mencerminkan tantangan psikologis yang kerap dialami tim-tim besar yang terbiasa bersaing di level tertinggi. Intensitas pertandingan, ekspektasi publik, serta tekanan dari manajemen dan suporter menciptakan situasi di mana kelelahan mental bisa muncul bahkan ketika hasil di lapangan masih positif.

Penting bagi Inter untuk Mengatur Energi dan Fokus

Menurut Caressa, Inter harus mampu mengelola energi dan fokus mereka dengan cermat agar tidak mengalami penurunan performa yang lebih dalam. Ada perbedaan besar antara bermain untuk posisi keempat dan bersaing memperebutkan gelar juara.

“Bermain untuk posisi keempat itu satu hal, tetapi bermain untuk posisi pertama adalah hal lain,” ucapnya. “Jika Inter tidak menemukan cara untuk mengatasinya, mereka berisiko mengalami penurunan performa sepanjang musim, dan mengingat gaya bermain mereka, hal itu bisa menjadi fatal.”

Ucapan Caressa menjadi pengingat bahwa di balik dominasi Inter dalam beberapa musim terakhir, ada beban mental yang terus menumpuk. Tantangan terbesar bukan hanya menjaga konsistensi di lapangan, tetapi juga menjaga kejernihan pikiran dalam menghadapi tekanan yang datang tanpa henti. Jika tak segera diatasi, kelelahan mental bisa menjadi lawan paling berat bagi tim yang terbiasa menang.

Sumber: FCInter1908, Sempre Inter

Klasemen Serie A/Liga Italia

Read Entire Article
Bisnis | Football |