Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengungkapkan Indonesia kehilangan potensi investasi senilai Rp 2.000 triliun pada 2024. Biang keroknya adalah regulasi yang tumpang tindih hingga iklim investasi yang tidak kondusif.
Dia menjelaskan, persoalan regulasi menjadi permasalahan klasik pada konteks penanaman modal di Indonesia. Dalam catatannya, ada sekitar Rp 1.500-2.000 triliun investasi batal masuk.
"Kita menemukan kementerian kami ini juga setiap tahun mencatat realisasi investasi yang itu di input oleh para pelaku usaha. Kita menemukan angka di tahun 2024 itu angka unrealisasi investasi itu sekitar Rp 1.500an, mungkin tembus ke angka Rp 2.000 triliun," kata Todotua dalam Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi, di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Dia menuturkan, beberapa penyebabnya adalah aturan yang tumpang tindih hingga tak kondusifnya iklim investasi di RI.
"Unrealisasi investasi, kenapa? Karena persoalan-persoalan seperti kaya begini, perizinannya iklim investasinya yang tidak kondusif, berbagai macam kebijakan tumpang tindi dan lain-lain," ujar dia.
Meski begitu, Indonesia masih mencatatkan angka jumbo investasi yang masuk seoanjang 2024 lalu. Angkanya mencapai Rp 1.700 triliun, sedikit di atas target yang ditentukan sebesar Rp 1.650 triliun.
Pangkas Regulasi
Todotua menuturkan, persoalan regulasi ini telah jadi perhatian Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani. Sejalan dengan perintah Presiden Prabowo Subianto soal reformasi birokrasi.
"Maka dalam revisi Pak ya, revisi yang ada ini nanti semoga ini juga menjadi suatu terobosan langkah dalam kita melakukan aksi-aksi untuk dalam langkah bisa mempercepat, mempermudah dan memberikan khususnya kepastian, konteks kepastian terhadap perizinan berusaha," terangnya.
Dengan harapan regulasi tepat sasaran, Todotua berharap ada masukan dari pelaku usaha. "Kita coba memberikan konsultasi publik karena ini juga kita perlu input masukkan dari publik, dari para pelaku usaha untuk catatan kita bagaimana bisa melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan," pungkasnya.
RI Butuh Investasi Rp 13.000 Triliun
Diberitakan sebelumnya, Indonesia membutuhkan realisasi investasi hingga Rp13.032 triliun dalam kurun pada periode 2025-2029 untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029 mendatang.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno.
"Untuk peningkatan berpengaruh ke (target) 8 persen, pada 2025 sampai 2029 ini ternyata dari sisi investasi Ini diperlukan investasi sebesar Rp13.032,8 triliun," kata Riyatno dalam acara Grab Business Forum 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Target Investasi Tahunan
Dia mengatakan, realisasi investasi jumbo tersebut akan menyerap tenaga kerja sebesar 3,47 juta orang. Realisasi tenaga kerja ini tersebar di pulau Jawa maupun luar pulau Jawa.
Untuk mencapai target tersebut, realisasi investasi pada 2025 harus mencapai Rp1.905 triliun. Sementara target investasi 2026 ditetapkan Rp2.175 triliun. Selanjutnya pemerintah menargetkan investasi pada 2027 sebesar Rp 2.567 triliun. Lalu untuk target investasi 2028 meroket menjadi Rp2.969 triliun dan target investasi di 2029 mencapai Rp 3.414 triliun.
"Jadi targetnya luar biasa besar, sebelumnya 10 tahun terakhir itu masih lebih kecil dibandingkan dengan target 5 tahun untuk 2025-2029," tegasnya.