Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 100 perwakilan pemerintah dan pelaku bisnis dari Indonesia dan Australia berkumpul di Jakarta, Kamis (3/7/2025), untuk memperingati ulang tahun kelima Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (IA-CEPA).
Perjanjian strategis yang berlaku sejak 2020 ini terbukti mempererat hubungan ekonomi kedua negara, bahkan berhasil melipatgandakan volume perdagangan dalam lima tahun terakhir.
“Hanya dalam waktu lima tahun, IA-CEPA telah meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Australia hingga dua kali lipat. Ini adalah perjanjian penting yang mencerminkan hubungan dan kepercayaan yang mendalam antara kedua negara,” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
Lebih dari sekadar angka perdagangan, IA-CEPA turut membuka akses Indonesia terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari Australia, yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi barang bernilai tambah dan diekspor ke pasar internasional lainnya. Hal ini dinilai turut mendukung penciptaan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat ketahanan ekonomi kedua negara.
Adaptif di Tengah Dinamika Global
Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyambut baik momentum evaluasi perjanjian tersebut. Ia menilai IA-CEPA tetap relevan dan adaptif di tengah dinamika global yang cepat berubah, serta terus memberikan manfaat konkret bagi kedua negara.
“Peninjauan ini penting agar IA-CEPA terus memberi nilai tambah dan menjawab tantangan zaman,” ujarnya.Sementara itu, Duta Besar RI untuk Australia, Siswo Pramono, menekankan pentingnya menjadikan ulang tahun ini sebagai momen reflektif. Dalam situasi geopolitik yang semakin dinamis, IA-CEPA disebutnya sebagai perangkat strategis yang harus dioptimalkan untuk memperkuat kepercayaan dan kolaborasi di tengah ketidakpastian kawasan.
“Kita harus mawas diri tentang bagaimana mengoptimalkan perangkat strategis ini. Kita perlu meningkatkan kepercayaan satu sama lain untuk mengatasi tantangan bersama,” tutur Siswo.
Sinergi Pelaku Usaha Jadi Kunci
Dalam sesi diskusi, Business Champion Australia untuk Indonesia, Profesor Jennifer Westacott, serta Profesor Mari Elka Pangestu, berbagi pandangan strategis mengenai masa depan IA-CEPA. Mereka menyoroti pentingnya komitmen bersama terhadap perdagangan yang terbuka dan berbasis aturan, agar Indonesia dan Australia dapat terus tumbuh bersama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Keduanya menekankan bahwa sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, termasuk pelaku UMKM, akan semakin penting dalam memperkuat ekosistem perdagangan bilateral yang inklusif dan berkelanjutan.