Kerugian Akibat Kejahatan Siber Bakal Tembus Rp 164,7 Kuadriliun pada 2025

4 days ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Director of Payment Ecosystem Risk and Control Visa, Lim Kah Wee memperingatkan, atas bahaya serangan siber terhadap sektor bisnis di masa depan. Khususnya bagi para pelaku bisnis sekelas UMKM yang kini banyak bertebaran di Indonesia. 

Lim menyatakan, kasus cyber crime saat ini sangat progresif, hingga menciptakan kerugian bisnis triliunan rupiah. Pelaku kejahatan siber saat ini sudah sangat terorganisir sebagai sebuah entitas bisnis. 

"Pelaku kejahatan (siber) hari ini seperti bisnis. Mereka punya satu tujuan, yaitu menghasilkan uang. Mereka memiliki CEO, COO, CEO, apapun itu untuk menciptakan uang secepat mungkin," ungkapnya dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) XIII-2024 yang digelar BCA di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Menurut estimasinya, kerugian akibat kejahatan siber secara global bakal menembus USD 10,5 triliun, atau setara Rp 164,75 kuadriliun pada 2025. Angka itu melonjak dari total kerugian di 2022 sebesar USD 7 triliun, dan USD 2 triliun pada 2019.

Jumlah itu akan memakan porsi tak sedikit dari total produk domestik bruto (PDB) global, yang pada 2025 diperkirakan berada di kisaran USD 115 triliun. 

Dengan perangkat AI, Lim menyebut pelaku kejahatan siber bisa dengan mudah membobol data keuangan individu maupun perusahaan. Ini jadi semacam peringatan bagi suatu negara agar lebih memperhatikan sistem keamanan digital. 

"Jadi mereka memanfaatkan apapun yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan uang. Semisal lewat real time payments, monetisasi dengan cepat," imbuhnya. 

Singkatnya, ia meminta badan otoritas suatu negara untuk memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI. Sehingga, Lim berharap tak akan ada banyak rekening yang telah terkoneksi dengan sistem digital, simpanannya bakal terkuras habis di masa depan. 

"Mereka terus menerus membuktikan Anda dan saya, dan semua sistem pembayaran mudah dibobol. Dengan begitu, pertanyaannya adalah kapan kita menunggu mereka menghasilkan uang sebanyak mungkin dari Anda. Dengan itu, saya berharap yang terbaik untuk Anda semua, semoga sukses," ia menambahkan.

Kejahatan Siber Ancam Industri keuangan di Indonesia, Ada Solusi?

Sebelumnya, dalam upaya menyukseskan Indonesia 4.0 di era transformasi digital yang berkembang pesat, pemimpin industri perlu bergerak cepat dalam mengadopsi teknologi agar unggul dalam persaingan. Industri keuangan di Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman kejahatan siber dan kebocoran data yang semakin gencar.

Menurut laporan IBM Cost of a Data Breach 2023, sektor keuangan menempati peringkat kedua dalam statistik kerugian global akibat insiden keamanan siber.

Melalui acara regulernya, CBNCloud Connect, kali ini CBNCloud berkolaborasi dengan mitra teknologi, Huawei Cloud, untuk menyelenggarakan diskusi eksklusif terkait pentingnya adopsi teknologi cloud dalam mengamankan data dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

"Dalam era digital ini, keamanan data merupakan aspek yang sangat penting bagi industri keuangan. Kami, CBNCloud bersama Huawei Cloud, berkomitmen untuk mengedukasi dan memberdayakan pemimpin industri mengenai manfaat teknologi cloud dalam memperkuat sistem keamanan dan kesiapan menghadapi bencana," ujar Chief Operating Officer CBNCloud Hery Sentosa dikutip Kamis (25/7/2024).

Acara ini memberikan pandangan strategis tentang keamanan data dan menjadi platform untuk berbagi praktik terbaik dalam mengimplementasikan teknologi cloud dalam operasional bisnis.

Selain itu, peserta dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana teknologi cloud mempercepat inovasi, meningkatkan efisiensi operasional, serta memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap bencana dan serangan siber.

Peserta diajak mengeksplorasi berbagai fitur dan layanan yang ditawarkan oleh Huawei Cloud dan CBNCloud untuk mendukung transformasi digital mereka, memastikan infrastruktur IT yang aman, serta adaptif terhadap perubahan pasar dan regulasi.

Layanan Cloud Global

Huawei Cloud, sebagai penyedia layanan cloud global terkemuka, menekankan komitmennya terhadap keamanan data dengan mematuhi standar dan menawarkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap klien.

“Dengan kehadiran kami di Indonesia, Huawei Cloud hadir dengan solusi cadangan dan pemulihan data yang aman, efisien, dan mudah digunakan. Kami mendukung backup konsisten saat crash, redundansi Multi-AZ, dan replikasi lintas wilayah untuk pemulihan data yang handal. Teknologi cadangan inkremental mengurangi waktu backup hingga 95%, sementara fitur Restore Instan memungkinkan pemulihan data dalam waktu singkat tanpa memerlukan keahlian khusus dalam pengoperasian. kami berupaya menjadi mitra andal bagi CBNCloud dalam memberikan solusi yang memudahkan pengelolaan strategi cadangan data bagi pengguna kami.” ujar Channel Manager Huawei Cloud Sultan Arifan.

Acara ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam membangun ekosistem keamanan data yang kokoh dan berkelanjutan, serta menjadi ajang berbagi pengetahuan.

Ini juga merupakan bukti komitmen CBNCloud dan Huawei Cloud dalam mendukung perkembangan teknologi cloud di Indonesia. Dengan platform kolaborasi seperti CBNCloud Connect, diharapkan tercipta kerjasama berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing dan inovasi di industri finansial.

Ancaman Siber Makin Serius, Apa Kabar Perlindungan Data Pribadi?

Sebelumnya, di era digital saat ini, kejahatan siber menjadi ancaman serius yang dapat merugikan individu dan organisasi. Mengingat peningkatan signifikan dalam kasus pelanggaran keamanan siber dan kebocoran data, kesadaran akan perlindungan data pribadi menjadi sangat penting.

Meningkatnya penggunaan teknologi dan internet telah membuka pintu bagi kejahatan siber. Menurut data terbaru, insiden kejahatan siber dan pelanggaran data telah meningkat secara drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), kebocoran data pribadi tahun ini berada di angka 20,8%, meningkat 8% dibandingkan tahun lalu.

Kejahatan siber tidak hanya berdampak pada perorangan tetapi juga organisasi. Individu yang menjadi korban pencurian identitas dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan dan kehilangan privasi. Sementara itu, organisasi yang menjadi korban dapat kehilangan kepercayaan dari pelanggan, mengalami kerugian finansial, dan menurunkan kredibilitas mereka.

“Perlindungan data pribadi bukan lagi sekedar pilihan melainkan kebutuhan mendesak di era digital. Kejahatan siber dapat menimpa siapa saja, dimana saja, kapan saja dan dampaknya bisa sangat merugikan," ungkap IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia Goutama Bachtiar dikutip Kamis (25/7/2024).

Oleh karena itu, melindungi data pribadi baik yang bersifat spesifik dan umum menjadi satu keharusan. Regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa dan UU Pelindungan Data Pribadi (PDP) di Indonesia memberikan beragam manfaat antara lain pelindungan hak fundamental masyarakat, payung hukum yang komprehensif, mendorong reformasi praktik pemrosesan data pribadi baik sektor publik dan privat.

Perlindungan Data Pribadi

Pada prinsipnya, pelindungan Data Pribadi adalah keseluruhan upaya untuk melindungi Data Pribadi dalam rangkaian pemrosesan Data Pribadi guna menjamin hak konstitusional subjek Data Pribadi.

Lebih lanjutnya, UU PDP tidak hanya berlaku bagi individu dan organisasi di Indonesia namun pihak asing di luar negeri yang menghimpun data pribadi WNI (ekstrateritorial) juga berkepentingan terhadap UU tersebut.

Grant Thornton Indonesia pun memberikan berbagai langkah yang dapat diambil untuk melindungi data pribadi.

“Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelindungan data pribadi menjadi faktor krusial. Penggunaan teknologi keamanan seperti enkripsi, autentikasi multi faktor, perbaharuan perangkat lunak secara teratur, hashing, dan masking, juga sangat dianjurkan. Selain itu, menerapkan praktik terbaik seperti membatasi informasi pribadi yang dibagikan di internet khususnya media sosial, waspada terhadap surat elektronik dan lampiran, berhati-hati dalam memberikan data dan informasi pribadi, baik daring maupun luring, penggunaan koneksi yang aman, adalah langkah sederhana namun efektif,” ujar Goutama.

“Kami percaya bahwa edukasi berkala dan berkesinambungan serta kesadaran para pemangku kepentingan adalah kunci untuk melindungi data pribadi. Mengingat pentingnya hal ini, kami mengajak masyarakat untuk mengambil langkah konkret. Dengan tindakan preventif yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko dan menjaga keamanan data pribadi kita semua," ujar dia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |