Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen melakukan praktik pengelolaan air yang berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.
Untuk itu, pada Februari 2023, Lippo Karawaci telah memulai kegiatan operasional daur ulang air limbah, ditandai dengan peluncuran fasilitas daur ulang air limbah baru di Lippo Village.
Fasilitas ini menggunakan proses ultrafiltrasi canggih untuk mengolah air limbah yang diproses oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sudah ada, mengubahnya menjadi air bersih yang sesuai standar.
Air daur ulang ini, meskipun tidak layak untuk diminum, berfungsi sebagai sumber daya yang berharga bagi pelanggan komersial. Mereka memanfaatkannya sebagai sumber air alternatif untuk kegiatan seperti membilas toilet dan pengoperasian menara pendingin.
Ke depannya, Lippo Village memiliki rencana untuk meningkatkan volume air yang diolah dari penampungan air hujan dan air limbah daur ulang. Saat ini, fasilitas daur ulang air limbah beroperasi dengan kapasitas 25 liter per detik (lps) pada tahap awal, dengan target mencapai kapasitas akhir 100 lps untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Group CEO Lippo Karawaci John Riady menyampaikan perusahaan meyakini bahwa keberlanjutan adalah strategi yang sangat penting yang dapat menggerakkan penciptaan nilai dan pertumbuhan jangka panjang bagi organisasi.
"Oleh karena itu, Lippo Karawaci menekankan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis utama, pekerjaan, dan manajemen risiko, guna memastikan organisasi menerapkan pendekatan menyeluruh yang menyertakan berbagai aspek ESG dari bisnis, sekaligus memaksimalkan potensi dari peningkatan efisiensi dan peluang-peluang baru," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11/2024).
Air Jadi Sumber Daya Vital, Tengok Pengembang Ini Cegah Kebocoran
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berkomitmen melakukan pencegahan kebocoran air ataupun kehilangan air, mengingat air merupakan sumber daya vital yang semakin langka di banyak daerah di Indonesia.
Untuk itu, Lippo Karawaci meningkatkan upaya untuk mengurangi kehilangan air dalam proses produksi dan distribusi. Lippo Karawaci juga memastikan penggunaan air yang efisien sekaligus mengurangi biaya yang terkait dengan kehilangan air.
Di samping itu, pencegahan kebocoran air juga dapat membantu mengurangi dampak kekeringan dan kelangkaan air terhadap masyarakat setempat.
Group CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, Lippo Karawaci telah menerapkan beberapa langkah untuk meminimalkan jumlah kehilangan air dalam produksi dan distribusi air. "Misalnya, penggantian peralatan dan suku cadang seperti pipa, pengukur tekanan, sistem pompa, dan filter," kata dia dikutip Selasa (29/10/2024).
Selain itu, menyediakan rencana induk dan studi infrastruktur guna mengoptimalkan kapasitas kolam retensi dan mengidentifikasi area tambahan yang dapat dikembangkan di dalam wilayah operasional perusahaan.
Studi neraca air juga dilakukan untuk menilai rasio pasokan air yang bersumber dari berbagai sumber daya air potensial di dalam pengembangan, termasuk kolam retensi, air daur ulang, dan pasokan air lokal (PDAM).
Pertumbuhan Jangka Panjang
Guna mengurangi kehilangan air, Divisi Pengolahan Air (Water Treatment Division/WTD, yang merupakan bagian dari layanan Town Management Division/TMD perusahaan), juga menerapkan berbagai langkah, seperti kalibrasi ulang meteran air, penggantian alat pengukur tekanan untuk mengontrol tekanan pipa distribusi, dan penggantian sistem pompa inverter untuk kontrol tekanan yang konstan.
Langkah-langkah ini tidak hanya berfungsi untuk menghemat air akan tetapi juga meningkatkan efisiensi sistem distribusi air, sehingga mengurangi biaya yang terkait dengan pemborosan air.
John Riady menyampaikan bahwa perusahaan meyakini bahwa keberlanjutan adalah strategi yang sangat penting yang dapat menggerakkan penciptaan nilai dan pertumbuhan jangka panjang bagi organisasi.
Oleh karena itu, Lippo Karawaci menekankan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis utama, pekerjaan, dan manajemen risiko, guna memastikan organisasi menerapkan pendekatan menyeluruh yang menyertakan berbagai aspek ESG dari bisnis, sekaligus memaksimalkan potensi dari peningkatan efisiensi dan peluang-peluang baru.