Liputan6.com, Jakarta - Kekalahan Real Madrid atas Paris Saint-Germain pada semifinal Piala Dunia Antarklub memastikan pasukan El Real angkat kaki dari gelaran turnamen tersebut. Hasil ini juga membuat mereka gagal meraih trofi bergengsi pada 2024/2025.
Terhentinya langkah Los Blancos juga mempercepat langkah salah satu gelandang legendaris mereka, Luka Modric, untuk meninggalkan klub. Gelandang 39 tahun asal Kroasia tersebut akan segera bergabung dengan klub kenamaan asal Italia, AC Milan.
Perjalanan karier Modric bersama Los Merengues tidaklah sebentar. Ia sudah menetap di Bernabeu selama 13 tahun. Modric datang sebagai anak muda yang tidak mendapat kepercayaan dan pergi sebagai pemain dengan gelar terbanyak sepanjang sejarah El Real.
Kepergian Luka Modric tentunya akan menyisakan kesedihan, baik bagi tim maupun para fans. Gelandang serbabisa itu telah memberikan segalanya selama bermain untuk tim asal ibu kota Spanyol tersebut, mulai dari gelar liga hingga juara Champions League tiga kali berturut-turut.
Awal Kedatangannya yang Meragukan
Modric direkrut Real Madrid dari klub asal Inggris, Tottenham Hotspur, pada musim panas 2012/2013. Awal kedatangannya menimbulkan banyak pertanyaan dari para fans. Modric diragukan sebab pada masa itu namanya tidaklah tenar, tak seperti pemain-pemain Galacticos yang biasa didatangkan Los Blancos.
Perjalanan Modric pun tak mulus. Ia lebih sering mengisi bangku cadangan pada masa-masa awalnya di Madrid. Pelatih El Real kala itu, Jose Mourinho, lebih sering memainkan gelandang lain seperti Xabi Alonso, Sami Khedira, hingga Mesut Ozil dibanding menggunakan jasa Modric.
Perlahan namun pasti, kapten timnas Kroasia itu mulai mendapat kepercayaan untuk mengisi lini tengah Los Merengues, terutama setelah Carlo Ancelotti ditunjuk untuk mengisi jabatan pelatih. Ia sering ditandemkan bersama Xabi Alonso dan Angel di Maria yang kemudian menjuarai Champions League musim 2013/2014.
Membentuk Trio Gelandang Legendaris
Periode tersukses Luka Modric bersama Real Madrid mungkin terjadi pada tahun 2015-2018. Kala itu, Los Blancos yang dinahkodai Zinedine Zidane berhasil menjuarai Champions League selama tiga tahun berturut-turut, menjadikan tim yang bermarkas di Bernabeu itu tim pertama yang mampu melakukannya.
Dalam rentang waktu tersebut, Modric dipercaya untuk mengisi pos tengah Madrid, bersama dengan Toni Kroos dan Casemiro. Mereka kemudian menjelma sebagai trio gelandang tersukses sepanjang sejarah Los Blancos. Puncaknya, Modric meraih gelar Ballon d’Or pada tahun 2018.
Setelah itu juga, Modric menjadi satu-satunya gelandang yang tersisa. Pada musim 2022/2023, Casemiro memutuskan untuk hijrah ke Manchester United. Lalu dua musim setelahnya, Kroos memilih untuk mengakhiri karier profesional sepak bolanya setelah 17 tahun.
Tinggal 1 Pemain dari Era Hattrick UCL
Perjalanan Luka Modric yang semakin dekat menuju AC Milan semakin menutup lembaran pemain yang tersisa dari era hattrick UCL Real Madrid. Apabila kepindahannya sudah resmi, maka pemain yang tersisa dari periode kesuksesan tersebut hanya menyisakan Dani Carvajal seorang.
Karier Carvajal bersama Real Madrid pun sudah di fase akhir. Ia baru saja sembuh dari cedera ACL dan kini harus berusaha menggeser posisi Trent Alexander-Arnold maupun Federico Valverde yang lebih dipercaya oleh Xabi Alonso. Usianya yang tak muda lagi tentunya akan memengaruhi keputusan sang pelatih untuk memainkannya.
Apabila Carvajal memutuskan untuk pergi, maka berakhirlah sudah era keemasan Real Madrid selama periode 2014-2024. Kini, para pemain muda mesti menunjukkan kualitas mereka dan membawa El Real menuju kejayaan lagi, setelah mengalami musim yang kurang menyenangkan di 2024/2025.