Liputan6.com, Jakarta Piala AFF U-23 2025 akan menjadi momen penting bagi Timnas Indonesia U-23 untuk kembali unjuk gigi di level Asia Tenggara. Turnamen ini akan digelar di Indonesia, dan skuat Garuda Muda tentu punya ambisi besar untuk mengulang kesuksesan pada edisi 2019 lalu, saat mereka keluar sebagai juara.
Sebagai tuan rumah, Indonesia tergabung di Grup A bersama Brunei Darussalam, Filipina, dan Malaysia. Di atas kertas, peluang lolos ke fase gugur cukup terbuka. Namun, tantangan terbesar datang dari dalam: konsistensi performa dan ketajaman lini depan.
Pelatih Gerald Vanenburg telah merilis 23 pemain untuk turnamen ini, dengan dua nama yang diplot sebagai penyerang tengah: Hokky Caraka dan Jens Raven. Keduanya membawa karakter berbeda, namun punya potensi besar untuk menjadi pembeda di lini serang.
Hokky Caraka: Modal Pengalaman dan Ketajaman yang Teruji
Hokky Caraka menjadi nama yang tak asing bagi publik sepak bola nasional. Meski usianya masih muda, pemain kelahiran 2004 itu telah mengoleksi pengalaman bersama Timnas senior maupun di kompetisi domestik bersama PSS Sleman.
Musim lalu, Hokky mencetak tiga gol untuk PSS Sleman di Liga 1. Di level internasional, ia mencatatkan dua gol dari 10 caps bersama Timnas Indonesia senior. Statistik ini menunjukkan bahwa Hokky bukan hanya sekadar pelengkap, tapi sosok yang bisa diandalkan di lini depan.
Dengan insting gol yang tajam dan kemampuan bermain sebagai target man, Hokky berpeluang menjadi ujung tombak utama Garuda Muda di Piala AFF U-23 kali ini.
Jens Raven: Talenta yang Siap Meledak
Jika Hokky menawarkan pengalaman, maka Jens Raven menyumbangkan kejutan. Striker berdarah Belanda ini baru bergabung dengan Bali United dan belum mencicipi menit bermain di level senior, baik di klub maupun timnas.
Namun, catatan Raven di kelompok usia muda tak bisa dipandang sebelah mata. Bersama Timnas U-19, ia mencetak empat gol dari lima laga. Sementara di level U-20, ia menorehkan empat gol dari 12 penampilan. Catatan ini membuktikan bahwa ia punya naluri gol tinggi dan mampu tampil konsisten di level usia.
Meski minim pengalaman, Raven berpotensi menjadi senjata rahasia Vanenburg jika diberi kepercayaan. Postur tinggi, pergerakan tanpa bola, serta penyelesaian akhir yang matang menjadi modal berharga bagi striker berusia 19 tahun itu.
Winger dan Gelandang Serang: Sumber Gol Alternatif
Ketajaman lini depan Indonesia tak hanya bergantung pada dua penyerang tengah. Vanenburg juga membawa sejumlah pemain sayap dan gelandang serang dengan produktivitas yang layak diperhitungkan.
Rahmat Arjuna, misalnya, tampil impresif bersama Bali United musim lalu. Ia mencatatkan enam gol dan empat assist di Liga 1. Kecepatannya di sisi kanan serta kemampuan melewati lawan bisa menjadi senjata ampuh untuk membuka ruang di pertahanan lawan.
Lalu ada Rayhan Hannan, pemain serbabisa yang mampu mengisi hampir semua posisi di lini serang. Bersama Persija Jakarta musim lalu, ia menyumbang lima gol dan tiga assist dari 26 pertandingan. Fleksibilitasnya menjadi nilai tambah yang sangat penting dalam turnamen pendek seperti ini.
Nama-nama lain seperti Victor Dethan, Yardan Yafi, Firman Juliansyah, dan Toni Firmansyah juga tak bisa dikesampingkan. Mereka memiliki atribut menyerang yang komplet dan bisa menjadi solusi saat tim membutuhkan variasi di lini depan.