Liputan6.com, Jakarta - Analis optimistis harga emas kembali positif pada pekan ini, demikian juga investor ritel. Hal itu ditunjukkan dari survei emas mingguan Kitco.
Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (21/10/2024), pada pekan ini, 16 analis berpartisipasi dalam survei emas kitco mingguan. 15 dari 16 ahli, 94 persen dari yang disurvei percaya harga emas akan naik pada pekan depan. Sedangkan satu-satunya analis yang mewakili 6 persen bersikap netral terhadap prospek emas dalam jangka pendek.
Sementara itu, 159 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco. Mayoritas investor Main Street kembali bergabung untuk harga emas yang berpotensi positif. 115 pelaku pasar atau 72 persen prediksi harga emas akan naik pekan ini. Sedangkan 27 atau 17 persen yang perkirakan emas akan melemah. Sedangkan sisanya 17 mewakili 11 persen dari total suara melihat harga emas akan sideways pada pekan ini.
Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski optimistis terhadap harga emas ke depan. “Reli saat ini tampak tak henti-hentinya dan dengan harga yang menembus level tertinggi baru dan tidak ada kalender penting, momentum positif emas,” ujar dia.
Ia menambahkan, hal yang penting bagi emas adalah reli didorong oleh apresiasi terhadap mata uang dan bukan hanya dolar AS. “Pada kasus pekan ini, lonjakan dipicu oleh pemangkasan suku bunga bank sentral Eropa,” kata Colin.
Demikian juga disampaikan Direktur Bannockburn Global Forex. Ia menuturkan, emas masih memiliki momentum naik. “Emas mencapai level tertinggi baru sebelum akhir pekan mendekati USD 2.717. Kenaikan terakhir telah terjadi bersamaan dengan dolar AS yang lebih kuat dan suku bunga AS lebih tinggi,” tutur dia.
Ia menilai, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga masih tinggi. Selain itu, KTT BRICS mendatang menyoroti permintaan bank sentrasl terhadap emas.
"Meskipun indikator momentum konstruktif, emas di pasar spot berada di atas Bollinger band atasnya,” ia menambahkan.
Ia menuturkan, pemilihan umum di Amerika Serikat juga mulai menjadi fokus. “Implikasi dari kemungkinan kemenangan Trump signifikan dan kemungkinan mendukung emas,” kata dia.
Sentimen yang Bayangi Harga Emas
Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom menuturkan, harga emas akan naik. Hal ini seiring investor global harus terus melindungi dari ketidakpastian dan potensi kekacauan menjelang pemilihan Presiden AS berikutnya. “Sekali lagi, ada pemakin global yang semakin putus asa untuk menciptakan perubahan politik,” kata dia.
Head of Currency Strategy Forexlive.com, Adam Button menuturkan, harga emas akan menguat. “Momentumnya mengesankan, tidak perlu melawannya,” ujar dia.
Pada pekan ini kemungkinan besar akan didominasi pertemuan ekonomi tingkat tinggi di AS dan luar negeri. Hal ini seiring Dana Moneter Internasional (IMF) mengadakan pertemuan dua tahunannya di Washington DC mulai Senin. Sedangkan negara-negara BRICS+ akan bertemu di Rusia untuk pertemuan tahunannya mulai Selasa pekan ini. Blok perdagangan itu diharapkan akan mengumumkan anggota baru dan sistem pembayaran baru yang keduanya berpotensi memengaruhi dolar AS dan harga emas ke depan.
Dolar AS Menguat
Seiring dengan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan pemilihan umum yang semakin dekat di Amerika Serikat, pasar akan mencermati pengumuman kebijakan moneter Bank of Canada dan penjualan rumah lama di AS pada Rabu, survei PMI sektor manufaktur dan jasa Flash S&P Global, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan rumah baru di AS pada harKamis, serta rilis pesanan barang tahan lama AS pada Jumat pagi.
Sementara itu, Direktur Walsh Trading Sean Lusk mengamati pasar yang mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada Jumat, 18 Oktober 2024. Pelaku pasar mungkin bertanya-tanya apa yang dapat hentikan momentum emas.
"Anda mengalami kenaikan dolar AS baru-baru ini, itu tidak masalah, bukan? Maksud saya tidak ada. Saham, tidak masalah, apa pun yang dilakukan atau tidak dilakukan pasar obligasi, itu juga tidak masalah,” kata dia.
Ia menambahkan, imbal hasil obligasi yang akan bebani harga emas.”Dolar AS yang lebih tinggi menyebabkan logam menderita, dan itu tidak masalah. Itu hanya memberi tahu Anda hal ini sangat kuat. Semua orang mematoknya secara teknis hingga USD 2.770,USD 2.780,dan kemudian kita akan melihat ke mana kita akan pergi,” ia menambahkan.
Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi
Sebelumnya, harga emas dunia melonjak di atas batas historis di USD 2.700 per ons pada perdagangan hari Jumat. Kenaikan harga emas dunia ini didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, ketidakpastian pemilihan umum Amerika Serikat (AS), hingga ekspektasi kebijakan moneter yang longgar.
Mengutip CNBC, Sabtu (19/10/2024), harga emas di pasar spot naik 1% menjadi USD 2.720,05 per ons pada pukul 02.58 PM dan telah naik 2,4% sejauh minggu ini.
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS berakhir 0,8% lebih tinggi menjadi USD 2.730 per ons.
"Dengan meningkatnya konflik terutama setelah pengumuman Hizbullah untuk meningkatkan perang dengan Israel, investor berbondong-bondong ke emas, aset safe haven tradisional," kata pedagang logam mulia Heraeus Metals Germany Alexander Zumpfe.
Janji Israel dan musuh-musuhnya Hamas dan Hizbullah untuk terus bertempur di Gaza dan Lebanon memupus harapan bahwa kematian seorang pemimpin militan Palestina dapat mempercepat berakhirnya perang yang meningkat di Timur Tengah.
Meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas, didorong oleh penghindaran risiko dan kekhawatiran atas ketidakstabilan pasar global.
"Menambah momentum, kekhawatiran seputar pemilihan presiden AS dan antisipasi kebijakan moneter yang lebih longgar telah semakin memicu reli," tambah Zumpfe.